[caption id="attachment_102946" align="aligncenter" width="300" caption="Teman-temanku sibuk ujian ngompasiana..."][/caption] Kompasiana, Wariskanlah….!
Kompasiana,
Engkau telah memulai sesuatu yang baru,
Sebuah rumah yang betul-betul berbeda,
Rumah yang menjadi rumah sehat,
Rumah yang dirajai oleh kehendak bersama,
Dan bukan kehendak Admin semata,
Rumah ini ditandau dengan hubungan….
Hubungan benar dengan Admin,
Hubungan benar dengan Kompasianer,
Hubungan benar dengan lingkungan sekitar.
----------------- ---- --- *******
Engkau menyebut dirimu kompasiana,
Sebagian menyebutnya rumah sehat,
Tapi intinya tetaplah sama
Pemerintahanmu…
Kehidupanmu…..
Gaya hidupmu…
Manfaatmu….
Itulah yang kau wariskan
Kepada para pengikutmu generasi pertama.
-------------- --- --- *******
Sekarang aku jadi seorang membermu
Generasi yang kesekian puluh mungkin.
Jumlah membermu semakin bertambah banyak.
Tetapi apakah tujuanmu, manfaatmu makin diikuti dan diperoleh?
-------------- --- --- *******
Dimana manfaatmu itu?
Mana hasilnya menjadi seorang kompasianer itu?
--------------- --- --- *******
Memang banyak sekali yang menulis.
Anggota berdurun-duyun menulis dan membaca
Dan rumah ini pun penuh tulisan,
Meluap-luap dengan pengunjung yang berjibun itu.
Di pasar pun orang ngompasiana, entah nulis pun baca.
Sebentar-bentar nama kompasiana disebut,
Bahkan nama kompasiana dipasang di pinggir jalan,
Di mana-mana nama kompasiana ditampilkan
Tetapi di mananakah tujuan awalmu?
Dimanakah manfaat yang baik itu?
--------------------- --- --- *******
Yang terjadi malah kebalikannya.
Dalam segala bidang hidup sehari-hari
Tujuan dan manfaat yang diperoleh di sini
Tidak termanfaatkan dan terwujud.
Sama sekali tidak diperhitungkan
Gaya hidup inikah yang akan kuwarsikan
Kepada generasi kompasianer berikutnya?
---------------------- --- --- *******
Inikah yang kami wariskan?
Sesuatu yangbertolak-belakang dengan tujuan awalmu?
Kepentingan yang kami artikan secara pribadi?
Berbuat kebaikan yang kami tunda hingga nanti?
Menjadi penulis yang bervisi katak dalam tempurung?
Menjadi kompasianer yang fanatic?
Kelompok dan keluarga yang terpenggal?
Nasihat yang tidak disertai teladan?
Sekolah yang kurang bermutu?
Rumah sakit yang sembrono?
Disiplin kerja yang rendah?
Mental yang iri?
Sejarah yang dibelokkan?
Pemerintahan yang kotor?
Pengadilan yang tidak adil?
Pagar yang makan tanaman?
Kota yang tidak aman?
Lalu lintas yang semerawut?
Waduk yang penuh sampah?
Hutan yang gundul?
Laut yang tercemar?
Asset Negara yang tercuri?
Gila kuasa dan jabatan?
Rakus, tamak dan penindas?
Sumber alam yang terkuras?
Itukah……,
Itukah yang akan kami wariskan
Kepada generasi penerus?
--------------------- --- --- *******
Aku bersalah,
Jika itu yang akan kuwariskan…
------------------ --- --- *******
Sekarang aku masih diberi waktu
Agar aku membarui keadaan
Tidak usah muluk-muluk
Dan pergi jauh-jauh
Untuk mengubah keadaan.
Aku mulai dengan diriku sendiri
Meninggalkan cara, gaya hidup dan persepsiku
Yang selama ini ternyata salah
Lalu mulai mengikuti apa yang baik
Yang kuperoleh di rumah ini…
Ambil yang baik, buang yang jelak
Lalu kan kumanfaatkan dalam kehidupanku
Kehidupan nyata di luar sana!
------------------------ --- --- *******
Kehidupan itulah yang akan kuwariskan
Kepada generasi mendatang.
Namun, kehidupan baik itu
Sekali-kali bukanlah prestasi kami semata,
Melainkan karena kebersamaan di rumah ini
Melalui dirimu, teman-teman dan semuanya.
Engkau telah menghadirkan rumah…
Rumah yang bukan sekedar rumah
Not only a house but a home…!
-------------------------- --- --- *******
Sebab itu, kini aku menunduk dan…
Mulailah aku menulis…
---------------------- --- --- *******
*** Semoga sukses,
Selamat ngompas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H