Corona
Virus Disesase di Indonesia telah merubah tatanan kebiasaan yang ada di Indonesia. Telah Kita ketahui bersama bahwa Covid-19 merupakan virus yang mudah menyebar terutama melalui sentuhan. Dari beberapa fase pandemi, muncul beberapa istilah salah satunya "New Normal" (normal yang baru).New Normal sendiri merupakan kebiasaan baru dalam menjalankan aktivitas normal akan tetapi tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan dengan tujuan pencegahan penularan virus corona (Adisasmita, 2020). Berbagai kampanye pencegahan juga banyak digaungkan baik melalui media online maupun media cetak. Salah satu kampanye yang sering muncul adalah ingat pesan ibu, dengan menerapkan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak).Pengabdian masyarakat Universitas Trunojoyo Madura di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik turut mendukung upaya pencegahan virus tersebut yakni dengan pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berupa wastafel sistem sensor. Awalnya, Ide tersebut diinisiasi oleh M. Ja'far Shodiq. Kemudian untuk merealisasikannya dia meminta bantuan 3 orang lainnya yaitu Mohammad Alifiandi Pandu Yudha Pradana dan Fatharoni Adillah R (teman dari se-kelompok KKN 79) beserta ayahnya Fatharoni Adillah R. Hal tersebut mendapat tanggapan baik dari Bapak Makhmud Zulkifli selaku Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok tersebut, "Awalnya dari kami sempat ragu akan wastafel tersebut. Ketika kunjung ke balai desa dan melihat situasi setempat, akhirnya kami konsultasi ke Dosen Pembimbing Lapangan dan kami menceritakan situasi desa, bahwasanya di desa tersebut belum ada tempat cuci tangan yang tanpa sentuh. Akhirnya dari kami maupun Dosen Pembimbing Lapangan menyetujui akan hal itu. Setidaknya alat tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat", tutur Ja'far.
Pengerjaan alat tersebut berlokasi di Rumah Rumah Ja'far di Desa Peganden Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, yang tak jauh dari lokasi pengabdian tersebut. Pengerjaan alat tersebut tiap akhir pekan dan dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari, yaitu pada tanggal 13 - 15 November 2020. Kemudian dilanjutkan tanggal 21 - 22 November 2020. Biaya yang dihabiskan untuk mengerjakannya ditaksir Rp 200.000,00.
Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat alat tersebut antara lain bor, tang, gergaji, obeng, palu, meteran, spidol, solder, sensor gerak. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya selang, timah, wadah sabun bekas, 2 buah kayu ukuran 4 m, 2 buah kayu 3 m, pipa pvc , pipa pvc 1/2, pipa L, kawat, baut, 3 buah besi penyangga (L), 3 buah papan panjang 70 cm, 3 buah papan 80 cm, paku, kabel, colokan, dan ember
Tahap selanjutnya yakni merakit potongan kayu membentuk persegi panjang, memasang papan panjang di sebelah tiang penyangga, merakit pipa dengan penyangga L, memasang sensor didekatnya pipa, memasang pipa L ke pipa pvc, memasukkan kawat sesuai ukuran, memasukkan kawat ke dalam pipa dan mengaitkannya ke potongan kayu. Setelah ke 3 pipa terpasang dengan benar, langkah terakhir yaitu memasang selang sebagai saluran air, dan merakit saluran listrik.
Ja'far mengatakan bahwa masyarakat desa setempat merespon baik terhadap alat tersebut, "Alhamdulillah masyarakat dan perangkat desa setempat menerima dengan baik, malah dari pihak desa bersyukur jika ada yang KKN di Desa Suci. Beliau menawarkan bantuan jika ada yang perlu dibantu dan diperlukan dari kami. Meskipun begitu, Pengerjaan juga tetap menerapkan protokol kesehatan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H