Lihat ke Halaman Asli

Michael Sendow

TERVERIFIKASI

Writter

Tidak Diundang Karena Berbikini?

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sarah Ferguson Tidak Diundang Karena Berbikini?

[caption id="attachment_104327" align="alignright" width="300" caption="Courtesy of myfashionsite. Exposay.com"][/caption] Acara pernikahan yang disebut-sebut sebagai pernikahan abad ini telah usai. Pernikahan antara putra mahkota, si Pangeran William dengan anaknya Michael Middelton, Kate Middelton. Banyak hal dan kenyataan yang telah terjadi. Ada pujian ada pula kecaman. Banyak yang memuji kemegahan sekaligus kesederhanaan perkawinan itu, acara yang megah tapi dengan gown Kate yang sederhana. Banyak juga yang mengritisinya kemegahan sekaligus kesederhanaan perkawinan itu. Mereka mengatakan bahwa perkawinan ini hanyalah penonjolan kekayaan dan ketenaran, dengan menghabiskan biaya 40 juta USD. Tapi di sisi lain kesederhanaan gown pengantin sang mempelai wanitanya pun dikritik sebagai menurunkan citra keluarga kerajaan. Kok gown seorang princess sesederhana itu?

Terlepas dari semua pujian dan segala kritikan, ada hal menarik yang menggelitik syaraf-syaraf bawah sadar saya. Adalah seorang Sarah Ferguson, seseorang yang pernah menjadi princess.  Mantan istri Pangeran Andrew ini ternyata dilarang keras untuk hadir di pernikahan William dan Kate. Bahkan ia diminta untuk tidak mendekati istana. Ia disuruh jauh-jauh supaya tidak “merusak” acara pernikahan itu. Apa pasal? Oooh, ternyata ia telah memberikan suatu tamparan yang sangat keras bagi keluarga kerajaan. Media massa dan televisi menampilkan Sarah yang lagi berbikini di pantai. Itu adalah “sangat memalukan” menurut standard kerajaan.

Siapa sih Sarah ini lalu di mana dia berada sekarang? Janda Pangeran Andrew dari Inggris ini ternyata membangun eksistensi dirinya di Amerika Serikat (AS). Tampil sebagai bintang tamu dalam acara ‘The View’ pada dua stasiun televisi ABC dan Live CNN yang dipandu Larry King, ia mengungkapkan mimpi yang sama, ingin memiliki program khusus sendiri di televisi AS.

“Saya ingin menunjukkan bahwa saya adalah warga biasa di negeri ini,” demikianlah ia berharap. Program TV yang dimaksud Sarah adalah suatu program reality show di mana penonton menantangnya, misalnya untuk pergi dan memperbaiki sekolah di Boise atau mencari restoran lain di salah satu kota di New Jersey Allentown.

Ia mengatakan bahwa warga AS sangat ramah dan terbuka menerimanya, sementara di negerinya sendiri ia menjadi sasaran empuk media massa akibat perceraiannya dengan putra Ratu Elizabeth II tahun 1996 yang lalu dan atas tampilan berbikininya di pantai. Sepertinya Sarah merasa keluar dari neraka dan masuk surga dengan berpindahnya ke Amerika. Ia mengatakan bahwa sesungguhnya hidupnya telah berakhir usai bercerai dengan Pangeran Andrew, namun Amerika membuatnya hidup kembali. Di Amerika tahun ini juga ia membuat batu loncatan yang sangat berarti dengan produksi film yang memenangkan Academy Award untuk desain kostum—Film itu berjudul The Young Victoria.

Keluarga Kerajaan Inggris memang tidak lepas dari sorotan yang selalu terekspose lewat media massa. Apa itu? Yang menonjol selain berita pernikahan keturunan keluarga kerajaan yang memang sudah turun temurun selama 1000 tahun, tentu saja kasus perceraian, kematian, atau skandal. Tapi jelas bahwa system monarki Inggris masih diterima rakyat. Sebuah survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga survei ternama di Inggris yang lalu disimpulkan oleh Harian The Guardian mengatakan bahwa mayoritas warga berpendapat bahwa sistem monarki masih relevan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Inggris. Survei itu menyebutkan monarki justru dapat menjadi alat pemersatu, bukan pemecah belah. Jadi kata mereka tidak ada sama sekali kelas bangsawan versus rakyat jelata.

Tapi menurut beberapa pengamat, system monarki itu justru sudah usang. Dengan menjadi Negara Republik akan membuat Inggris lebih maju. Terlepas dari pro dan kontra monarkinya Inggris tersebut, saya sungguh menyayangkan kekakuan keluarga kerajaan kalau dengan alasan Sarah Ferguson telah memberikan mereka “tamparan keras” dengan berbikini di pantai maka ia tidak diundang dan bahkan dilarang keras menurut versi mereka untuk supaya “tidak berada dekat-dekat istana”. Lho, Orang berbikini di pantai kok diributkan dan dianggap tamparan? Lain cerita kalau ia berbikini di dalam istana. Tapi ini di pantai! Manalah mungkin ada yang berenang memakai jas, topi dan sepatu high heels.

Apakah Sarah “harus” berenang dengan memakai gown? Mungkin hanya Ratu Elizabeth dan jajarannya yang bisa menjawabnya.

Salam Hormat, dari yang bukan keluarga raja.

Michael Sendow.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline