[caption id="attachment_260287" align="aligncenter" width="612" caption="Tulisan saya tentang Indonesia dan Jakarta yang dimuat di salah satu majalah maritim luar negeri"][/caption]Jakarta adalah kota serba ada, serba lengkap, dan serba sibuk. Apapun bisa terjadi di kota metropolitan ini. Kalau dibandingkan dengan Manhattan - New York City, salah satu kota termegah dan teramai di Amerika Serikat, menurut saya Jakarta sebetulnya tidak kalah jauh. Dari segi kesibukan, kedua kota besar ini sangatlah sibuk, ini terlihat dari mobilitas pejalan kaki, pekerja kantoran, dan pengendara mobil. Bedanya mungkin, peminta-minta dan pengamen jalanan masih lebih banyak di Jakarta dibanding di Manhattan, NYC. Dari segi potensi bisnis, dua kota ini menyajikan potensi-potensi yang luar biasa. Kedua kota ini juga dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang sangat fenomenal, dan pekerja keras.
Terlepas dari semua kebisingan dan kesemerawutan kota besar, Jakarta sebenarnya menyimpan banyak fenomena menarik dan patut dinikmati. Ada banyak hal juga yang membuat setiap yang tinggal di Jakarta mesti bersyukur. Bahwa menelisik kenyataan masih saja terus terjadi peningkatan tingkat kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas, tentu tidak serta merta menjadikan Jakarta itu buruk semuanya. Hal-hal seperti ini adalah konsekwensi, dan keniscayaan di kota manapun bila jumlah penduduknya sudah lebih dari 5 juta orang, dan jumlah kendaraan yang juga sudah sangat banyak. Densitas sebuah kota pasti akan berpengaruh signifikan bagi kenyamanan warga kota tersebut. Semakin padat, akan mengakibatkan warganya semakin tidak nyaman.
Sekarang, apa yang masih membuat orang luar daerah berbondong-bondong ingin ke Jakarta? Mengapa peminat mereka-mereka yang ingin datang ke Jakarta selalu saja meningkat dari tahun ke tahun? Ini tentu tidak lepas dari tawaran-tawaran menggiurkan yang ditawarkan Jakarta. Meskipun ada istilah bahwa ibu kota (Jakarta) itu lebih kejam dari ibu tiri, namun hal itu rupa-rupanya tidak berlaku bagi jutaan orang yang berbondong-bondong datang ke Jakarta. Apapun itu, Jakarta ternyata tetap memiliki magnet tersendiri untuk menarik orang untuk datang. Hal mana menjadi pengamatan dan pernyataan mendasar serta menarik bagi banyak pengamat perkotaan. Magnet (Besi Berani - kata orang Manado) Jakarta itu sangat kuat.
Magnet Jakarta yang Luar Biasa
-Jumlah Tawaran Pekerjaan yang Tidak Ada Habis-habisnya.
Kalau Anda buka Kompas cetak setiap edisi Sabtu, dan seksama membaca halaman “Karir”, akan ditemui di sana begitu banyak tawaran kerja, tawaran yang berganti-ganti setiap minggunya, dan hampir 90% perusahaan-perusahaan, pabrik, dan rumah makan yang memasang iklannya di situ berlokasi di Jakarta. Belum lagi kenyataan di lapangan yang tidak terbantahkan, bahwa ratusan perusahaan kaliber internasional ada di kota ini, terus menerus membutuhkan karyawan. Atau kalau Anda mau perusahaan yang kelas menengah ke bawah, juga bejibun banyaknya di kota ini. Bahkan untuk usaha kelontongan pinggir jalan, laris manis di kota ini. Ini daya tarik tak terpungkiri. Tidak bisa kerja di kampung halaman, maka Jakarta adalah solusi, mungkin begitulah pandangan tak tertulis dalam benak orang-orang yang berusaha datang ke Jakarta.
-Pasar Potensial Untuk Dagang dan Jualan.
Di setiap pinggir serta sudut jalan, dengan mudahnya kita akan menemukan para pedagang keliling, maupun yang sudah membuka tenda-tenda dan roda-roda khusus, tidak ada tempat lain di seluruh Indonesia yang memberikan peluang dan kesempatan seperti apa yang ditawarkan Jakarta. Tak pelak, ini membuat siapapun akan dengan mudahnya menemukan apapun di Jakarta. Memang ada yang harus terus dibenahi, keteraturan dan ketertataan mereka. Mereka memang harus ditata, tapi bukan disingkirkan. Dengan kehadiran mereka, warga sekitar juga terbantukan. Pernah saya butuh secangkir kopi karena lembur sampai larut malam, saya bisa mendapatkan itu dengan mudahnya di depan kantor karena ada beberapa pedagang kopi keliling yang jualan di sana sampai larut malam. Sangat mudah mendapatkan apa yang kita cari.
-Kota Bisnis dan Dagang yang Mengasyikkan.
Bagi Anda yang bergelut di dunia bisnis dan perdagangan, Jakarta tentu akan dipilih sebagai tempat paling strategis dan tepat. Saya pernah menemani beberapa pebisnis yang datang dari negara Latvia dan Jerman. Mereka mengaku terkagum-kagum dengan perekonomian Jakarta, serta apa-apa yang ditawari Jakarta, yang menurut mereka malah masih lebih terlihat menjanjikan dibanding New Delhi India saat ini, dan atau Beijing China sekalipun. Waktu berkesempatan menemani menteri luar negeri Latvia beserta rombongannya yang mengunjungi Jakarta dan Bandung, mereka juga mengemukakan hal yang sama. Bisnis di Jakarta menurut mereka sangat potensial, untuk itulah dengan antusisme yang tinggi mereka sangat ingin bekerja sama dengan kota ini.
-Pusat Kuliner Dunia.
Ini benar adanya. Bayangkan, makanan apa yang tidak ditemui di Jakarta? Secara nasional, dengan mudahnya akan Anda jumpai makanan dari daerah manapun di Jakarta. Ini tentu disebabkan karena Jakarta adalah pusat pertemuan segala macam peradaban, suku, dan daerah yang ada di Indonesia ini. Perkumpulan-perkumpulan kedaerahan ada di sini. Saya yang sangat senang dengan wisata kuliner tentu mendapatkan apa yang saya sukai dengan gampangnya. Masakan Padang, penganan khas Manado, kue-kue dari Sumatera, Soto Betawi, Coto Makassar, Warung Sunda, dan sebagainya menjadi tujuan saya setiap weekend menjelang. Karena Rawamangun dan Pulomas itu dekat ke Kelapa Gading, maka beragam-ragam jenis rumah makan yang ada di sepanjang jalan Bulevard Kelapa Gading pun menjadi sasaran yang mudah dijangkau, inilah tempat nongkrong saya bermalam mingguan. [caption id="attachment_260288" align="aligncenter" width="617" caption="Jakarta dan Indonesia perlu terus dipromosikan..."]
[/caption] Akhirnya, sebagaimanapun susahnya hidup di Jakarta (menurut kata beberapa orang), ternyata toh kota ini masih menyimpan berjuta kemenarikan, dan keindahan. Ini yang jangan pernah luput untuk disoroti dan dinikmati serta tentu disyukuri. Jakarta oh Jakarta, engkau membuat para tamu lupa untuk pulang. Bahkan, pada kenyataannya siap-siap untuk menjadi tuan rumah baru. ---Michael Sendow---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H