Lihat ke Halaman Asli

Michael Sendow

TERVERIFIKASI

Writter

[FSC] Surat Cinta Untuk Calon Presiden dan Wakil Rakyat 2014

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[FSC] Surat Cinta Untuk Calon Presiden dan Wakil Rakyat 2014

Dalam rangka menyampaikan rasa cinta saya yang menggebu-gebu dan rasa sayang saya yang membumbung tinggi ke angkasa raya, melewati strata-strata awan dan langit di atas sana. Melewati tingginya puncak gunung tertinggi. Menembus badai gurun terpekat sekalipun. Dalam rangka mempersilahkan cinta kasih saya mengumandang ke seluruh penjuru Indonesia dalam bentuk-bentuk yang terkatakan lewat kata pun yang hanya dapat dirasakan lewat rasa. Saya merasa perlu menuliskan surat cinta ini.

Surat ini sedapat mungkin akan berisi pengungkapan rasa cinta saya kepada mereka. Siapa mereka? Satu: Ditujukan kepada Indonesia-ku, sebagai tempat di mana kaki berpijak maka langit dijunjung. Dua: Ditujukan kepada calon-calon pemimpin Indonesia 2014. Tiga: Ditujukan kepada mereka yang akan menjadi wakil saya nanti. Yang akan menyuarakan kepentingan-kepentingan saya. Mereka menamakan diri sebagai “Wakil Rakyat” dan hampir pasti bersidang di gedung yang kini namanya DPR.

---Sebelum mulai nulis, ijinkanlah saya tarik nafas dulu--- Nafas memang harus ditarik, tapi tidak sekeras narik becak atau gerobak sampah milik paman saya tempo hari. Waktu itu nariknya nanjak lagi, gara-gara jalan penuh lobang segede gaban jadi tak ada mobil yang mau masuk ke kompleks paman saya lah.

***

Baiklah saya mulai…..

Sebagai calon presiden republik ini di tahun 2014 nanti, calon wakil rakyat maupun pemimpin bangsa ingatlah bahwa masih banyak yang kalian harus kerjakan. Dengan penuh kesungguhan dan kerendahan hati, saya mengajak kalian utuk bercerminlah pada pemerintahan-pemerintahan terdahulu. Bahwa sesungguhnya perang memperebutkan kekuasaan semata-mata hanya akan menyengsarakan rakyat. Dalam artian, kalau Anda berkeinginan memuaskan dahaga dan kelaparan Anda akan kekuasaan, jabatan dan uang maka saya dapat pastikan Anda mungkin akan terpuaskan tapi tidak untuk rakyat yang bakalan Anda pimpin.

Marilah bercermin diri dari kegagalan-kegalan para pemimpin pemimpi yang terdahulu. Apa sih pemimpin pemimpi, mungkin demikian Anda bertanya? Sederhananya pemimpin pemimpi adalah mereka yang punya mimpi dan angan-angan setinggi langit, lalu mimpi itu diumbar ke hadapan publik sebagai janji-janji manis. Sebagai “janji kampanye”. Sasarannya? Masyarakat pemilih. Hasilnya luarbiasa, masyarakat masih begitu mudahnya termakan janji, tapi ternyata mereka menjadikan para pemilih itu batu loncatan mereka untuk meraih mimpi-mimpi mereka, tapi akhirnya mengabaikan janji. Itu namanya politik pembodohan. Rakyat dibodohi dengan janji palsu, supaya mimpi boleh diraih. Mimpi mereka sendiri! Padahal rakyat mencintai mereka dan mengharapkan balasan yang sama.

Tidak percaya? Wahai para pemimpin yang saya kasihi dan cintai. Lihatlah di sekitar, di kiri dan kanan, di masa yang lalu, sejarah begitu banyak berbicara dan fakta serta data dapat pula kalian cium dengan gampangnya, rasakan dan telan! Banyak kejadian seperti itu sudah terjadi. Contoh paling sederhanasaya saksikan sendiri, baca, dengar dan lihat bagaimana seorang calon walikota berjanji akan memperbaiki jalan berlobang dan rusak teramat parah. Bahwa itu adalah prioritas utamanya apabila ia terpilih nanti. Jadinya apa? Setelah terpilih, jangankan diperbaiki, malah tidak ada satu kerikil pun yang dikirim untuk menutup lobang-lobang jalan itu! Bahkan masa jabatannya sudah akan berakhir, tak juga ia menepati janji politiknya. Bahkan ada yang sampai memelihara ikan mujair di lobang jalan penuh genangan air itu sebagai sindiran protes. Tapi apa boleh buat, kami ini jelata. Mungkin pula sudah terbiasa dengan janji yang manis. Cinta kami tak terbalaskan. Air susu dibalas air comberan.

---Rehat sejenak--- Mohon maaf, saking cinta saya yang menggebu-gebu, sembari menulis surat cinta ini, saya ditemani segelas kopi pahit (maklum harga gula masih mahal, jadi saya agak menghemat)supaya mata saya terhindar dari kantuk. Tapi karena keasyikan nulis surat dengan hati membunga saya lupa kopinya malah mulai mendingin. Kalau begitu, permisi saya minum dulu. Enak. Nikmat. Tapi pahit memang. Sepahit hati dan pikiran saya atas nasib bangsa ini kedepannya.Kepahitan yang tak dibuat-buat.

***

Oke saya lanjut yah…..

Betapa miris dan sakit dada ini melihat jurang ketimpangan di negeri ini yang bagaikan langit dan bumi. Benarlah ujar-ujar yang bilang yang kaya bertambah kaya, yang miskin tambah miskin dan tetap berenang dalam Lumpur kemiskinan. Kalau Anda jadi pemimpin negeri ini 2014 nanti, biasakan mata anda meneteskan air mata melihat anak-anak yang mati karena busung lapar, yang tak pernah bisa mengenyam pendidikan sekolah paling dasar sekalipun. Biasakan air mata Anda menetes ketika melihat anak-anak kecil menjadi gembel, peminta-minta dan tidur di emperan toko.

Tapi jangan biasakan mata Anda wahai calon Presiden dan Wakil Rakyat 2011 hanya melihat kerakusan para koruptor dan tikus-tikus papan atas yang serakah dan rakus. Justru sebagai pemimpin, Andalah yang bertanggungjawab membasmi dan memberantas para tikus koruptor yang terlalu sering menggerogoti kekayaan dan milik negara ini. Bayangkan, mereka bersenang-senang dengan uang rakyat, padahal minggu lalu saja saya baca di surat kabar seorang anak tak mampu menderita suatu penyakit yang diakibatkan oleh GuillainBarre Syndrome (GBS), untuk menyembuhkannya diperlukan tidak kurang dari 24 juta perhari! Obat yang dipakai bernama Gamunex, dimasukkan melalui cairan infus. Satu botol Gamunex berisi lima ampul dan harganya 7,5 Juta per botol. Setiap hari harus menghabiskan 18 ampul (18x7,5 Juta). Sangat mahal.

Wah, kalau saya dan kebanyakan yang lain mungkin pernah mengecapi bagaimana rasanya hidup menderita akibat banyak tekanan. Tekanan demi tekanan yang datang silih berganti itu memang mengajarkan banyak hal. Penderitaan sering menjadi guru yang terbaik. Oleh karenanya betapa angkuhnya dan arogannya kita kalau sudah tak peduli lagi dengan penderitaan orang lain. Alangkah terkutuknya pemimpin yang sudah tak mau ambil pusing dan tak pernah mau peduli penderitaan rakyat yang di pimpinnya.

---Oops, Para calon pemimpin yang saya cintai…..saya sudahi saja surat cinta ini, tapi jangan kecewa dulu, saya pasti akan mengirimkan sambungannya. Maaf, cintaku tak bakalan kandas di rerumputan, ini hanya masalah panjangnya surat. Bentar saya kirim lanjutan surat cintanya. Saya mau mengakhiri dengan peluk cium……tapi jangan-jangan ‘kesehatan’ kalian wahai calon pemimpin 2014 belum teruji. Jangan-jangan tubuh kalian ternyata penuh borok dan berbau busuk, jadi peluk ciumnya nanti saja. Salam hangat saja untuk kali ini….dan tak lupa Cheers…………..!---

**Demi cinta saya pada kalian,

Ditulis Bulan Agustus Tahun 2011 (Masih ada waktu 3 tahun “pacaran” sebelum 2014 tiba).

Ditulis oleh pacarmu nomor: 125 Michael Sendow.

NB : Untuk membaca hasil karya para peserta Fiksi Surat Cinta yang lain maka dipersilahkan berkunjung ke akun Cinta Fiksi dengan judul postingan : Inilah Malam Perhelatan & Hasil Karya Fiksi Surat Cinta [FSC] di Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline