Lihat ke Halaman Asli

Miftahul Abrori

Menjadi petani di sawah kalimat

Misi Penulis Melawan Pemikiran yang Keliru

Diperbarui: 20 Januari 2020   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta Menilik Dapur Menulis Esai di Kopi Parang Solo, Minggu, 19/01/2020. Foto: Facebook.com/ngadiyo.diharjo

Menulis adalah cara seseorang mengungkapkan keresahan, mengkritik kondisi politik, menghujat kondisi sosial, dan meluruskan pemikiran yang keliru, atau justru melawan cara pikir tertentu.

Rizka Laily Nur Muallifa menjadikan esai sebagai media mengkritik pemikiran tertentu. Selain piawai menulis esai, Rizka juga menulis puisi dan cerpen. Ia tidak memfokuskan tema tertentu. Hampir semua genre dan tema ia garap.

"Aku menulis karena senang. Menulis ingin melawan cara pikir tertentu. Melawan yang bisa kulakukan adalah dengan menulis," terang Rizka dalam acara Menilik Dapur Menulis Esai di Kopi Parang Solo, Minggu, 19/01/2020.

Acara yang digagas Diskusi Kecil Pawon ini membedah 10 esai Rizka dalam buku Otobiografi Perubahan Iklim.  Alumnus jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta itu mulai menulis sejak duduk di bangku SMA. Bakat menulis kembali bergemuruh saat gabung di lembaga pers kampus Kentingan UNS. 

Rizka juga membekali diri dengan bergabung di komunitas Diskusi Kecil Pawon dan Bentara Muda Solo. Karya esainya bertebaran di berbagai media cetak dan online, serta berhasil menerbitkan beberapa judul buku.

Dok. Buletin Sastra Pawon

Ani Mardatila malam itu bertindak sebagai moderator. Ia memantik diskusi yang dihadiri puluhan peserta. Ia menilai esai-esai Rizka punya ciri khas bahasa yang nyastra dan sangat puitis. 

Ani mempertanyakan etos kepenulisan Rizka sehingga mampu menulis esai dengan bahasa puitis.

Menanggapi moderator, Rizka menyatakan punya kegemaran membaca buku kumpulan esai, puisi, cerpen, dan novel. Buku-buku memperkaya daya ungkap dalam tulisannya. Rizka tak memungkiri buku-buku yang dibaca memengaruhi gaya penulisannya. 

Menurut Rizka wajar apabila pembaca menemukan kemiripan gaya penulis lain pada tulisannya.

Buku Otobiografi Perubahan Iklim menghimpun 10 esai bertema bahasa dan literasi, yakni, Otobiografi Perubahan Iklim, Esai Solutif Versus Nyinyir, Menyangsikan Marwah Intelektualitas UNS, Benarkah Buku Itu Buku atau Manusia, dan Bahas Bahasa.

Judul lainnya Mahasiswa, Antara Membaca dan Karaoke, Tikungan Berbahasa Indonesia, Menjumpai Buku-Buku Sebagai Kawan, Buku-Buku Pesakitan, dan Menulis Esai Boleh Apa dan Bagaimana Saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline