Lihat ke Halaman Asli

Si Manis dari Nusa Tenggara Barat

Diperbarui: 31 Maret 2022   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berusaha Mencapai Masa Depan

Kali ini saya ingin membagikan cerita tentang teman saya. Namanya Nur Istianah, orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Isti. Namun keluarganya biasa menyebut Esti, cuman beda huruf depannya saja. Dia lahir disebuah desa yang terletak di NTB, yaitu desa Naru. Sekarang dia berusia 19 tahun yang dimana kelahirannya tahun 2003 pada bulan Agustus.

Isti merupakan anak keempat dari lima bersaudara, namun dua saudaranya telah meninggal. Sekarang tersisa tiga, yaitu dia, adek perempuan dan kakak laki-laki.

Pada saat usianya masih kecil, dia bersekolah di TK Bunga Ros, kemudian lanjut di SDN INPRES 1 NARU. Saat SD, dia belajar dan mendapat peringkat, namun belum bisa masuk dalam 5 besar. Didalam kelas terdiri dari 58 siswa, dan saat itu dia duduk bertiga bersama teman-teman dekatnya. Siswa dikelasnya bertambah karena banyak murid pindahan yang masuk, salah satunya ada pindahan dari Makassar.

Setelah pulang dari sekolah, dia biasa bermain bersama teman-temannya baik di rumah ataupun di rumah temannya. Ada salah satu temannya yang paling dekat sama dia, dan rumahnyapun tetanggaan. Namun sekarang sudah tidak dekat seperti dulu, mungkin karena sudah beranjak dewasa, masing-masing fokus pada apa yang ingin dicapai.

Setelah 6 tahun belajar di SD, dia melanjutkan study nya di MTs N 2 BIMA, yang letaknya cukup jauh dari rumahnya sehingga jika ingin berangkat sekolah, harus menggunakan kendaraan, berbeda dengan SD nya, cukup dengan jalan kaki.

Banyak sekali opini saat ingin naik ke jenjang pendidikan selanjutnya, ibunya ingin dia lanjut di pondok, namun kakak laki-lakinya menyuruh untuk lanjut di MTs. Sebenarnya saat itu Isti ingin melanjut di SMP saja, karena didekat rumahnya ada SMP, jdi tidak perlu berangkat sekolah dengan kendaraan, sehingga tidak menghabiskan uang. Namun karena keluarganya ingin dia belajar ilmu-ilmu keagamaan, untuk itu diapun menyetujuinya. Dan saat itu diapun belajar di MTs.

Masa MTs merupakan masa sekolah yang menarik baginya. Dia masuk dikelas A, teman-temannya dari berbagai desa, karena letak sekolahnya terbilang jauh dari pemukiman warga. Murid-murid di kelasnya pintar-pintar sehingga lumayan sulit menyaingi mereka. Namun dia tidak pantang menyerah dan terus belajar agar tidak mengecewakan keluarganya.

Tiga tahun berlalu, setelah lulus dari MTs, dia melanjutkan ke jenjang MA. Saat itu mendaftar di dua sekolah, yaitu MA yg ada dikampung nya yang letaknya samping MTs dan MA yang ada di kota.

Kemudian setelah pengumuman kelulusan seleksi, dia lulus keduanya. Namun karena dia ingin belajar hidup mandiri, diapun memilih MA yang terletak di Kota, yaitu MAN 2 KOTA BIMA.

Awal-awal mulai masuk MA, sering nangis karena kangen sama orang tua, namun lama kelamaan jadi terbiasa jauh dari keluarga sehingga cukup kuat walaupun terkadang menangis. Tentu yang namanya anak rantau pasti rindu dengan kampung dan keluarganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline