Lihat ke Halaman Asli

Transformasi Digital, dari Awal yang Sederhana Menjadi Content

Diperbarui: 8 Desember 2024   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rino atau yang biasa dipanggil Reno , lahir di dalam keluarga yang sangat sederhana , dan hidup di keluarga yang tidak lengkap, ayahnya yang meninggalkan istrinya dan istrinya yang sudah meninggal dunia akibat penyakit. Meskipun kedua orang tuanya sudah tiada namun, Reno tidak sama sekali merasa kekurangan. Sejak usia 10 tahun sudah tinggal Bersama nenek dan kakek, dan mereka lah yang mendidik Reno dari usia 10 tahun dan diajarkan untuk mandiri sejak dini. Hidup di kota bandung dan besar tanpa kedua orang tua, Reno menjadi seorang anak yang jauh dari kata hal mewah.

Kondisi ini menciptakan mental dan emosional nya tidak terkendali. Neneknya selalu berusaha untuk menghibur atau berusaha untuk membujuk supaya tidak merasa terlalu memikirkan tentang keluarga, meski begitu Reno tidak bisa menyembunyikan ekspresinya tersebut. Reno yang terbiasa akan permasalahan dan menyelesaikan nya sendiri tanpa ada orang yang ikut campur di permasalahan tersebut. Nenek dan Kakek Reno sangat-sangat mengajarkan akan hal nya menghargai seseorang, terutama orang yang lebih kurang mampu di banding dirinya. Dan ajaran inilah yang membuat Reno sangat lapang dada saat menghadapi apapun masalahnya dan menyelesaikannya. Karena itu Reno menjadi anak yang sangat di lirik di keluarganya.

Tertariknya Reno pada dunia content creator bermula saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) . Ia sering bermain game online di warnet yang ada di dekat rumahnya . Hingga waktu sepulang Sekolah Reno tidak langsung pulang kerumahnya layaknya anak-anak pada umumnya . Hampir setiap pulang Sekolah Reno langsung pergi ke warnet tersebut . Hal ini membuatnya bertekad untuk menjadi seorang Content Creator game yang ingin menghasilkan banyak uang .

Sebagai anak yang lahir dari keluarga sederhana dan juga mempunyai cita-cita ingin menghidupi keluarga nya dengan sangat layak . Reno mengambil kesempatan tersebut sebagai peluang untuk menghasilkan uang yang banyak . Dan seringnya berinteraksi dengan berbagai Content Creator , itu membuat Reno termotivasi dan ingin segera mengambil Langkah menjadi Content Creator.

Setelah menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di salah satu daerah di Bandung . Reno memutuskan untuk belajar bagaimana menjadi Content Creator . Memulai dengan menonton Content Creator lain di berbagai media sosial dan berbagai platform , bagaimana cara menjadi seorang Content Creator yang banyak ditonton juga menghibur para viewers . Reno mencoba membuat video dengan salah satu game yang pembawaannya unik hingga humor agar viewers tertarik dengan apa yang dia buat.


Pada awalnya setiap seminggu 3 kali video berhasil ia upload ke berbagai media sosial , namun viewers tersebut tidak memenuhi target yang di inginkan . Tetapi itu tidak membuat Reno patah semangat untuk menjadi seorang Content Creator . Dengan konsistensi yang ia miliki dan mulai mempelajari SEO , algoritma media sosial , dan cara membuat konten lebih menarik dan mudah ditemukan . Dan mulai membangun hubungan dengan pengikut melalui komentar , pesan langsung dan Q&A . ini membantu Reno dan viewers lebih memahami apa yang disukai audiens dan apa yang perlu diperbaiki .


Menurutnya pengetahuan yang wajib dimiliki seorang Content Creator adalah pengetahuan tentang media produksi, komunikasi, teknik serta metode penyebarannya. Termasuk juga cara alternatif untuk menginformasikan dan menghibur melalui tulisan, lisan ataupun media visual, Pengetahuan tentang teknik, peralatan, prinsip desain, termasuk dalam memproduksi rencana teknikal yang presisi, cetak biru, gambar dan model. Dan pengetahuan tentang struktur isi dari Bahasa Inggris, termasuk juga arti dan ejaan dari setiap kata, aturan komposisi, serta tata bahasanya. Jadi jika ada orang yang menganggap bahwa Content Creator itu adalah youtuber saja, maka itu salah, menurutnya youtuber adalah seorang Content Creator yang membuat content dengan hasil dari perpaduan suara, dan gambar, bahkan ada juga yang menggunakan tulisan, semenjak nama youtuber sudah tersebar, sebenarnya banyak sekali Content Creator yang sudah ada semenjak lama, contohnya komikus, musisi, dan lainnya.


Setelah menemukan passion, menurutnya, seorang konten kreator sering kali dihadapkan dengan berbagai tantangan yang tidak sedikit. Salah satu tantangan terbesar adalah membangun audiens. Tanpa audiens yang cukup besar dan setia, sulit bagi seorang kreator untuk terus berkembang. Ini adalah kenyataan yang sering kali dihadapi oleh konten kreator baru, yang harus berjuang keras untuk mendapatkan perhatian di tengah lautan konten yang ada di internet.

Awal mula membangun audiens tidak jarang disertai dengan perasaan frustrasi. Kreator sering kali merasa bahwa konten mereka tidak dilihat oleh siapa pun, meskipun mereka sudah bekerja keras untuk membuatnya. Proses ini menguji ketahanan dan semangat mereka. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada jalan pintas dalam membangun audiens yang solid. Beberapa kreator memerlukan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sebelum mereka bisa menarik perhatian audiens yang cukup besar.

Sebagai tambahan, pembuatan konten pada awalnya juga bisa sangat teknis dan memerlukan keterampilan khusus. Kreator yang baru memulai sering kali harus belajar dari dasar, seperti cara menggunakan kamera, mengedit video, atau memanipulasi gambar. Meskipun banyak aplikasi dan perangkat lunak yang user-friendly tersedia, tidak semua orang langsung paham cara memaksimalkan alat-alat tersebut. Banyak kreator memulai dengan peralatan sederhana, seperti smartphone dan editor video dasar, dan seiring waktu mereka meningkatkan kualitas alat yang digunakan.

Teknik pengambilan gambar dan editing adalah keterampilan yang berkembang seiring berjalannya waktu. Kreator yang berhasil adalah mereka yang terus berinovasi dalam gaya dan teknik pengeditan mereka, mengikuti tren atau bahkan menciptakan tren mereka sendiri. Sebagai contoh, tren editing tertentu bisa viral di media sosial, dan kreator yang mampu mengadaptasi teknik tersebut dengan gaya mereka sendiri cenderung mendapatkan perhatian lebih. Namun, tantangan tetap ada, dan pembelajaran terus-menerus menjadi bagian dari perjalanan seorang kreator.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline