Lihat ke Halaman Asli

Masalah Pelik di Negeri Pencetus Sepakbola

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Inggris, negara yang sangat identik dengan sepakbola. Inggris memiliki liga yang dikatakan sebagai liga yang terbaik di dunia. Namun hal itu tidak terjadi dengan Timnas mereka. Tidak ada prestasi. Terakhir Inggris menjuarai Piala Dunia pada tahun 1966 itu pun diselenggarakan di rumah sendiri. Lalu bagaimana dengan Timnas Inggris sekarang? Mengenaskan, itu satu kata yang pas untuk kondisi Timnas Inggris sekarang. Di Piala Dunia 2014 saja, Inggris tidak sanggup lolos dari Grup D dan hanya mengoleksi 1 poin dari 3 laga yang dilalui, bahkan yang lebih mengenaskan Inggris pulang sebagai juru kunci di Grup D. Hal yang sangat memalukan, jika harus dibandingkan dengan liga nya yang sangat glamor.

Di artikel lalu saya sempat membahas tentang kapabilitas Roy Hodgson yang menurut saya tidak pantas untuk menukangi Timnas Inggris. Taktik yang usang, pemilihan pemain yang kurang tepat adalah alasan saya berpikiran bahwa Hodgson tidak pantas menukangi Timnas Inggris. Semua memang pasti sudah sadar, kalau Timnas Inggris memang tidak memiliki bintang besar yang mampu mengangkat prestasi Timnasnya layaknya Argentina yang memiliki Lionel Messi, Brazil yang memiliki Neymar dan Prancis yang memiliki Paul Pogba. Tapi patut dicatat kalau bintang bukan hal segalanya dalam sepakbola, tentu masih segar di ingatan kita kegemilangan Kostarika yang berhasil lolos hingga babak 8 besar di Piala Dunia. Tidak ada yang memprediksi Kostarika dapat melangkah sejauh itu, bahkan beberapa media berpikiran Kostarika hanya akan menjadi lumbung gol di Grup D, grup yang sama dengan Timnas Inggris.

Memang mengenaskan nasib Timnas Inggris, FA selaku federasi tertinggi seakan tidak peduli akan nasib Timnas dan para pemain asal Inggris, mereka lebih memprioritaskan pengembangan Liga ketimbang pengembangan Timnas Negeri sendiri. Kita mungkin hanya hafal beberapa pemain hebat asal Inggris yang masih aktif di Timnas dan menjadi andalan di tim masing-masing. Sebut saja Joe Hart yang menjadi andalan di Manchester City, lalu Gary Cahill yang menjadi tembok kokoh pertahanan Chelsea, lalu ada pula Raheem Sterling dan Jordan Henderson yang menjadi pemain muda gemilang di Liverpool. Tapi kita perlu catat, adakah tim raksasa asal luar Inggris Inggris yang berhasil terpikat oleh pemain asli Inggris? Saya mencatat hanya Ashley Cole dan Micah Richards yang berhasil memikat tim Serie A yaitu AS Roma dan Fiorentina. Namun sayang mereka hanya menjadi penghangat bangku cadangan disana.

Pemain Inggris era sekarang dikenal mata duitan, kualitas yang dimiliki pun tidak sesuai dengan harga selangit yang dipatok oleh klub. Penyebab dari tingginya harga pemain asal Inggris adalah media yang terlalu berlebihan memuat mereka. Saya masih ingat saat Jack Wilshere begitu didewakan oleh media Inggris, namun penolakan keras keluar dari mulut Pep Guardiola yang mengatakan bahwa Wilshere pemain yang bagus namun tidak memiliki keiistimewaan, bahkan Pep berkata bahwa Spanyol punya ratusan pemain seperti itu.

Tidak hanya Wilshere, banyak pemain Inggris yang begitu didewakan oleh media. Sebut saja Raheem Sterling dan Jordan Henderson yang disebut sebagai ‘The Next Steven Gerrard’. Hal yang menggelikan bagi saya. Mereka memang pemain yang bagus dan bertalenta , tapi mereka masih butuh pembuktian untuk menjadi pemain hebat. Terutama Raheem Sterling, saya cukup dibuat kesal oleh pemain satu ini, usianya masih muda yakni 20 tahun. Di dalam dua musim ini penikmat Liga Inggris sudah banyak mengenal dia. Dia pemain bertalenta yang dimiliki Liverpool dan menjadi salah satu kunci bangkitnya Liverpool dalam dua musim ini. Tetapi keegoisan dia soal negosiasi kontrak membuat sebagian Kopites termasuk saya menjadi enek dan kehilangan respek dengan pemain satu ini. Bayangkan saja di usia yang sangat muda dia menolak gaji senilai 100.000 pound, nilai yang sangat fantastis untuk pemain berusia 20 tahun . Saya tidak tahu apa alasan Sterling menolak gaji yang begitu besar dari manajemen Liverpool. Namun ada media yang menyebutkan Sterling meinta gaji hingga 150.000 pound. Padahal banyak pemain yang lebih bagus dari Sterling sebut saja Paul Pogba, Marco Reus yang gajinya saja tidak sampai 100.000 pound.

Sterling memang banyak dikaitkan dengan klub besar seperti Barcelona, Real Madrid, Manchester City, Bayern Muenchen. Tetapi siapkah Sterling pindah ke tim besar tersebut? Di usia yang masih 20 tahun Sterling perlu belajar lebih banyak lagi. Tidak mungkin Sterling bisa menggeser pemain sekelas Bale, Neymar, Ribery. Yang ada Sterling hanya akan menjadi penghangat bangku cadangan disana. Di usia yang masih sangat muda, jam terbang menjadi faktor utama kesuksesan perkembangan karier pemain. Jangan sampai Sterling menjadi pemain gagal hanya karena ingin mencari uang berlebih. Sterling butuh waktu bermain dan itu akan diberikan oleh timnya sendiri yaitu Liverpool. Jangan sampai bakatnya tersia-sia hanya karena uang, dia adalah masa depanLiverpool dan Timnas Inggris, dia harus sadar diri bahwa dia masih perlu banyak belajar di Liverpool.

Selain Sterling, Jordan Henderson pun saya rasa terlalu didewakan oleh media Inggris sampai disebut sebagai ‘The Next Steven Gerrard’. Jika harus dibandingkan dengan masa muda Gerrard, Jordan Henderson jelas kalah jauh. Menunjukkan peforma bagus dalam beberapa match terakhir sudah membuat media Inggris menjulukinya ‘The Next Steven Gerrard’. Media Inggris memang terlalu berlebihan dalam menyorot pemain Negeri Sendiri, banyak pemain yang didewakan justru hilang entah kemana seperti kejadian Jack Wilshere. Mungkin mereka sudah lelah akan keringnya prestasi The Three Lions sehingga mereka menjadi ‘lebay’ saat menyorot pemain Negeri sendiri. FA selaku federasi tertinggi harus peka dan segera melakukan perubahan, jangan hanya mengutamakan Liga sehingga lupa akan urusan Timnas sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline