Lihat ke Halaman Asli

Michelle Salinas

Public Relation

Dear UKM, Inilah Cara Promosi Tanpa Effort untuk Sukses Bisnis Anda!

Diperbarui: 23 November 2023   17:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Selamat datang dalam era bisnis yang cerdas dan efisien! Apakah Anda pernah membayangkan bahwa sukses mempromosikan bisnis bisa dicapai tanpa harus mengorbankan waktu dan tenaga yang berlebihan? Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, peluang untuk mempromosikan produk atau layanan tanpa effort semakin terbuka lebar. Berdasarkan survei Suara UKM Negeri Vol. 1, 32% UKM harus mengeluarkan promosi yang lebih sering untuk mendatangkan konsumen. Inilah gerbang menuju kesuksesan tanpa kerumitan – sebuah perjalanan bisnis yang mengoptimalkan konsep Product Market Fit tanpa memerlukan usaha yang berlebihan. 

Product Market Fit adalah sebuah konsep yang merujuk pada kondisi di mana produk atau layanan yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan kebutuhan pasar dan mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan. 

Dalam dunia bisnis yang penuh semangat ini, mencapai Product Market Fit seperti menemukan keseimbangan sempurna antara apa yang kita tawarkan dan apa yang diinginkan oleh pasar. Ini bukan sekadar sukses bisnis, tapi juga kunci keberhasilan untuk pertumbuhan yang pesat dan keunggulan bersaing di tengah persaingan yang ketat.  

Saya ingin berbagi tips promosi tanpa effort melalui Product Market Fit, yang saya pelajari dari Ninja Xpress bersama dengan Fellexandro Ruby, seorang content creator sekaligus entrepreneur. Dalam proses pengembangannya, Product Fit Market dipecah menjadi dua fase: 

1. Fase Pre Product

Dalam tahap awal ini, kita akan menilai apakah produk yang sedang dalam pengembangan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam proses pengembangan produk, penting untuk membuat contoh atau uji coba produk terlebih dahulu, dan kemudian meminta masukan dari konsumen. Caranya:

  • Get Out of the Building

Dalam metode ini, pelaku UKM dapat secara langsung mendekati konsumen target guna memperkenalkan produknya. Sebagai contoh, Mentor Gue, yang dimiliki oleh Fellexandro Ruby, memanfaatkan platform seperti Youtube dan Spotify untuk mengunggah konten sebagai demonstrasi produk, dengan tujuan untuk mengukur minat dari masyarakat.

  • Lihat langsung ketertarikan konsumen

Saat memberikan sampel produk kepada konsumen, penting untuk melihat bagaimana mereka merespons secara praktis dan dari segi penampilan. Jika ada tanggapan seperti "Wah, baru tahu produk ini," itu bisa menandakan bahwa produk tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, minat konsumen dapat dilihat dari data penjualan, jumlah penonton, dan interaksi pada konten.

  • Tawarkan konsumen untuk beli

Menurut Fellexandro Ruby, orang yang kurang tertarik pada produk Anda sering melihatnya seperti vitamin, yaitu sesuatu yang bagus tetapi bisa ditemukan di produk lain. Sementara itu, orang yang benar-benar berniat untuk membeli melihat produk Anda sebagai obat yang perlu dibeli dan digunakan karena memberikan manfaat langsung bagi mereka.

2. Fase Post Product

Setelah melalui proses pengembangan produk, uji coba sampel, dan penjualan, langkah selanjutnya adalah evaluasi. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menentukan apakah produk Anda sudah mencapai tingkat kesesuaian dengan pasar (product market fit) dan menemukan aspek-aspek yang perlu diperbaiki. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan pada tahap ini:

  • Retention Rate 

Retention Rate adalah cara untuk melihat seberapa banyak produk yang terus terjual setelah diluncurkan. Coba perhatikan apakah setelah awal yang ramai oleh pembelian dari teman atau keluarga, penjualan tetap stabil dengan konsumen yang sudah pernah membeli kembali produk Anda. Untuk menghitungnya, bandingkan jumlah konsumen yang beli lagi dengan total konsumen yang pernah membeli dalam suatu periode waktu.

  • Customer Lifetime Value 

Customer Lifetime Value (CLV), atau sering disebut Life-Time Value (LTV), adalah cara untuk mengukur nilai finansial dari seorang pelanggan selama mereka terlibat dengan bisnis atau merek. Ini membantu melihat seberapa banyak uang yang bisa dihasilkan dari satu konsumen. Penting untuk memeriksa apakah konsumen terus berbelanja selama beberapa bulan atau tahun. Ini membantu mengerti jenis konsumen yang biasanya berbelanja lebih lama dan apa yang membuat mereka tetap setia. Dengan informasi ini, Anda dapat lebih baik memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

  • Cost Per Acquisition (CPA)

Biaya per Akuisisi (CPA) adalah biaya promosi per orang. Setelah mencapai kecocokan dengan pasar, CPA bisa rendah bahkan nol dengan usaha minimal. Penting untuk memiliki produk yang disukai konsumen, karena konsumen yang akan merekomendasikan produk Anda setelah tahap tersebut.

  • Word of Mouth 

Saat konsumen mulai berbicara positif tentang produk Anda dan merekomendasikannya kepada orang lain, itu menunjukkan bahwa Anda sudah memiliki word of mouth. Anda bisa melihatnya melalui review, komentar, dan rating di media sosial. Jika konsumen puas, mereka akan memberikan testimoni yang jujur dan positif secara sukarela. Meskipun sulit untuk melacak word-of-mouth secara digital, ingatlah bahwa satu indikasi produk yang baik adalah banyak orang yang membicarakannya.

Dengan menjalankan promosi tanpa effort yang didukung oleh konsep Product Market Fit, bukan hanya sekadar memasarkan produk, tetapi menciptakan ikatan yang kuat antara bisnis dan konsumen. Inilah kunci untuk membangun kesuksesan jangka panjang, di mana produk tidak hanya dikenal, tetapi juga dicintai oleh audiens yang tepat. Dengan terus memahami kebutuhan pasar dan menghadirkan solusi yang sesuai, promosi tanpa effort menjadi lebih organik,  dan mengarah pada kesuksesan bisnis yang berkelanjutan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline