Lihat ke Halaman Asli

Miftahul Huda

Mahasiswa Magister Psikologi UIN Malang

Psikologi Barat vs Psikologi Islam

Diperbarui: 7 Agustus 2023   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi [Pixabay] 

Ilmu yang mempelajari kejiwaan dengan segala aspeknya, saat ini sering kita kenal dengan istilah psikologi. Psikologi sering dikaitkan dengan keilmuan modern yang menarik untuk diulas karena bersifat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga dikaitkan dengan tokoh-tokoh mashur dalam psikologi modern seperti Sigmund Freud yang terkenal dengan teori Psikoanalisisnya, B.F Skinner dengan teori Behavioristiknya, Abraham Maslow dengan teori Humanismenya, serta Jean Piaget dengan teori Kognitivismenya. Serta keilmuan psikologi baru diakui sebagai ilmu pengetahuan dengan ditandai berdirinya laboratorium psikologi pertama pada tahun 1879 yang didirikan oleh Wilhelm Wundt di Leipzig Jerman.

Namun ternyata, kenyataannya pemahaman terkait kejiwaan manusia atau saat dulu biasa disebut dengan istilah ilmu nafs, telah dikaji oleh kalangan para sufi dan tokoh muslim terkemuka sebelum Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium pertama. Tokoh-tokoh muslim yang mengkaji terkait kejiwaan manusia seperti: Ibnu Rusyd dengan gagasan konsep ”an-nafs, al-ruh, al-`aql, dan al- qalb” menjadi dasar utama kajian psikologis. Ibnu Sina Tidak kurang dari 450 buku karya tulis yang menjadi referensi kemajuan ilmu dan teknologi di era Eropa dan modern. Diantara kitab Beliau yang terkait dengan Psikologi adalah Ahwal An Nafs. Al-Ghazali Beliau lebih memadukan antara tasawuf dan psikologi sebagai bagian pembentukan kepribadian yang sehat dunia akherat, Fakhruddin Ar-Razi yang terkenal kitab karangannya dengan judul kitab firasat. Dan masih banyak lagi tokoh muslim yang memiliki kajian dan pemikiran tentang manusia.

Kali ini penulis menyajikan perbedaan dari segala aspek antara Psikologi Barat dan Psikologi Islam sebagai pengetahuan umum, dan tidak untuk disalah artikan mana yang benar dan mana yang salah. Namun untuk kemaslahatan bahwa kedua keilmuan ini saling untuk melengkapi. Berikut adalah perbandingan Psikologi Barat dan Islam dari berbagai aspek.

Yang pertama asal-usul. Psikologi Barat berkembang dari tradisi ilmiah dan pemikiran filosofis di Barat. Ia berfokus pada aspek psikologis manusia berdasarkan observasi, penelitian empiris, dan metode ilmiah lainnya. Sedangkan Psikologi Islam berakar pada ajaran Islam dan penafsiran Al-Quran serta Hadis. Ia menggabungkan aspek spiritual, mental, dan sosial dalam memahami manusia. Kedua andangan tentang anusia. Psikologi Barat cenderung memandang manusia sebagai makhluk sekuler dengan fokus pada aspek psikologis dan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Dimensi spiritual cenderung kurang diperhatikan dalam beberapa aliran psikologi Barat. sedangkan Psikologi Islam memandang manusia sebagai makhluk holistik yang memiliki dimensi fisik, mental, emosional, dan spiritual. Dimensi spiritual sebagai bagian penting dalam pemahaman perilaku manusia.

Ketiga sumber pengetahuan. Psikologi Barat mengandalkan metode ilmiah, penelitian empiris, dan observasi untuk memperoleh pengetahuan tentang manusia dan perilakunya. Sedangkan Psikologi Islam menggunakan sumber-sumber ajaran Islam, seperti Al-Quran dan Hadis, sebagai dasar untuk memahami manusia dan memberikan panduan dalam membantu individu mencapai kesejahteraan spiritual dan psikologis. Keempat tujuan terapi. Psikologi Barat memiliki tujuan terapi sering berfokus pada pemecahan masalah, perubahan perilaku, dan peningkatan kesejahteraan psikologis. Sedangkan Psikologi Islam meiliki tujuan terapi lebih berorientasi pada pencapaian keseimbangan spiritual, peningkatan kesadaran diri, dan mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan Allah.

Kelima metode Iintervensi. Psikologi Barat menggunakan beragam metode terapi, seperti kognitif-behavioral therapy (CBT), terapi perilaku, terapi keluarga, dan lain-lain. Sedangkan Psikologi Islam mengintegrasikan nilai-nilai dan ajaran Islam dalam pendekatan terapinya, seperti terapi dzikir, taubat, dan refleksi diri berdasarkan nilai-nilai Islam. Keenam etika dan akhlak.  Psikologi Barat memiliki etika profesional yang berfokus pada kerahasiaan klien, integritas, dan keadilan dalam memberikan pelayanan terapi. Sedangakan Psikologi Islam menekankan pentingnya akhlak dan etika Islam dalam praktek profesional, termasuk sikap welas asih, kejujuran, dan keikhlasan dalam membantu individu.

Perbedaan antara Psikologi Barat dan Psikologi Islam mencerminkan perbedaan dalam pandangan dunia dan sumber keilmuan yang menjadi pijakan bagi masing-masing bidang. Sebagai tambahan, beberapa psikolog Muslim telah berusaha untuk mengintegrasikan elemen-elemen dari kedua tradisi untuk menciptakan pendekatan yang holistik dalam membantu individu mencapai kesejahteraan psikologis dan spiritual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline