Lihat ke Halaman Asli

Duet Prabowo-Aher di Pilpres 2019 Lebih Kongkret

Diperbarui: 16 Juli 2018   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung di Pilpres 2018 kian mengerucut ke dua poros, Jokowi dan pasangannya vs Prabowo dan pendampingnya.

Bakal pasangan Jokowi, meski masih samar-samar perlahan mengkristal. Beredar sejumlah nama seperti mantan Ketua MK Mahfud MD dan TGB Zainul Majdi dari figur profesional atau Muhaimin Iskandar dan Romahurmuziy (Romi) dari partai politik pendukung pemerintah.

Sementara calon Prabowo, sejumlah nama juga sudah disebut-sebut. Ada mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), Ketua Dewan Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, wacana Prabowo-Aher lebih masuk akal. Dia beralasan, Aher akan mendongkrak elektabilitas Prabowo di Jawa Barat khususnya, seturut peningkatan suara calon kepala daerah yang diusung Gerindra-PKS di Pilkada Jabar beberapa waktu lalu.

Meski tidak menang, namun pasangan Sudrajat-Syaikhu memberi kejutan dan nyaris menumbangkan pasangan Ridwan Kamil-UU Ruhzanul Ulum.

Aher kader PKS dan terbukti dua periode berhasil membangun Jawa Barat, dibanding dengan Anies Baswedan.

Anies, belum teruji di Jakarta karena pembangunan yang di Jakarta saat ini masih sebagai karya dari Jokowi yang kemudian dilanjutkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Walhasil, lebih kongkret ketika PKS memasankan Prabowo dengan Aher. Itu lebih produktif ketika nanti berhadapan dengan calon pesaingnya di Pilpres yakni Jokowi dan pasangannya.

Hal positif lainnya adalah Aher merupakan kader idiologis PKS yang secara definitif akan memperkuat koalisi antara Gerindra dan PKS. Sebab bagaimanapun politik itu bicara kekuasaan dan bicara kepentingan.

Bukankah kepentingan PKS lebih terwujud jika mengusung kadernya sendiri yaitu Aher dibanding Anies.

Dikhawatirkan, jika PKS memaksakan diri mengusung Anies yang dianggapnya sebagai politisi yang sangat cair, akan berdampak buruk kepada PKS di kemudian hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline