Lihat ke Halaman Asli

Di Jalan Pulang

Diperbarui: 1 Februari 2022   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di pelupuk mata, sebentuk kacang almond berpendar senyum Tuhan, kala hari membenamkan keresahannya

Dan senja, senja kesayanganmu. Jingga yang melebur memang selalu mengagumkan. Kali ini bukan di lautan kesukaanmu, kali ini di hamparan paya. cukup membuatku iri, alam begitu cantik

Di ujung jalan ini, penunggu tetap menunggu, tubuh pulang, Ke pelukan

Dan jalan ini menjadi saksi, betapa menunggumu tak lagi pernah sampai, sampai menemukanmu lagi

Dan senja ini, teman terbaik di perjalanan upaya melupakan. Bagaimana di setiap malam, tahun berlalu ingin menghapus jejak, sayang sejarah Menyimpannya, di museum tepat sebelum tidur

Dan Kebisuan kala itu masih tinggal di sini Bersamaku, hanya sendiri menikmati jalan pulang. Memburu senja sebelum malam tiba

Begitu banyak yang tidak aku bisa, begitupun menyambutmu pergi mengembara di keabadian

Bagaimanapun, kehilangan  bagian dari hidup. Seperti hilangnya senja menuju malam, Kehilanganmu sama saja membuatku malang

M/1/2/22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline