Lihat ke Halaman Asli

Tentang Rasa dan Semesta

Diperbarui: 10 Oktober 2020   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Termenung di pinggiran kota
Hiruk pikuknya keramaian yang ada
Teringat akan sebuah kisah bahagia
Yang kini telah sirna

Hembusan sejuk kini tak terasa
Polusi dimana mana
Sesak terasa di dada
Kita harus apa?

Pasrah dan diam sahaja
Bagaimana bisa?
Udara dicemarkan
Yang rugi kita sekalian

Pembangunan dimana mana
Tak memandang alam sedang merana
Disana sedang tertawa
Disini terkena bencana

Wahai baginda
Rakyat mu sengsara
Dalam hati menggema
Teriak penuh pinta

Semesta sedang bersedih
Kemana semua janji
Dulu terdengar sangat mendidih
Apa hilang ditelan bumi?

Saat kaki tak mampu menopang
Kata tak mampu terlontar
Semangat yang kian hilang
Hanya doa yang bisa diantar

Kuatlah semesta ku
Dirimu pasti mampu
Kuatlah semestaku
Kami selalu ada untukmu

Padamu generasi baru
Hempaskan kesetiaanmu
Hanya pada alam semesta mu 

dan Negaramu

Jadilah matahari
Berguna bagi siapa saja
Bukan seperti senja
Indahnya hanya sekejap saja




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline