PENDAHULUAN
Kondisi kehidupan masyarakat di desa Kecamatan Wonggeduku yang terdiri dari beberapa etnis yakni Jawa, Bugis. Bali, Madura, Sumba, Lombok dan suku Tolaki serta suku Muna dengan penyebaran pada 15 desa / kelurahan secara tidak merata.
Namun demikian Kecamatan Wonggeduku merupakan salah satu wilayah yang berada dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Konawe dengan luas wilayah mencapai 5.509 Ha dan jumlah penduduk sebanyak 13.408 jiwa yang sebagian besar bekerja sebagai petani sebanyak 6.936 orang dari 9.558 orang angkatan kerja yang ada di Kecamatan Wonggeduku dan sisanya bekerja pada sektor lain ( Data Kantor Kecamatan Wonggeduku Tahun 2018 ).
Etnik Jawa dan Madura terbanyak berada di Desa Duriaasi dan Puuduria, sedangkan etnik lainnya berada di berbagai desa yang ada pada Kecamatan Wonggeduku.
Dinamika kehidupan masyarakat multietnik di Kecamatan Wonggeduku hidup dalam kebersamaan, bekerja sama dalam kegiatan keagamaan, kegiatan budaya seperti pada acara pernikahan dan acara adat lainnya. Harmonisasi ini menunjukkan kondisi sosial masyarakat walaupun terdapat perbedaan suku dan adat budaya.
Dinamika kehidupan masyarakat di daerah transmigrasi ini juga tidak lepas dengan adanya konflik antar etnik yang kadang terjadi pada desa Duriaasi dan beberapa desa lainnya yakni konflik antar etnik seperti masalah pernikahan antara etnik Jawa dengan etnik Tolaki Konawe, masalah sengketa lahan yang diperjual belikan.
Masalah pertanian yang berkaitan dengan pengadaan bibit dan saluran irigasi dan berbagai masalah lainnya yang menyebabkan terjadinya konflik sosial tetapi dapat diselesaikan dengan interaksi dan integrasi sosial antar warga masyarakat melalui pendekatan kekerabatan dan kekeluargaan.
Perbedaan etnik yang ada di Kecamatan Wonggeduku menyebabkan timbulnya pluralisme etnik yang harus dijaga agar tidak mudah konflik. Keberagaman etnik harus didukung dengan pendekatan kognitif dan pendekatan emosional kepada warga masyarakat masing-masing etnik yang ditunggangi oleh tokoh adat dan tokoh masyarakat sehingga kerukunan hidup tetap terpelihara dengan baik dalam interaksi sosial.
TINJAUAN PUTAKA
2.1.1. Interaksi Sosial
Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Adapun Basrowi (2015) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan sejenisnya.