Jumpa lagi saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air. Apa kabar kalian semua? Baik? Oke itu tandanya Anda masih terus mensyukuri hidup ini dengan baik dan bijaksana. Kita semua sungguh luar biasa.
Kali ini saya ingin menulis yang ringan-ringan saja, mengingat ini hari Jumat dan sebentar lagi weekend pun tiba. Pastinya mari hari ini kita happy happy saja melepas beban pekerjaan yang menumpuk. Kita bahas sesuatu yang ringan-ringan saja di luar politik (karena ada peribahasa yang berkata berat sama dipikul ringan sama dijinjing).
Itu...!
Nah, sodara-sodara sekalian, khususnya bagi yang laki-laki (baca: suami), pembahasan ringan kita kali ini adalah tentang perempuan dan istri yang cerewet. Wah, ini kendengarannya menarik bukan?
Pernakah Anda berjumpa dengan istri yang cerewet bahkan barangkali yang cerewetnya luar biasa hebat? Kalau iya, bagaimana dan apa tindakan Anda menghadapi istri yang cerewet minta ampun seperti itu? Apakah Anda akan langsung berteriak-teriak minta ampun atau bagaimana?
Saya punya pengalaman ‘asyik’ dan menarik dalam menghadapi istri saya yang cerewet. Dia itu rajin sekali mencereweti saya untuk hal apapun. Saya sih tau maksudnya itu baik, tujuannya baik githu lho, tetapi kuping ini kan jadi tidak tahan.
Bagaimana tidak, sudah capek pulang dari kantor terus sampai rumah masih dikuliahi dengan berbagai macam tingkat kecerewetan yang dia miliki kan amat sangat ‘mengganggu’ pikiran dan hati ini. Tetapi saya tidak mau kalah dan menyerah pada rasa marah.
Saya sadar bahwa selain cerewet dia ternyata amat sangat menyayangi saya.....cieee...cieeee. Jadi dengan kata lain, dia itu sebetulnya menjadi cerewet oleh karena betapa dalam dan luas rasa sayangnya melekat ke diri saya. Kadang saya tak percaya tapi itulah kenyataannya.
Pernah suatu waktu dia lagi cereweti saya, dengan sengaja saya bikin perut saya mual mules perih kembung, melihat saya seperti itu eeh tiba-tiba dia langsung berhenti dan mendadak baik. Saya diolesi minyak anget, dibuatin bubur, dan dibuatin susu pula. Oalah.. ternyata dia sayang juga rupanya meskipun cereweti saya tingkat dewa...
Menghargai Perempuan Secara Universal
Saya meyakini bahwa setiap agama punya pandangan berbeda-beda tentang perempuan, tetapi saya juga meyakini bahwa semua agama menghargai dan mengakui keberadaan kaum perempuan ini dengan amat layak serta menempatkan pada tempat yang pantas.