Lihat ke Halaman Asli

Michael Sendow

TERVERIFIKASI

Writter

Antara Hoboken Amerika dan Remboken Indonesia, Nafsu Saya Terpuaskan.

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaki saya mungkin termasuk yang paling “gatal”. Tak diajak jalan akan semakin merana ia. Diajak jalan pun akan semakin gatal ia. Saya sangat suka berkunjung dan mempelajari budaya yang berbeda-beda, tempat wisata yang berbeda-beda dan objek wisata yang berbeda-beda. Dari sanalah kita belajar menghargai perbedaan dan serempak mengagumi keindahan ciptaan Sang Pencipta.

Hoboken dikelilingi oleh air. Transportasi air dari Hoboken NJ menuju Manhattan NY menjadi alternatif buat para pekerja dan pengusaha yang tinggal di Hoboken namun bekerja di Manhattan, mengingat traffic jam yang sangat tinggi pada jam-jam kerja pagi hari, atau ketika pulang kerja sore hari. HOBOKEN dan REMBOKEN adalah dua nama yang mirip, yang membedekan mereka hanyalah “HO” dan “REM”. Tapi ternyata dua tempat ini memiliki jarak yang alamak jauhnya! Naik pesawat makan waktu sekitar 24 jam dari Hoboken menuju Remboken. Sebab Hoboken itu ada di New Jersey Amerika sedangkan Remboken ada di Minahasa, Sulawesi Indonesia. Dua objek wisata ini memiliki keunikan dan keindahanmasing-masing. Dua-duanya juga memiliki banyak perbedaan mencolok tapi ada pula persamaan-persamaan yang menarik. [caption id="attachment_108521" align="alignright" width="300" caption="Dengan latar belakang kota Manhattan yang sangat asri dan sibuk. Di tempat ini kalau weekend dipenuhi turis. Bahkan banyak pasangan yang akan menikah mengambil lokasi ini untuk foto-foto pre weeding mereka."][/caption] Nah, ketika kaki yang gatal ini saya langkahkan ke atas Hoboken ada rasa capek yang amat sangat, maklumlah Hoboken itu berada di daerah dataran tinggi, dan jalan yang memanjang itu memang sangat panjang. Hal yang sama juga saya jumpai ketika menanjaki terjalnya Remboken di Minahasa yang ketinggiannya mencapai kurang lebih 800 meter di atas permukaan laut (DPL). Dari atas Hoboken kita bisa melihat indah dan asrinya Manhattan New York yang dipisahkan oleh air begitu pula dari atas Hoboken dan daerah sekitarnya kita bisa melihat latar belakang Kota Manado nun jauh di bawahnya seperti yang terlihat di foto. Perginya naik mobil sih, tapi begitu sampai, kita harus turun dan berjalan menyusuri jalan-jalan panjang untuk bisa menikmati keindahan alamnya.

Ngomong-ngomong masalah air, ini juga adalah salah satu yang sama antara keduanya. Hoboken dikelilingi oleh banyaknya air, sekitar 1.8 kilometer persegi dari total 5.1 Kilometer persegi adalah air. Jadi 35.35% nya adalah air. Nah, menariknya di apartemen-apartemen yang bejibun banyaknya itu pengkonsumsian air bersih/ledeng free alias gratis. Kalau di rumah pribadi justru air ledengya harus bayar. Mahal lagi. Di apartemen yang perlu dibayar hanyalah listrik dan gas untuk heater (pemanas ruangan), AC (pendingin ruangan) serta kompor. Di Remboken juga saya melihat hal yang sama, yaitu dikelilingi oleh air. Mata air ada di mana-mana, kolam-kolam, sungai dan danau. Bedanya air ledeng/PAM tetap harus bayar.

[caption id="attachment_108523" align="aligncenter" width="502" caption="Danau yang mengitari Remboken Minahasa ini sangat layak dijadikan tempat berwisata. Asyiiiik, kita diijinin untuk mancing juga tuh!"][/caption]

Kalau berkunjung ke Hoboken pada musim dingin hati-hati, bawalah jaket anti dingin yang sangat tebal. Di daerah ketinggian begitu suhunya bisa drop sampai di bawah nol (minus). Kalau di Remboken sih cukup dingin juga---bagi saya itu sejuk--- suhu paling dingin yang pernah terjadi menurut catatan adalah 15 derajat Celcius.

[caption id="attachment_108524" align="alignleft" width="300" caption="Ups! Wait a minute...clean up after you pet please!"][/caption] Satu hal yang menarik diketahui juga, berjalan di seputaran Hoboken sungguh mengagumkan melihat kebersihan jalan-jalannya, bahkan ada sanksi bagi pemilik hewan piaraan yang tidak membersihkan kotoran hewan piaraannya di jalan. Ada law yang mengatur bahwa pemilik hewan piaraan harus segera membersihkan kotoran hewan yang dibawa jalan-jalan di tempat umum. Kalau jalan-jalan di Remboken lain lagi, bahwa Anda harus hati-hati supaya tidak menginjak kotoran hewan di jalanan.

Apalagi ya? Oh iya, kehidupan bertetangga di Remboken masilah sangat tradisional dan tenggang rasanya masih kuat dan sangat kentara. Lihat saja di desa-desa kecil sekitar untuk menyalakan api mereka membawa sabut kelapa dan meminta bara dari tetangga. Jarum, gunting, dan setrika bolelah dipinjam dari tetangga. Semua saling pinjam. Hubungan dengan tetangga bersifat komunal. Rasa kekeluargaan dan gotong royong masih begitu kentalnya. Lalu bagaimana dengan Hoboken? Wah boro-boro minta api atau pinjam gunting, kenal siapa tetangga yang apartemennya nempel banget dengan apartemen kita saja nggak. Sangat individualistis. Kita harus mandiri.

Karena saya pernah tinggal di Minahasa dengan budaya komunal dan kekeluargaan yang kental, lalu sepuluh tahun “bergaul” dengan kehidupan yang serba individual dan mandiri. Dari lingkungan yang “mau berbagi” ke lingkungan yang “nothing as a free lunch” adalah merupakan suatu benturan budaya yang kontradiksi. Tapi saya justru banyak belajar dan pengetahuan jadi bertambah. Bahwa memahami dunia yang luas ini tidak boleh memakai “kaca mata kuda” semata.

Di Remboken Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sebanyak tidak lebih dari 12.000 orang dan luas sekitar [caption id="attachment_108527" align="alignright" width="300" caption="Dengan latar belakang Kota Manado..."][/caption] 38.80 Kilometer persegi telah mengajar saya banyak tentang apa itu “Mapalus” dan bagaimana ber-mapalus. Contoh kecilnya, kerja bakti membuat jalan, membangun litir sawah, menggali sumur dan berbagai manfaat “Mapalus” lainnya. Di Hoboken Amerika dengan luas “hanya” sekitar 5.1 Kilometer persegi tapi dengan jumlah penduduk tidak kurang dari 50.000 orang, mengajarkan saya kemandirian, kerja keras dan cermat memilih lalu memilah mana yang boleh dan mana yang tidak. Sebab keras dan kasarnya kehidupan dengan kepadatan junlah penduduk ke-4 secara nasional ini mau tidak mau membuat kita harus pintar dan bijak bersikap dan mengambil keputusan. [caption id="attachment_108528" align="alignleft" width="300" caption="Monumen yang dibangun di atas tanah belerang asli. Dari Manado hanya membutuhkan sekitar 40 menit."][/caption] Kalau dari segi keindahan alam, pemandangan alam yang memukau…keduanya tidak diragukan lagi. Kalau Anda tidak sempat ke Remboken Minahasa datanglah ke Hoboken New Jersey. Tapi kalau Anda tidak punya waktu jalan-jalan ke Hoboken, mampirlah di Remboken dan Anda akan disuguhkan dengan pengalaman wisata yang “so pasti akan menjadi kenangan tak terlupakan”. Kaki saya yang gatal ini telah membuktikannya. Capeknya langsung hilang setelah mencapai “puncak”nya Hoboken atau juga “puncak”nya Remboken. Nah, kita sudah mengunjungi dua tempat sekaligus, semoga hasrat kita sedikit terpuaskan. Akhirnya, nafsu saya pun untuk sementara tersalurkan.

ooOOoo

Selamat jalan-jalan. Selamat berwisata dan selamat menambah wawasan tentang bumi kita ini. Tentang budaya. Tentang pergaulan dan tentang kemajemukan. Michael Sendow.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline