Lihat ke Halaman Asli

Miftahul Farichah

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila Berkaitan dengan Tragedi Berdarah G30S/PKI

Diperbarui: 9 Oktober 2022   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Pancasila Sakti. Sumber Ilustrasi : KOMPAS.com/Asprilla Dwi Adha

Apakah ideologi Pancasila ada kaitannya dengan tragedi G30S/PKI? Mari kita bicara tentang Tragedi G30S/PKI dulu.
Peristiwa ini merupakan peristiwa berdarah, sangat kejam yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan memakan banyak korban terutama tokoh bangsa Indonesia. Peristiwa ini terjadi dua hari satu malam. Dalam peristiwa berdarah ini, enam jenderal berpangkat tinggi dan seorang kapten tewas dan dimasukkan ke dalam sumur atau lubang yang terletak di Desa Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, yang dikenal sebagai Lubang Buaya.

Tokoh nasional tersebut adalah Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, Mayjen TNI Raden Suprapto, dan Mayjen TNI Siswondo Parman. Mayat mereka ditemukan pada Oktober 1965.

Sasaran utama sebenarnya dalam peristiwa berdarah ini adalah Jenderal TNI Abdul Harris Nasution. Namun, ia selamat, sedangkan Letnan CZI Andreas Tendean dan Ade Irma Suryani Nasution, putri Jenderal TNI Abdul Harris Nasution, tewas karena salah sasaran. Tak hanya petugas yang menjadi korban, masih ada beberapa korban yang tewas dalam peristiwa berdarah tersebut. Beberapa korban adalah Letkol Sugiyono Mangunwiyoto, Kolonel Katamso Darmokusumo, dan Bripka Karel Satsuit Tubun.
Pemberontakan 30 September atau G30S 1965 ditengarai merupakan upaya PKI untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno dan sekaligus menggeser ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai resmi di Indonesia. Partai ini berideologi komunis dan didirikan sebelum Indonesia merdeka. PKI adalah partai tertua di Indonesia. Cikal bakal terbentuknya partai ini adalah serikat buruh yang dibentuk dan dibentuk oleh Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet. Anggota partai ini terdiri dari 85 orang Belanda yang bekerja di Pelabuhan Belanda. Meski berideologi komunis, partai ini cukup diterima oleh masyarakat Indonesia.

G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi NASAKOM atau Nasionalisme, Agama, dan Komunisme yang telah berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin dilaksanakan, yaitu 1959-1965 di bawah pemerintahan Presiden Soekarno. Beberapa hal lain yang menyebabkan terjadinya gerakan yang membunuh para jenderal tersebut adalah disharmonisasi hubungan antara anggota TNI dan PKI. Kontradiksi pun muncul di antara keduanya. Selain itu, berita tentang kesehatan Presiden Soekarno juga turut andil dalam pemberontakan G30S PKI.

Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit atau pemimpin terakhir PKI. Di bawah kendali Dipa Nusantara Aidit, perkembangan PKI semakin nyata meski diperoleh melalui sistem parlementer. 

Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni Soviet.

Selain itu, dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Prawoto, beberapa tujuan G30S PKI, yaitu :

  • Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.
  • Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
  • Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
  • Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
  • Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

Dikutip dari Jurnal Gerakan 30 September 1965 dalam Perspektif Filosofis Sejarah Marxisme karya Harsa Permata, pada 1 Oktober 1965 pukul 18.00 WIB, Soeharto mulai melancarkan strategi bersama pasukannya untuk memberantas tragedi Gerakan 30 September. Operasi ini diikuti dengan penangkapan beberapa tokoh yang diduga terlibat Gerakan 30 September.

Lalu bagaimana sejarah munculnya peringatan Hari Kesaktian Pancasila?
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila sendiri didasarkan pada peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada tanggal 30 September 1965. Setahun setelah peristiwa G30S/PKI, tepatnya pada tanggal 17 September 1966, Soeharto sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban mengeluarkan Keputusan Menteri/Panglima TNI tentang Penetapan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini berupaya untuk memperingati Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia yang suci dan tidak dapat digantikan oleh apapun.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dilaksanakan untuk memperingati sejarah dalam membela ideologi bangsa, termasuk penghormatan atas jasa-jasa para tokoh nasional Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal dengan G30S/PKI. Gejolak yang muncul akibat G30S/PKI sendiri akhirnya dapat diredam oleh TNI dan beberapa pihak lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline