Lihat ke Halaman Asli

Mifta Chaerunisa

STIKes Mitra Keluarga

Fenomena Healing: Pelarian Para Remaja

Diperbarui: 23 April 2022   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Jobspedia

Kalangan remaja terutama bagi mereka yang masih berada di bangku sekolah termasuk juga kelompok yang rentan mengalami stress. Disamping itu, remaja juga masih dalam masa pencarian jati diri yang terkadang membingungkan, mereka juga dituntut untuk bisa berhasil dalam hal akademik dan juga kehidupan sosial (Franco et al., 2019)

Banyak dari anak muda yang gagal dalam mengendalikan emosinya akibat tidak bisa membagi waktu antara urusan akademik, kebutuhan sosial dan keperluan refreshing, sehingga memicu emosi negatif atau marah yang pada akhirnya memicu penyimpangan buruk di kalangan remaja. Secara khusus untuk siswa, penyebab stress biasanya muncul dari faktor terkait akademik, faktor dorongan dan tuntutan personal dan proses pembelajaran di kelas (Melaku et al., 2015)

Remaja yang masih rentan terhadap berbagai persoalan hidup, sering kali ketika menghadapi suatu masalah, hal tersebut menjadi sebuah tekanan. Di masa inilah stres yang akan menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Namun tak jarang, bahkan sering kali stres lebih membawa kearah negatif bagi orang-orang yang memiliki mental dan jiwa yang rentan. Stres pada remaja umumnya disebabkan oleh kondisi tertentu yang menimpa anggota keluargannya, seperti ketika salah satu anggota keluarga menderita, ketergantungan obat, depresi, terpengaruh teman, mendapatkan kegagalan, adanya tuntutan dari orang tua atau lingkungan sekitar bahkan dirinya sendiri, serta adanya perasaan marah dan keinginan untuk melawan (Ratnawati & Astari, 2019)

Remaja   yang   mendapatkan   tekanan   secara   terus-menerus   akan   memicu terjadinya   stres   sehingga   menyebabkan   depresi.   Dalam   masa perkembangan ini, remaja akan menjadi kurang bergantung pada keluarga sehingga rentan terhadap faktor risiko kejadian depresi, salah satunya adalah akibat stres yang didapatkan  dari  lingkungan (Sugiharto & Setyaningrum, 2021)

Stress merupakan reaksi tubuh yang disebabkan oleh pikiran manusia yang muncul ketika individu mengalami tekanan, perubahan secara mendadak dan ancaman yang membuat seseoarang merasa tertekan (Muiz, 2020)

Prevalensi kejadian stres pada remaja meningkat dari tahun ketahun. Sebesar (6,0%) masyarakat Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional berupa stres, kecemasan, dan depresi (Depkes RI, 2013)

Prevalensi kejadian stres cukup tinggi dimana hampir dari 350 juta penduduk dunia mengalami stres dan stres merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di dunia. Di Amerika Serikat, stres terjadi pada awal masa remaja. Pada studi epidemologi yang dilakukan oleh American Institute of Stress pada populasi remaja (berusia 12-18 tahun) di Amerika Serikat, yang mengalami stres 59,7 %. Dari jumlah tersebut, yang mengalami stres ringan 12%, stres sedang 37% dan stres berat 49% (WHO, 2012)

Oleh karena itu remaja harus bisa mengendalikan diri agar stress tersebut tidak meningkat dan berlarut – larut bahkan kalau tidak di atasi akan meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut remaja secara individu harus bisa menerapkan terapi untuk diri sendiri. Biasanya, para remaja dalam mengatasi rasa stress nya yaitu dengan Healing.

Apa itu Healing?

Healing atau Self-healing merupakan salah satu metode yang cukup mendapatkan perhatian karena dianggap bisa membantu seseorang untuk mengendalikan emosi dan mood. Self-healing secara harfiah mengandung makna penyembuhan diri, karena kata healing sendiri diartikan sebagai “a process of cure” atau suatu proses pengobatan/penyembuhan (Chan et al., 2013)

Lalu apa saja macam-macam self healing itu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline