Masa kini, kapitalisme telah menang. Pancasila terancam.
Hal itu dapat terjadi di karenakan pancasila mentolerir keberadaan kapitalisme. Meskipun sebenarnya pancasila tidak secara eksplisit menentang kapitalisme. Pancasila menekankan persatuan dan kerakyatan, dan kapitalisme sendiri bisa dianggap sebagai sistem ekonomi yang berjalan di bawah prinsip-prinsip tersebut.
Atau Mungkin lebih tepat jika dikatakan bahwa Pancasila memberi ruang untuk berbagai sistem ekonomi, tetapi tetap menekankan pentingnya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Pada saat ini ilmu pengetahuan telah berkembang sangat pesat. Perkembangan Ilmu pengetahuan telah menghasilkan mesin mesin canggih, mesin mesin yang canggih tersebut kemudian di miliki atau dikuasai oleh pemilik modal untuk menciptakan produk-produk. Produk-produk kemudian di jual kembali untuk memperoleh keuntungan. Tak ayal jika Akumulasi keuntungan pun bertumpuk tumpuk, lalu tumpukan modal di gunakan untuk mengembangkan bisnis bisnis baru.
Modal pun bisa juga di pakai sebagai alat untuk memasuki dunia politik. Pada akhirnya modal kemudian turut campur dalam mempengaruhi pembuatan undang undang. Seperti itulah alur penjelasan mudah mengenai kapitalisme telah menang. pancasila terancam.
Sekali lagi ini tentang pengaruh modal dalam dunia politik. Ketika modal bercampur dengan politik, apakah keputusan yang diambil benar-benar berpihak pada rakyat? Apakah keputusan tersebut mencerminkan nilai-nilai Pancasila? Bagaimana kita bisa menjaga agar kapitalisme tidak mengurangi nilai-nilai Pancasila? Apakah ada model ekonomi lain yang lebih sesuai dengan Pancasila?
Itu adalah pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang perlu kita renungkan bersama.
Ini isu yang sangat menarik dan kompleks. Perkembangan teknologi dan kapitalisme telah mengubah lanskap ekonomi dan politik secara signifikan. Perkembangan teknologi dan ekonomi saat ini menciptakan dinamika yang baru, dan kita perlu mencermati bagaimana hal ini berdampak pada nilai-nilai Pancasila
Anggap saja pemaparan di bawah ini sebagai gambaran bagaimana kekuatan modal bisa mempengaruhi politik dan hukum, yang bisa berujung pada dominasi sistem ekonomi tertentu. Kita perlu mengawalinya dengan bertanya, apakah Pancasila memang memberi ruang bagi dominasi seperti itu?
Bayangkan, seperti sebuah pohon yang menjulang tinggi, kapitalisme mencari ruang untuk tumbuh dan berkembang. Ia mencari tanah yang subur, dan dalam hal ini, sistem politik yang memberi ruang untuk kebebasan ekonomi. Pancasila, dengan semangatnya yang menekankan persatuan dan kerakyatan, bisa dipandang sebagai "tanah subur" bagi kapitalisme.
Atau mungkin juga Pancasila seperti sebuah taman yang luas. Di taman itu, berbagai macam bunga bisa tumbuh, termasuk bunga kapitalisme. Tapi, taman itu juga memiliki pagar yang kuat untuk menjaga agar bunga-bunga itu tidak tumbuh liar dan merugikan bunga-bunga lainnya.
Pagar itu adalah nilai-nilai Pancasila: keadilan sosial, gotong royong, dan kesejahteraan rakyat. pertanyaan yang juga penting adalah, apakah kapitalisme menghormati nilai-nilai Pancasila? Apakah kebebasan ekonomi yang diberikan Pancasila berujung pada kesenjangan yang semakin lebar?dan apakah pagar ini masih cukup kuat untuk menahan arus kapitalisme yang semakin deras? Apakah kita perlu memperkuat pagar ini agar nilai-nilai Pancasila tetap terjaga?
Mungkin kita bisa mulai dengan memahami lebih dalam bagaimana sistem ekonomi dan politik saling berinteraksi, dan bagaimana kita bisa menggunakan kekuatan Pancasila untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan.