Lihat ke Halaman Asli

Miftahul Huda

Mahasiswa Magister Psikologi UIN Malang

Kuliah untuk Hidup Bukan untuk Kerja

Diperbarui: 29 Juli 2023   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Speckyboy Design Magazine

Seluruh mahasiswa kelas Psikologi A Universitas Islam Konoha telah siap untuk diajar mata kuliah Antropologi oleh Abah. Semua alat telah lengkap dan siap, mulai dari projector yang telah menyala dan terhubung ke laptop, serta map berwarna merah yang berisikan data absensi mahasiswa pun telah siap di meja dosen depan kelas gedung B116. Seluruh mahasiswa duduk berputar layaknya pejabat yang sedang memikirkan negara, di situlah diskusi di mulai sebelum Abah masuk ke dalam kelas.

Dari kejauhan terlihat Abah yang berjalan menuju kelas dengan menggunakan baju koko putih yang sangat bersih serta songkok rotan yang identik dengan sebutan songkoknya Gus Dur. Abah masuk kelas dengan mengucapkan salam.

     “Assalamualaikum Wr.Wb”

     “Waalaikumsalam Wr.Wb” jawab seluruh mahasiswa yang berada dalam kelas .

     Tidak ada mahasiswa yang berbicara satu kata pun setelah Abah mengucapkan salam. Lantas Abah memanggil ketua kelas untuk mengabsen.

     “Siapa ketua kelasnya?” tanya Abah.

     “Saya Bah” sahut salah satu mahasiswa yang bernama Hudi.

Hudi pun mengabsen teman sekelasnya. Setelah selesai Abah langsung menerangkan materi. Di dalam pemaparan yang Abah sampaikan, Abah selalu mengingatkan kepada mahasiswanya untuk berpegang teguh soal “Kuliah itu untuk hidup, bukan untuk kerja”. Lalu Abah menjelaskan soal Bayi yang ketika lahir dia tidak membawa apa-apa dan tidak bisa apa-apa. Andai kata kalo di bandingkan anak Ayam sama anak manusia, ketika baru lahir. Maka, bisa di pastikan bahwa anak Ayam jauh lebih kuat dari pada anak manusia. 

Abah pun lalu mencontohkan sebuah peristiwa. Jika anak Ayam baru menetas. lalu di pisahkan dengan induknya, namun masih di tinggali beberapa makanan Ayam seperti pur, dedak, serta beras. Maka bisa di pastikan ketika di tinggal selama sepekan, lalu di lihat kembali. Maka anak Ayam tersebut akan lebih besar dan masih bertahan hidup. Beda ceritanya jika anak Manusia atau Bayi baru lahir. Di tingal oleh Mama atau Ibunya, lantas di tinggali bekal makanan seperti susu, bubur bayi, dll. Maka, bisa di pastikan selama di tinggal sepekan, lalu di lihat kembali. Pasti Bayi tersebut sudah tidak bernyawa. Begitulah lemahnya manusia saat baru lahir, kosong dan tidak bisa apa-apa.

Lalu manusia yang tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Memiliki proses yang panjang dalam penangkapan sebuah informasi yang di simpan dalam kognitif manusia. Lalu di keluarkan kembali data tersebut saat informasi di butuhkan. Yang di maksud sebuah informasi ialah sebuah penangkapan panca indera manusia saat awal kehidupan sampai menuju ke tahap perkembangan berikutnya. Seperti, Bahasa, perilaku orang sekitar, cara menggunakan barang, dll.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline