Lihat ke Halaman Asli

Peran Mahasiswa dalam Upaya Mengganti Kantong Plastik dengan Tas Belanja Guna Indonesia dapat Memperbaiki Ekosistem Laut

Diperbarui: 5 Oktober 2021   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 70% wilayahnya adalah lautan. Namun disamping itu Indonesia merupakan negara kedua penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia setelah china yaitu 0,48-1,29 metrik ton dari total 4,8-12,7 juta metrik ton pertahunnya. 

Krisis ekosistem saat ini sangat krusial dan ramai diperbincangkan. Krisis ini disebabkan oleh limbah plastik. Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa pada tahun 2050 lautan di dunia akan dipenuhi oleh limbah plastik yang lebih banyak dari jumlah ikan dilaut. Jika hal tersebut terjadi kedepannya akan muncul banyak hal buruk yang terjadi di bumi terutama limbah plastik memiliki dampak yang buruk bagi ekosistem dilaut karena plastik merupakan limbah yang susah diurai meskipun tertimbun puluhan tahun.

Penelitan menyebutkan bahwa plastik akan dapat terurai jika tertimbun setidaknya 200 tahun -- 400 tahun lamanya hingga ada yang menebutkan bahwa plastik akan dapat terurai jika tertimbun dalam waktu 1.000 tahun. Hal inilah yang menjadi dampak buruk bagi ekosistem dilaut seperti munculnnya zat kimia yang dapat mencemari ekosistem dilautan. 

Selain itu limbah plastik memiliki efek toksik bagi makhluk hidup bahkan dapat membunuh makhluk hidup dilaut. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Skretariat Konvresnsi tentang Keanekaragaman Hayati pada tahun 2016 menyebutkan bahwa limbah plastik dilautan mebahayakan lebih dari 800 spesies, diantarnya 40% adalah mamalia lau dan 44% adalah burung laut. Konfrensi Laut PBB di New York 2017 juga menambahkan bahwa limbah plastik dilaut membunuh 1 juta burung laut, 100 ribu hewan mamalia laut seperti kura-kura dan ikan-ikan yang ada dilautan.

Dengan pemaparan permasalahan yang terjadi perlukan tindakan untuk mencegah terjadinya dampak buruk yang akan disebabkan oleh limbah plastik bagi bumi terutama ekosistem dilaut. Penanggulangan berhubungan dengan hal-hal yang sering dilakukan bahkan ditemui, yaitu dengan dengan mengganti kantong plastik belanja dengan tas belanja yang ramah lingkungan. 

Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia menyebutkan bahwa kantong plastik yang terdapat dilaut sebanyak 10 miliar lembar pertahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Hal tersebut membuktikan bahwa pemakaian kantong plastik perlu dikurangi bahkan diberhentikan. Dampak yang akan terjadi bila lautan terus-menerus dipenuhi oleh limbah plastik

  • Tercemarnya ekosistem laut dan ekosistem daratan
  • Plastik akan menyebabkan mangrove mati akibat akar mangrove yang tertimbun oleh plastik dan menyebabkan berkurangnya mangrove yang berperan sebagai pengurai racun dilaut
  • Limbah plastik akan membunuh terumbu katang yang bereperan sebagai biodeversitas tinggi bagi laut
  • Hewan-hewan laut akan menganggap limbah plastik sebagai makanan dan menyebabkan hewan-hewan laut mati
  • Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya
  • Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah
  • Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah

Salah satu pelaksanaan pemberhentian penggunaan kangtong plastik di Indonesia yaitu di Bali. Disebabkan Bali merupakan kawasan darurat sampah lantaran banyak limbah plastik yang berada di perairan dan pantai. Data menunjukan bahwa Bali menghasilkan 3.800 ton sampah setiap harinya dengan 60% sampah berakhir ditempat pembuangan sampah. 

Untuk menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan kantong plastik harus diberhentikan dibutuhkan tokoh masyarakat yang memiliki peran yang berdampak untuk sekitar salah satunya mahasiswa. Peran mahasiswa dalam hal ini memiliki dampak yang signifikan. Peran mahasiswa yang diinginkan untuk mengurangi limbah plastik diantaranya.

  • Peran mahasiswa dalam bersosial media, hampir seluruh mahasiswa merupakan generasi milenial tentunya generasi milenia tidak asing lagi dengan sosial media. Dengan adanya sosial media sebagai sarana edukasi dan wadah untuk mengajak para masyarakat agar berhenti menggunakan kantong plastik dan beralih dengan menggunakan tas belanja.
  • Peran mahasiswa dalam berinovasi, diharapkan mahasiswa dapat menciptakan suatu inovasi yang dapat mengurangi limbah plastik di Indonesia maupun di dunia.
  • Peran mahasiswa bersosialisani dalam mengurangi limbah plastik kepada masyarakat setempat.
  • Peran mahasiwa bagi diri sendiri, tentunya mahasiswa harus sadar dengan lingkungan sekitar, dengan mengurangi limbah plastik

Manusia tentunya tidak akan bisa lepas dari penggunaan plastik  100% tetapi dengan perlanhan-lahan mengganti peralatan plastik dengan alat-alat yang ramah lingkungan contohnya mengganti kantong plastik dengan tas belanja setidaknya dapat membantu mengurangi limbah plastik yang terus meningkat setiap tahunnya. 

Jika penggunaan plastik tidak berkurang maka ekosistem dilaut akan mati, serta berdampak juga bagi makhluk hidup didaratan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran manusia untuk bijak dalam menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline