Perdebatan sengit terjadi. Padahal, rembug warga di Balai Desa baru berjalan setengah jam. Ini kali pertama rapat digelar membahas rencana pembangunan pabrik semen di bukit Sigit.
Cerita Sebelumnya:
Prasetyo menghadiri undangan rapat mewakili ayahnya.
Kepala Desa Karmin memimpin rapat. Ia mengatakan bahwa proyek tersebut bertujuan menyejahterakan perekonomian warga sekitar.
Jika proyek berjalan, maka sudah tentu menyerap tenaga kerja dari warga. Sehingga, para pemuda tak perlu mengais rezeki di kota.
Selama ini banyak pemuda-pemudi bekerja sebagai kuli bangunan, kuli pabrik, dan pembantu rumah tangga di kota--kota besar.
"Kecuali itu, jika dibangun pabrik semen maka pendapatan desa tentu juga meningkat," kata Karmin.
Maryadi, Ketua Kelompok Tani protes cukup lantang.
"Saya tetap tidak setuju. Coba kita pikir dampak setelah bukit Sigit dijadikan prabrik. Saya tahu persis nasib petani dan warga seperti apa. Apalagi jarak Sigit dengan permukiman warga terlalu dekat. Saya khawatir nantinya terjadi bencana alam dan kakeringan.
Hutan adalah sumber cadangan air. Sawah adalah sumber kehidupan. Sekarang saja kita kesulitan air bersih. Saya tidak bisa membayangkan jika pabrik semen dibangun, kita bakal lebih susah mencari air," ungkap Maryadi.