Lihat ke Halaman Asli

Percikan Masa Depan

Diperbarui: 24 November 2020   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Masa putih abu seakan menjadi debu
Gerbang baru mencari ilmu
Seakan tak percaya
Kebahagiaan yang sementara

Kurindukan kawan remaja
Tawa canda yang berwarna
Kebersamaan yang tak terlupa
Namun apalah daya?

Langkah baru yang harus dituju
Meninggalkan kenangan dulu
Disini aku berdiri
Bagai menapak buah berduri

Awalnya begitu berat
Lama lama ku jadi kuat
Inilah dunia baru ku
Dunia universitas ku

Ekspektasi yang tak terjadi
Realita yang harus di adaptasi
Diserang tugas yang bertubi-tubi
Menyebabkan lelah otak dan hati

Bisikkan sesat selalu menghantuimu
Menyerah saja kawanku
Tentu saja tidak, ucapku
Semangat penimba ilmu
Tak membuat jiwa ini menjadi kaku

Yakinlah lelahmu, letihmu
Adalah percikan masa depanmu
Perjalanan yang masih panjang
Walau tubuh sudah meriang
Menyerah adalah hal yang pantang
Semangat jiwa pejuang
Ingat orang-orang yang engkau sayang
Berhenti menjadi beban
Jadilah kebanggaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline