Lihat ke Halaman Asli

Michael Sendow

TERVERIFIKASI

Writter

Breaking News: Gunung Lokon Muntah Panas

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1310696294335043478

[caption id="attachment_122770" align="aligncenter" width="640" caption="Eruption Mt.Lokon. (from.HP cam.)"][/caption] Gunung Lokon adalah salah satu gunung berapi yang lahir dan tumbuh besar di Minahasa Sulawesi Utara. Nah, gunung ini bertetangga dekat dengan Gunung Soputan yang baru sekitar dua minggu lalu meletus, yang pancaraan abu yang ditiup angin bahkan sampai ke Manado, ibu kota provinsi. Tapi yang lumayan parah waktu itu adalah daerah Minahasa, terutama Minahasa Selatan. Nah, pagi ini gunung Lokon itulah yang meletus menyusul tetangga dekatnya yaitu si Soputan. Ledakan Lokon kali ini cukup dahsyat, sejak beberapa gempa tadi malam akhirnya gunung Lokon pun memuntahkan debu tebal yang menurut harian Komentar mencapai ketinggian sekitar 1.500 meter. Waktu Soputan meletus, saya yang lagi mengunjungi Manado menyaksikan sendiri bagaimana atap rumah tempat saya tinggal, dan teras rumah dipenuhi abu gunung itu. Tidak tahu, sebentar siang apakah abu dari letusan Lokon ini akan menyambangi sampai Manado lagi atau tidak. Arah abu Lokon kali ini katanya terlihat menuju desa Warembungan, Mokupa dan Tanahwangko juga sebagian Minahasa Selatan. Permukaan kawah gunung Lokon pun terlihat berubah warnah menjadi memerah akibat lahar panas yang dimuntahkannya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan. Terlihat indah lewat foto-foto, tapi akibat yang ditimbulkan dapat merugikan masyarakat sekitar sampai ratusan Milyar, persis ketika Soputan meletus 2 minggu lalu. [caption id="attachment_119704" align="alignright" width="300" caption="Gunung Lokon Lagi Muntah"]

13106879771300952781

[/caption] Desa Kinilow, Kakaskasen dan kota Tomohon dan beberapa daerah disekitar lokasi Lokon adalah daerah pertama yang bakalan mengalami shock pertama-tama. Kenyataannya? Memang warga di daerah sekitar inilah yang mengalamai kepanikan luar biasa. Saya pun sempat terjebak kemacetan. Sebelumnya, sekitar dua hari yang lalu dan kemaren memang sudah diungsikan sekitar 2.000 orang, tapi semalam terjadi pengungsian susulan secara besar-besaran. Truk-truk yang mengangkut para pengungsi terlihat sibuk di jalan-jalan utama dan pelosok. Mengapa gunung bisa meletus? Supaya gunung dapat meletus, maka harus ada peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan di dalam gunung itu. Harus ada tekanan yang cukup kuat jauh di dalam dasar bumi untuk menciptakan kekuatan sembur yang cukup hingga dapat menyebabkan erupsi. Para ahli mengatakan bahwa melemahnya magnetic field dapat juga menyebabkan perubahan presure di dasar bumi, yang ujung-ujungnya akan memancing sebuah erupsi besar. Menurut catatan Smithsonian bahwa ada sekitar 1.511 gunung berapi yang aktif. Lumayan banyak kan? Memang tidak berarti bahwa 1.511 ini adalah gunung yang sementara aktif meletus, tapi artinya bahwa gunung-gunung ini berpotensi untuk meletus dan memancarkan lahar panas. Gunung Lokon dan Soputan termasuk dalam daftar gunung yang "aktif" itu. Gunung berapi bisa saja tidur selama ratusan tahun sebelum akhirnya meletus. Contohnya ada? Ya, lihat saja gunung St.Helena. Tidur ratusan tahun, lalu booom! Meletus.  Sejak tahun 1914 ada sekitar 35 gunung berapi yang meletus setiap tahunnya. Tapi sejak tahun 1990 meningkat menjadi 50 gunung berapi setiap tahunnya. Apakah ini adalah gejala peningkatan aktivitas di dalam bumi kita ini? Menurut data terakhir dari Pemkot Tomohon seperti yang dilansir pagi ini oleh sebuah harian lokal Komentar, bahwa para pengungsi sudah berjumlah lebih dari 6.000 orang. Mereka rencananya akan dipindahkan ke lokasi yang lebih representatif, karena saat ini masih ditampung di sekolah-sekolah. Ini tentu saja dapat mengganggu proses belajar mengajar nantinya. Tapi juga ada banyak sekolah di sekitar lokasi yang justru diliburkan. [caption id="attachment_119705" align="alignleft" width="300" caption="Gunung Lokon"]

13106880841257699515

[/caption] Petugas pemantau aktifitas gunung berapi di Minahasa memang mengatakan bahwa sebelum si Lokon ini meletus dahsyat, sejak kemaren tidak nampak ada gejala letusan terutama sejak 12 jam terakhir. Namun mereka mengatakan bahwa itu justru adalah fase yang kritis karena sempat terpantau 60 kali gempa vulkanik A (gempa dalam) dan 30 kali gempa vulkanik B (gempa dangkal) dari dalam perut gunung yang buncit itu. Energi dalam perut gunung masih cukup besar yang sewaktu-waktu dapat menyembur keluar. Untuk itu warga dan pemerintah harus tetap waspada. Demikian juga yang diungkap Manado Post pagi ini. Gunung meletus memang adalah gejala alam yang kita sendiri manusia tidak kuasa menahannya. Yang di tuntut saat ini adalah kesigapan dan kesiapan pemerintah dan juga kerjasama warga. Sebab kemaren saja, sewaktu saya hubungi beberapa teman yang memang tinggal sangat dekat dengan lokasi gunung Lokon ini, saya tanya kenapa tidak cepat-cepat saja mengungsi setelah ada komando dari pemkot setempat. Jawab mereka "torang kwa so biasa tu babagini Michael, jadi so tabiasa noh", artinya: "Kami sudah terbiasa dengan yang beginian (peringatan tanda awas dari pemerintah), jadi bukan masalah lagi". Wah, tanda awas gunung meletus bukan masalah dan biasa-biasa saja? Mudah-mudahan sekarang mereka sudah mengungsi, sebelum disapu debu dan hawa panas letusan itu. Bencana alam mesti disikapi. Disikapi dan ditindak-lanjuti dengan bijak. Berdoa dan bekerja. Keterlibatan dan keaktifan pemerintah dalam merespon setiap bencana alam termasuk gunung meletus tentu saja memegang peran penting. Nah, mari bertolong-tolongan dalam menanggung beban. Lokon oh Lokon.... Dilaporkan langsung dari tanah Minahasa. Michael Sendow.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline