Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Ada Kemungkinan Gagal Besar

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah banyak beredar, dan dituliskan beberapa orang, diberitakan beberapa media segala pendapat bahwa Jokowi akan gagal memimpin Jakarta. Saya merasa kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat saja terjadi.

Alasan-alasan dan berbagai analisa serta asumsi yang selama ini mengemuka adalah, Jokowi itu hanya sukses memimpin Solo, sebuah kota kecil dan bukan kota sebagai Jakarta. Lihat saja perbandingan besar wilayah dan banyaknya jalan serta perumahan yang ada di kedua kota tersebut, langit dan bumi perbedaannya. Jokowi memiliki kemungkinan untuk gagal.

Beberapa media dan lembaga mencoba menyoroti kelemahan Jokowi lainnya, ia adalah orang Jawa yang ‘lemah lembut’ dan tidak ‘segarang’ Foke. Mana mungkin Jakarta yang keras seperti ini dipimpin orang yang kayak Jokowi.

Belum lagi kemungkinan adanya korupsi seperti yang dituntut oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baru-baru ini. Karena itu juga maka Jokowi disebut-sebut sebagai pemimpin yang kemungkinan akan menelurkan banyak kontreversi bila terpilih nanti, dan kemungkinan juga ia akan menjadi pemimpin yang tidak amanah.

Dengan fakta-fakta kemungkinan seperti di atas itu, apakah Anda dan para pendukung Jokowi masih mau memilih dia untuk menjadi gubernur DKI Jakarta? Bagi saya, kenapa tidak. Anda masih diberikan kesempatan untuk memilih Jokowi nanti untuk melihat perubahan.

Saya punya alas an sederhana. Jokowi memang memiliki serba kemungkinan untuk gagal. Tapi ia juga punya serba kemungkinan untuk berhasil, rekam jejaknya sudah terbukti. Kalau Foke yang sudah pernah gagal, dan kemungkinan besar akan gagal lagi memimpin Jakarta. Jadi apa salahnya kita memberikan kesempatan kepada pemimpin baru yang baru mungkin akan gagal, tapi bisa mungkin untuk berhasil juga. Foke sudah berhasil membuktikan dirinya bahwa ia gagal.

Mengenai kemiskinan. Siapa bilang Jakarta tidak lebih miskin dari Solo berdasarkan data-data statistik. Anda cermati data kemiskinan BPS yang hanya untuk menyenang-nyenangkan banyak pihak, termasuk polesan manis supaya dapat pujian dari luar sana. Taon lalu data BPS kemiskinan Indonesia disebutkan sekitar 30-an juta jiwa/ Padahal kalau mau jujur yang miskin itu bisa jadi berkisar di 70-an juta orang. Gampang sekali melihat tidak becusnya penilaian tingkat dan batas kemiskinan tersebut. Saya Tanya begini misalnya, kalau BPS memakai batasan bahwa yang miskin adalah mereka yang berpenghasilan sehari kurang dari Rp. 10.000,- Apakah dengan batasan tersebut maka yang berpenghasilan Rp.11.000 tidak miskin lagi? Juga bagaimana dengan yang berpenghasilan Rp12.000? Jadi permainan data kemiskinan berupa angka-angka tidak akan pernah sama dengan kemiskinan real di lapangan. Jangan pernah lupa itu. Orang miskin tidak akan tiba-tiba menjadi kaya hanya karena BPS menyatakan bahwa mereka sudah tidak digolongkan miskin lagi (berdasarkan BPS). Salah kaprah tingkat tinggi itu, kawan!

Mengenai korupsi. Berapa banyak lembaga resmi termasuk wakilnya si Foke yang melaporkan tindak pidana korupsi si Foke. Jokowi baru diisyukan, kemungkinan korupsi. Lebih lucu lagi yang berkoar-koar adalah sebuah LSM bentukan sebulan lalu. Ketuanya juga orang yang pengen numpang tenar dengan memperalat Jokowi, lihat saja foto diri orang itu dipajang segede gaban di poster-poster. Selamatkan Solo, Selamatkan Jakarta, Selamatkan Indonesia? Dari apa dan siapa? Bukankah Jakarta harus diselamatkan dari berkuasanya kembali pemimpin yang gagal?

Jadi untuk tanggal 20 nanti terserah Anda mau pilih pemimpin yang sudah terbukti tidak berhasil, atau yang punya kemungkinan untu berhasil. Selamat memilih dengan memakai akal sehat. Lawanlah akal bulus dengan akal sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline