“Bully”, kita sering mendengar kata-kata ini ketika ada seseorang yang telah dikerjain atau diusilin oleh temannya sendiri, ntah secara baik baik ataupun sampai kepada hal yang tidak enak dilihat dan dipandang, yang penting dia disaikiti lah bahasa umumnya, dalam suatu kamus bahasa inggris menyatakan bahwa arti dari kata Bully ialah: (gertakan) orang yang mengganggu orang lemah. atau diartikan sebagai perilaku verbal atau fisik yang dimaksudkan untuk menyerang orang lain yang kurang kuat.
Nah siapakah yang lebih cenderung dijadikan korban Bullying ? dan siapa pelakunyaa ?. dibandingkan anak-anak lain pada umumnya, yang menjadi korban Bullying adalah lebih banyak menyatakan merasa kesepian dan kesulitan berkawan, sementara para pelaku bullying lebih banyak yang memiliki ranking rendah serta terlibat dalam tingkahlaku merokok dan minuman alkohol. para peneliti mengemukakan bahwa anak-anak yang cemas, secara social menarik diri, dan agresif memiliki kecenderungan lebih besar untuk menjadi korban bullying (Hanish & Guerra 2004). Dan dalam banyak kasus, pelaku Bullying menyiksa para korban tidak lain adalah untuk mendapatkan status yang lebih tinggi di kelompok kawan sebayanya dan pelaku disini tidak cukup kuat untuk melakukan Bullying, maka mereka cenderung memerlukan orang lain untuk menyaksikan kekuasaannya. Naah disini pelaku juga akan mendapatkan tolakan atau lawanan dari teman sebayanya yang mana mereka dianggap sebagai ancaman bagi pelaku Bullying tersebut. Memang mereka kebanyakan hannya bullying teman sebayanya saja, karena jika mereka bullying sama diatas mereka, justru mereka akan yang terkena bullying itu sendiri.
Diatas sudah sedikit dijelaskan mengenai pengertian dari bullying serta pelaku dan siapa korban dari bullying itu sendiri, semua itu memang mengalami rotasi tersendiri, dan kita juga tidak bisa menolak rotasi itu, kita mungkin pernah di bullying atau mungkin juga menjadi pelaku dari bullying itu sendiri, baiklah semua itu ada sebab dan akibatnya, sekarang ini kita lihat apa akibat dari bullying itu ? kata (Burnstein klonek dkk 2007) bahwa pelaku bullying dan korbannya dimasa remaja cenderung mengalami depresi bahkan ada yang lebih parah lagi sampai mencoba bunuh diri. Dan mereka para pelaku ataupun korbannya itu beresiko terhadap kesehatannya (seperti sakit kepala, pusing, sulit tidur, dan merasa cemas) dari pada mereka yang tidak terlibat Bullying. Waaah lumayan parah yah akibat yang didampakkan oleh bullying ituu.
Kita sebagai guru ataupun orang tua wajib hukumnya untuk menginstruksikan kepada anak-anak kita dalam peningkatkan relasi terhadap teman sebaya dan menjadikan teman kita itu adalah bener-bener teman yang bisa menemani kita dan membantu masalah yang kita alami, teman adalah segalanya, bukan untuk di bullying dan dijadikan korban. Karena sahat itu adalah teman hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H