Lihat ke Halaman Asli

Bermaaf-maafan Lewat Broadcast Sosmed di Hari Raya Idul Fitri

Diperbarui: 29 Mei 2019   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picswe.net

Oleh : S.Miftahul Abror
Hari raya idul fitri tinggal didepan mata, tinggal menghitung hari. Sebentar lagi kita akan bertemu sebuah tradisi yang dimiliki oleh generasi milenial disosmed. Hampir semua orang yang memiliki sosmed akan melakukan hal ini dengan membuat broadcast mohon maaf lalu disebarkan diberbagai group lalu dibagikan sehingga lebih hemat tenaga untuk bermaaf-maafan, dan bahkan kadang dia hanya mengcopas broadcast orang lain, lalu diganti nama keluarganya atau nama dirinya sehingga lebih hemat lagi tenaganya.

Kesalahan kita ke sesama manusia memang masalah paling rumit, yang Allah Swt pun tak akan mau mengampuninya kecuali orang itu memaafkan kita menurut pendapat imam ghozali. Sebetulnya banyak dalil yang menganjurkan umat Muslim untuk saling meminta maaf dan memberi maaf, jadi tidak hanya saat setelah idul fitri saja.

Lalu, apakah boleh meminta maaf lewat sosmed? Tentu hal ini tak akan menjadi masalah, jika kita dengan saudara kita tak bisa bertemu karena suatu alasan peting misal kehabisan tiket sehingga tak bisa pulang dari perantauan dan lain sebagainya, maka sosmed menjadi sebuah alternatif yang sangat membantu di era modern ini dengan meminta maaf melewati sosmed. 

Bagaimana bila penggunaan ini digunakan dengan berlebihan yang mana dengan mengirimkan broadcast minta maaf yang didahului dengan kata-kata indah kemudian dikirim ke semua kontaknya. Sehingga kadang sampai ogah membuka chat dihari raya idul fitri karna sangking banyaknya orang yang mengirimkan pesan tersebut. Tentu hal seperti ini tidak ada larangan dari dasar manapun karena masa nabi tak ada sosmed.

Hal seperti itu akan sangat berlawanan dengan akhlak meminta maaf, jika hal tersebut masih bisa dilakukan dengan bertatap muka dan berjabat tangan. Ketika tetangga telah susah payah membeli atau membuat kue atau hidangan untuk menyambut tamu malah mohon maafnya melalui sosmed padahal masih dimungkinkan untuk bertemu dan berjabat tangan.

Dalam suatu hadist Dari al-Bara bin Azib radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
 
"Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah." HR Abu Dawud (no. 5212), at-Tirmidzi (no. 2727), Ibnu Majah (no. 3703) dan Ahmad (4/289), dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani.

Dalam sebuah riwayat lain, sebagaimana yang diriwayatkan At-Thabarani dan Al-Baihaqi.

إن المؤمن إذا لقي المؤمن، فسلم عليه وأخذ بيده، فصافحه، تناثرت خطاياهما، كما يتناثر ورق الشجر» . ولخبر: «ما من مسلمين يلتقيان يتصافحان إلا غفر لهما قبل أن يتفرقا» والسنة في المصافحة بكلتا يديه. قال النووي في الأذكار: اعلم أن المصافحة مستحبة عند كل لقاء

Artinya, " Seorang Mukmin ketika berjumpa dengan Mukmin lainnya, lalu member salam, memegang dan berjabat tangan, maka gugurlah dosanya sebagaimana daun-daun berguguran, dan berdasarkan hadits, Tiada dua orang Muslim yang berjumpa, lalu berjabat tangan, niscaya dosa keduanya diampuni sebelum keduanya berpisah. Jabat tangan disunnahkan dengan kedua tangan. Imam An-Nawawi dalam Al-Azkar mengatakan, Ketahuilah, jabat tangan disunnahkan setiap kali berjumpa," (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, Beirut, Darul Fikr, cetakan kedua, 1985 M/1405 H, juz 3, halaman 570).

Dari dua keterangan diatas sangat disayangkan jika bermaaf-maafan kita hanya dilewatkan dari sosmed saja bila tidak ada sebab yang terpaksa. Selain itu tradisi berkeliling kerumah tetangga untuk berjabat tangan akan sangat menjadi sebuah hubungan antar tetangga antar umat islam semakin terjalin dengan erat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline