Sore ini saya terhenyak membaca satu judul berita di sebuah media online. Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia (LAKSI) memprotes iklan Tokopedia yang dibintangi BTS. Boyband ternama dari Korea Selatan itu dituding mendukung LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). LAKSI meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar menarik peredaran iklan Tokopedia di televisi.
Saya tertawa campur geli saat membaca berita itu. Apa korelasi antara iklan dan orientasi seks? Jika benar BTS mendukung LGBT, bukankah dalam iklan yang tayang mereka tidak melontarkan perkataan maupun adegan yang menjurus pada orientasi seks yang dianggap menyimpang itu?
Kedewasaan sebagian masyarakat Indonesia ternyata masing timpang. Kedewasaan publik pun seolah diuji dengan peristiwa menggelikan ini. Kita ingat beberapa tahun belakang ada berbagai pencekalan tak bermutu pada artis yang keseleo lidah dalam lawakan. Artis itu dicemooh habis-habisan. Ada pula merek tertentu diboikot sebab komedian itu jadi bintang iklannya.
Kembali ke BTS dan LGBT, saya tertarik berselancar ke berbagai media online. LAKSI meminta KPI menarik iklan agar generasi Indonesia terhindar dari perilaku LGBT. Usut punya usut personil bernama Jin BTS populer di kalangan gay, berdasar sebuah berita yang jadi rujukan protes LAKSI. Padahal, tidak ada pernyatan dari Jin yang mendukung LGBT. Siapapun boleh ngefans sama artis idolanya, kan? Justru lembaga ini koar-koar tanpa dasar kuat. Celah alasan yang cacat logika.
Syukurlah, KPI masih punya pikiran jernih. Komisioner KPI Nuning Rodiah menanggapi protes yang dilayangkan LAKSI. Nuning menyatakan tidak menemukan indikasi dukungan atau kampanye LGBT dalam materi iklan Tokopedia yang dibintangi BTS. (Miv)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H