Pernikahan merupakan peristiwa bersejarah bagi pasangan kekasih. Perlu persiapan yang maksimal dari hal sederhana hingga acara resepsi maupun rencana setelah menikah.
Rencana yang bisa dibilang paling sederhana adalah membuat undangan. Ada pasangan yang ala kadarnya membuat undangan, ada yang membuatnya layaknya sebuah karya seni. Undangan pernikahan diharapkan juga sebagai undangan pertama dan terakhir, sama seperti pernikahan mereka.
Ari Suhir Widdayat menangkap peluang itu. Banyak teman-teman dan keluarga dekat yang berencana menikah dan masih saja kebingungan dalam membuat undangan menumbuhkan ide membuka bisnis jasa desain dan cetak undangan pernikahan. Sejak Juli 2013, lelaki yang biasa disapa Suhir ini membuka usaha desain MMT dan cetak segala jenis undangan.
"Jasa pembuatan undangan manten di Solo memang banyak tapi penggelut bisnis ini rata-rata hanya dibuat sampingan saja, tidak punya tempat usaha khusus dan display undangan yang beraneka macam. Itu yang saya tangkap sebagai peluang bisnis," tutur Suhir kepada penulis beberapa waktu lalu.
Lelaki asal Sragen itu sempat menyewa ruko, tapi kini ia memilih membuka usaha di rumahnya di Colomadu, Karanganyar. Ia juga mengungkapkan sebelum menggeluti bisnis tersebut pernah menjadi guru dan karyawan bank. Melihat prospek bisnis undangan ke depan memiliki marketshare jelas dan profit yang menjanjikan, ia memutuskan fokus di usahanya saat ini.
"Pernikahan sampai kapan pun pasti ada dan mereka yang menikah pasti membutuhkan undangan. Tapi ingat, sesuai motto kami, Dadi Manten Kuwi Seneng, Ning Ojo Seneng Dadi Manten. (Jadi pengantin itu senang, tapi jangan senang (sering) jadi pengantin). Menikah itu cukup sekali untuk seumur hidup. Pernikahan yang hanya sekali itu tentu harus dipersiapkan mulai yang sederhana, yaitu undangan pernikahanan yang menarik dan keren itu. Merupakan kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi kami bisa menjadi bagian mempersiapkan hari bahagia bagi pengantin," jelasnya
Pemesan undangan dari Solo Raya, Jogja, Jakarta dan bahkan Kalimantan. Suhir membidik konsumen undangan pernikahan karena marketshare dan profit menjanjikan. Membuat undangan sebagus mungkin karena menikah cukup sekali dalam seumur hidup.
Masih terbatasnya alat percetakan membuat Suhir masih bekerjasama dengan percetakan besar yang terkadang menghambat produksi. Untuk meningkatkan order, Suhir mempromosikan jasanya lewat media sosial, brosur dan kolega.
Meski persaingan bisnis ini kompetitif, tapi Suhir mampu bersaing. Pesanan terbanyak hingga 1.800 undangan yang butuh proses produksi selama tiga minggu.
Suhir tidak meminta ongkos setting dan desain, konsumen bisa memesan undangan dengan desain sesuka mereka tanpa ada biaya tambahan.
Dalam bekerja Suhir berpendapat bahwa pekerjaan harus dinikmati walaupun dalam kondisi seburuk apapun.
"Kalau kita senang di dalam pekerjaan itu, merasa nyaman dan bekerja dengan sungguh-sungguh, pasti akan mengantarkan kesuksesan dan hasil yang maksimal," tutupnya. (Miv)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H