Lihat ke Halaman Asli

Rencanakan Pendidikan Sejak Dini

Diperbarui: 17 Oktober 2015   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari ketika saya berbicara dengan seorang kawan tepat waktu istirahat di kampus tiba-tiba muncul percakapan tentang rencana pendidikan dimana pembicaraan ini menjadi hangat karena kawan saya ini sudah memiliki istri dan 2 anak sedangkan saya baru satu. Dengan santainya kawan saya menjawab, yah pendidikan itu harus direncanakan agar pada waktunya tidak bingung. Namun ketika saya tanya kembali lebih jelasnya seperti apa, beliau menjawab ya jalani saja. Tetapi bagi saya bingung jika jawabannya demikian. Kemudian saya teringat pesan orangtua saya bahwa perencanaan pendidikan yang matang dikemudian hari akan berdampak pada kualitas yang dimilikinya.

Alhamdulillaah saat ini kami dikarunia seorang putri nan cantik dan semoga perencanaan pendidikan yang kami rencanakan berjalan dengan baik dan bagi yang tertarik silakan mencoba apa yang tengah kami canangkan. Dan kenapa kami selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik tentu semata-mata untuk kebaikan anak-anak kami sebagai bukti amanah yang Allah swt berikan kepada kami, saat ini dan dikemudian hari dan jangan sampai ada kesan dipaksa, terpaksa atau hal-hal yang mendesak dalam merencanakan pendidikan.

Kami sadar model pendidikan yang ada di negeri ini umumnya terdiri dari 5 fase, yakni pra sekolah dasar (SD), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sampai perguruan tinggi (PT). Meski kami bukan orang akuntansi dan piawai dalam penghitungan tapi kami sadar kebutuhan perencanaan pendidikan anak kami menjadi prioritas selain kebutuhan sehari-hari.

Inilah tips yang kami lakukan untuk perencaan pendidikan:

Zakat

Sangat sedikit orang yang memerhatikan ini. Sebagai seorang ayah bagi anaknya dan suami bagi istrinya, dalam agama saya diwajibkan untuk mengeluarkan zakat sesuai kadarnya masing-masing dimana rumus sederhananya, A(penghasilan kotor/bruto):10:4=(zakat). Kenapa? Karena ini merupakan bagian dari rencana pendidikan bagi keluarga kami khususnya anak kami ke depan.

Sedekah

Meski ini bukan kewajiban utama dan memiliki peringkat ke-2, tetapi amat penting perananannya. Seseorang yang memiliki perencanaan pendidikan yang baik dapat terlihat dari dia rajin bersedekah. Kenapa? Karena ke sekitarnya saja dia peduli apalagi ke dirinnya dan tak ada orang yang miskin karena dia berjuang dijalan Allah swt. Dan sesungguhnya orang-orang yang melakukan kebaikan dimanapun, Insya Allah niat atau rencana yang baik seperti merencanakan pendidikan akan dimudahkan karena disana terdapat orang-orang yang mendoakan untuk kita tapi ingat jangan berharap kembali berupa materi lagi atau setimpal mungkin bisa berupa beasiswa; kesehatan atau pun hal lainnya.

Rekening sendiri

Pada waktunya nanti anak kami yang belum mengerti dan masih satu tahun ini akan mengerti, bahwasannya menabung itu merupakan bagian dari perjuangan untuk mencapai cita-citanya kelak. Baik kecil atau besar tetap menjadi pembiasaan selain 2 hal diatas, karena jika tidak dibiasakan sedari kecil tentu tak mudah membiasakan menabung diwaktu besar.

Asuransi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline