Lihat ke Halaman Asli

Michael Sendow

TERVERIFIKASI

Writter

Lupa Bahasa Indonesia di Amerika? Jangan Sampai!

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa Indonesia di Amerika

"If you talk to a man in a language he understands, that goes to his head. If you talk to him in his language, that goes to his heart."

(Nelson Mandela)

[caption id="attachment_128140" align="aligncenter" width="640" caption="Learning Indonesian"][/caption] Pernah ada sebuah artikel di koran New York Times yang membahas tentang generasi muda Indonesia yang semakin menguasai bahasa Inggris. Mereka semakin fasih. Nah, apalagi anak-anak yang lahir dan besar di luar Indonesia, hidup di negara yang bahasa utamanya adalah bahasa Inggris, Amerika salah satu contohnya. Mereka kalau diajak bicara dalam bahasa Indonesia akan sulit meladeni. Kenapa? Karena tidak dibiasakan dan diajar untuk memakai bahasa asal mereka.

Coba saja Anda jalan atau berkunjung ke tempat-tempat yang mayoritas orang Indonesia tinggal, di beberapa state seperti New Jersey, New Hampshire, California, Denver, Colorado, Florida, Ohio dan beberapa lainnya. Setelah itu pertajam telinga Anda dan dengarlah riuh-rendahnya suara anak-anak kecil itu bermain, rata-rata menggunakan bahasa Inggris. Bahkan banyak yang hanya melongo ketika diajak berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

[caption id="attachment_124392" align="alignright" width="300" caption="Bagi para penutur asing, buku ini layak dimiliki kalau ingin belajar berbahasa Indonesia."][/caption] Jangankan yang memang lahir di Amerika, ada anak-anak yang baru dua tahun datang, ketika saya ajak bicara dengan bahasa Indonesia, apa jawab mereka “sorry, I can’t speak Indonesian” Wah, gejala apa ini? Masak sih baru dua tahun datang, langsung lupa bahasa ibu mereka?

Apakah para orang tua tidak pernah melatih mereka berbahasa Indonesia, atau memang bagi para orang tua berbahasa Inggris di Amerika lebih bergengsi daripada berbahasa Indonesia? Padahal kalau anak-anak mereka bisa menguasai dua bahasa dengan fluency yang sama, Indonesia-Inggris, itu luar biasa. Bukankah bahasa Inggris mereka sudah dapati dalam pergaulan di luar dan si sekolah? Jadi sudah seharusnyalah percakapan sehari-hari di rumah adalah dengan memakai bahasa Indonesia.

Ada seorang ibu Indonesia yang kawin dengan orang Amerika pernah mengatakan

“I think it is fantastic to introduce another language to a child since their tender age because we all know that it’s easier to teach them early but honestly it is sad to thinks that most of these children can’t even speak in their own native language when they were born, live and growing up in Indonesia.” Ibu itu benar. Luar biasa memang kalau sudah memperkenalkan bahasa asing pada anak-anak yang usianya masih sangat belia, karena pada saat seperti itulah penyerapan mereka sangat kuat. Tapi di sisi yang lain, sangat memilukan apabila banyak diantara mereka yang tidak tahu sama sekali bahasa ibu mereka. Apalagi bagi mereka yang lahirnya di Indonesia, setelah menetap di luar negeri, lupa bahasa sendiri.

Ada sebuah buku bagus berjudul “Anak-Anak Multibahasa” (Multilingual Children), di buku itu Anda boleh belajar bagaimana membesarkan anak yang lahir dan bertumbuh di lingkungan berbeda-beda, berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda. Buku ini sangat cocok dan boleh menjadi rekomendasi bagi mereka yang suami atau istrinya adalah warga negara asing Salah seorang penulis buku ini berhasil mendidik anaknya hingga akhirnya fasih menguasai tiga bahasa Indonesian, French dan English! Hidup di negeri orang tapi tak melupakan bahasa asalnya sendiri. Prost! Great!

UNESCO telah menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Kenapa? Karena banyak yang sudah merasakan betapa pentingnya bahasa ibu itu. Sangat penting untuk terus diperingati dalam pengertian terus dilestarikan pemakaiannya dan tetap diberdayakan fungsinya. Dalam literatur sosiolinguistik makro, kajian tentang mempertahankan bahasa adalah lebih kepada bahasa ibu untuk konteks bilingual. Atau gampangnya adalah berbicara mengenai minor language atau bahasa etnis, bahasa asal, bahasa daerah, bahasa lokal dan bahasa utama atau major language. Kalau dalam konteks kita di Amerika, anak-anak Indonesia yang lahir dan besar di Amerika, bahasa ibu bagi mereka adalah bahasa Indonesia, sedangkan major language-nya adalah bahasa Inggris.

[caption id="attachment_124393" align="aligncenter" width="500" caption="Alangkah hebatnya kalau suatu saat nanti Bahasa Indonesia bisa terpampang di papan-papan pengumuman resmi di tiap negara...."][/caption] Adalah mengherankan kalau anak-anak Indonesia di luar negeri seakan-akan, atau memang tidak bisa berbahasa Indonesia. Mengherankan dan patut disayangkan. Padahal kalau di Amerika ada banyak mahasiswa, pemuda dan beberapa institusi yang berusaha mempelajari bahasa Indonesia. Kata mereka penduduk Indonesia adalah ke-4 terbesar di dunia, harusnya Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ke-4 dunia. PNC Bank di Route 27 Metropark NJ saking banyaknya orang Indonesia yang menjadi customer mereka, atau sekedar mengirim uang, beberapa karyawan mereka terbiasa berucap satu-dua kalimat dalam bahasa Indonesia. Kalau mereka melihat wajah oriental yang masuk, langsung disambut dengan “Mau kirim uang ke Indonesia right?” atau “Ke Manado yah…?”

Bukan cuma itu, beberapa perusahan besar di NJ yang banyak mempekerjakan orang Indonesia, pihak management, supervisor, manager, leader pun tak segan-segan belajar bahasa Indonesia. Memang masih kalah dari Spanish, yang sepertinya sudah menjadi 'bahasa resmi' ke dua di Amerika. Tapi bahasa Indonesia punya potensi besar untuk diperhitungkan sebagai bahasa resmi ke-dua atau ke-tiga di beberapa negara.

Ajarkan anak sejak dini bahasa ibu mereka, dan mereka akan bertumbuh sebagai orang-orang yang mencintai budaya dan bangsa mereka sendiri. Walaupun dalam keadaan tinggal sangat jauh dari negeri nenek moyang mereka. Bahasa Inggris sangat penting buat kita, karena itulah bahasa International yang diakui. Tapi Bahasa Indonesia tak boleh diabaikan dan atau terabaikan.

Saya punya istilah begini: Memiliki otak orang Amerika tapi tetap mempertahankan lidah Indonesia. Kita juga boleh hebat berbahasa Inggris tapi jangan pernah lupa bahasa kita, bahasa Indonesia.  Bahkan ada yang hobby makan burger, tapi belumlah lengkap kalau belum sentuh yang namanya nasi. I like burger but I love rice. I like English but I love Indonesian.

Don’t lupa tuk read yang ini also:

Cintailah Bahasa Kita!

Ketika Pena dan Cinta Bicara…

Michael Sendow.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline