Lihat ke Halaman Asli

Michael Sendow

TERVERIFIKASI

Writter

Mencintai Kopi Sepenuh Hati

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411649459665430818

[caption id="attachment_344401" align="aligncenter" width="632" caption="Kopi tubruk yang sementara dipanaskan. Menikmati kopi sajian tuan rumah ketika mengunjungi salah satu desa di Minahasa (Dok. Pribadi)"][/caption]

Minuman bernama kopi adalah salah satu minuman kesayangan saya. Di manapun saya bepergian, maka saya akan mencari kopi, dengan segala macam citarasa yang dijual di tempat yang saya kunjungi itu. Amerika, Eropa, Canada, bahkan di banyak pelosok daerah di Indonesia yang saya kunjungi selalu saja saya dapat menemukan kopi dengan berbagai citarasa yang berbeda-beda.

Bagi para pencinta kopi sejati, minuman yang satu ini memang tak boleh terlewatkan begitu saja. Ketika saya mengunjungi Kawangkoan umpamanya, saya menemukan kopi yang luarbiasa. Bagi saya pribadi, di sinilah saya dapat menemukan kopi dengan citarasa yang sangat berbeda dan seakan tidak ada duanya. Dari kabar yang saya peroleh, pembuatan Kopi Kawangkoan itu bergaya sangat tradisional. Mulai dari tungku tempat air dimasak, sampai kepada bubuk kopi yang dipakai sangatlah unik dan spesial. Bahkan kopi yang digunakan ada yang sudah disimpan selama 10 tahun demi menciptakan aroma dan rasa yang semakin menggugah selera. Tulisan saya tentang Kopi Kawangkoan itu pernah juga dimuat di Kompas cetak beberapa waktu yang lalu.

Pernah juga ketika di Jakarta saya diajak kawan untuk menikmati secangkir (tepatnya dua cangkir) kopi di bilangan Kelapa Gading Jakarta Timur. Nah, nama kedai kopinya Chawangkoan ( plesetan Kawangkoan?). Entah berafiliasi atau tidak dengan Kopi Kawangkoan asli di Minahasa sana, namun rasanya memang mirip banget. Maka dahaga saya akan nikmatnya Kopi kawangkoan pun dapat terpuaskan di Jakarta. Ternyata oh ternyata…….

Setelah melewati rutinitas kerja di kota metropolitan yang super sibuk dan super macet serta hectic seperti Jakarta ini, maka memang terasa amatlah diperlukan waktu rehat barang sebentar saja, waktu rileks untuk tentunya menikmati nikmatnya kopi di pagi hari ataupun di sore hari. Banyak kedai kota dapat Anda jumpai di Jakarta ini. Salah satu yang pernah saya kunjungi dan tak ragu saya sarankan Anda untuk juga mengunjunginya adalah Crematology Café di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Nah, di situ dapat dijumpai suasana yang amat sangat klasik. Interiornya didominasi material kayu dan banyak ornamen lampu gantung tanduk-tanduk rusa. Pilihan kopinya? Banyak. Ada Americano, Espresso yang sangat kental dan pahit itu, Cappucino (salah satu favorit saya), dan masih banyak lagi. Tinggal pilih. Masalah harga? Masih terjangkau kok.

Pernah suatu ketika, sewaktu mengantar rekan kerja saya, bule dari Jerman yang ditugasi berkunjung ke Indonesia, ketika itu kita mengunjungi Semarang, ternyata dia juga adalah pencinta kopi sejati, maka atas ajakan saya masuklah kita di kedai Kopi Luwak. Dia rupanya sudah sejak lama ingin sekali menikmati keluarbiasaan Kopi Luwak Indonesia yang katanya sudah sangat terkenal sampai di tempat dia itu.

Meskipun secangkir cukup mahal, namun bagi dia dan saya isi cangkir itu worth enough. Kami pun memesannya, untuk sementara dua cangkir dulu. Pelayan di kedai itu lantas membuka bungkusan Kopi Luwaknya tepat di depan mata kita, mungkin supaya jelas bahwa tidak ada yang dicurangi dan bubuk kopinya memang benar-benar dituang sampai habis dari sachetnya. Diseduh dan kemudian kopi panas itu siap disajikan. Wah, rekan saya itu menciumi dulu aroma segar dari cangkir kopi itu dalam-dalam, baru kemudian menikmatinya sedikit demi sedikit. Nikmat. Sebelum kembali ke Jakarta, ia membeli bungkusan gede kopi tersebut sampai 5 bungkus. Katanya buat stok dia di rumah nantinya. When talking about taste, then the price doesn’t matter anymore hahahaha……

Kopi luwak ini memang sangat eksotik. Punya sensasi tersendiri. Sensasi yang terasa langsung di hidung, mulut, dan bahkan kantong kita tentunya. Rupanya kopi yang sangat mahal ini hanya dihasilkan di Indonesia dan Filipina. Biji kopinya diambil dari kotoran binatang luwak (sejenis musang) yang nama latinnya kayak nama dewa-dewi Yunani, Paradoxurus hermaphroditus. Hewan ini terkenal suka memakan buah kopi matang di pohon kopi. Namun jangan khawatir, biji kopi yang keras itu tidak tercemari oleh kotoran luwak oleh karena perut mereka tidak sanggup mencerna biji kopi yang keras itu. Justru dengan proses fermentasi singkat dalam pencernaan luwak itulah yang memberikan tambahan citarasa unik. Biji-biji kopi yang dikeluarkan lagi bersama kotoran luwak itulah yang kemudian dikumpulkan oleh para petani kopi. Dan alhasil terciptalah salah satu kopi dengan harga tertinggi di dunia itu. The Original Luwak Coffee.

Banyak Manfaat Minum Kopi

Beberapa di antaranya akan coba saya tuliskan di sini. Kebenarannya nanti masing-masing kita yang membuktikannya sendiri. Saya peroleh dari berbagai sumber yang layak dipercaya. Misalnya tentang sebuah penelitian oleh National Institute of Advanced Industrial Science and Technology Jepang. Mereka menemukan bahwa ternyata ada aktivasi gen yang melindungi tubuh dari serangan stress saat indra penciuman kita mencium aroma biji kopi sangrai. Hanya dengan mencium aromanya lho!

Bahkan orang yang tidak minum kopi juga dapat memperoleh lonjakan energi tanpa perlu meminumnya terlebih dahulu. Menurut sebuah penelitian baru, bahwa hanya dengan menghirup aroma kopi maka itu sudah cukup untuk membangkitkan aktivitas di dalam area tertentu dari otak kita, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kejernihan berpikir kita. Makanya bagi kawan-kawan yang suka suntuk, stress, dan punya beban berat, sekali-kali cobalah secara rutin mencium aroma kopi sangria.

Sebuah penelitian yang lain lagi, kali ini di Prancis, menyimpulkan bahwa ternyata kafein yang ada di dalam kopi dapat membantu untuk mempertahankan kemampuan kognitif pada perempuan berusia lanjut alias lansia. Nah lho! Rupa-rupanya kaum perempuan yang meminum 3 cangkir kopi atau lebih dalam sehari, mereka itu bisa terhindar dari kerusakan daya ingat saat mereka berusia 65 tahun sebesar 30%. Perempuan berusia 80 tahun ke atas yang mengonsumsi 3 cangkir kopi sehari, bahkan dapat terhindar dari penurunan daya ingat sebanyak 70%. Luar biasa kan? Ayolah oma-oma, it’s never too late to drink coffee….

Tidak selamanya kafein yang dikandung kopi itu punya efek negatif. Makanya kita mesti mengonsumsinya secara wajar. Saya bilang begini, kopi banyak manfaatnya namun jangan juga minum kopi banyak-banyak (terlalu banyak). Menurut hasil studi Dr. Murdoch Ritchie dalam “The Pharmalogical Basic of Therapeutics”, menyatakan bahwa kafein dalam 1 – 2 cangkir kopi dapat menambah kecepatan berpikir, membuat badan terasa lebih segar, dan menghilangkan rasa kantuk.

Masalahnya kafein dalam kopi dapat menjadi racun apabila dikonsumsi dalam jumlah besar, misalnya 10 cangkir secara berturut-turut. Hal itu dapat menyebabkan kecemasan, gelisah, insomnia, diare dan disinyalir dapat menyebabkan kematian pula. Mengagumkan serempak mengerikan. Makanya, minumlah kopi secara wajar. Nikmati kopi secara wajar. Pendapat saya, cintailah kopi namun jangan jadi korban karena kopi. Mendapatkan kopi butuh pengorbanan, namunjanganlah menjadi korban karena kopi. Demikianlah wahai para coffee lover sekalian. Cheers! ---Michael Sendow---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline