Mazhab dalam Perjanjian Baru
1. Mazhab Saduki
Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati (Kisah Para Rasul 5:17). Ayat tersebut menggambarkan bagaimana sikap orang-orang Saduki ini terhadap para rasul-Nya. Dapat disimpulkan bahwa orang Saduki tidak sejalan dengan firman Tuhan, bahkan dalam Lukas 20:27 berisi bagaimana orang Saduki masih meragukan firman Allah itu sendiri.
Nama Saduki berasal dari kata Zadok.[1] "Keluarga Zadok memegang jabatan imam pada masa penawanan (II Tawarikh 31:10; Yehezkiel 40:46; 44:15; 48:11), dan rupanya nama ini terus digunakan sebagai sebutan bagi kelompok imam hingga zaman Kristus. Meskipun jumlah pengikutnya lebih sedikit daripada kaum Farisi, mereka memegang kekuasaan politik dan menduduki kursi pemerintahan dalam kehidupan sipil di Yudaisme di bawah Herodes."[2]
"Kepercayaan mereka kepada firman Tuhan tidak terlalu kuat. Mereka bersikap masa bodoh terhadap pengharapan akan kedatangan Mesias. Mereka tidak percaya akan kebangkitan atau akan adanya malaikat-malaikat."[3] Sebagai suatu sekte dalam Yudaisme, mereka berpegang ketat pada tafsiran harafiah Taurat, yang mereka anggap lebih tinggi kekuasaannya daripada Kitab Nabi-Nabi atau Tulisan Para Imam.[4] Secara politis, kaum Saduki adalah kelompok oportunis yang bersedia untuk memihak pihak mana pun yang sedang berkuasa asalkan dengan demikian mereka dapat mempertahankan kedudukan dan pengaruhnya.[5]
- Kaum Farisi
Matius 12:14, "Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia." Orang Farisi terkenal sebagai orang yang taat akan hukum Taurat, inilah yang menjadi penyebab orang Farisi membenci Yesus karena kasih-Nya yang seakan-akan mengabaikan hukum Taurat.
Kata Farisi diambil dari kata kerja parash, yang berarti "memisahkan."[6] Alkitab sering mencatat bahwa orang Farisi selalu berusaha untuk seakan-akan menaati hukum Taurat, padahal sesungguhnya mereka memisahkan diri dari kebenaran hukum Taurat di dalam Yesus, sehingga layak disebut sebagai kelompok orang yang munafik. Mereka sangat dihormati dan disegani, sehingga tak ada satu pemerintah pun yang berani meremehkan kedudukan mereka.[7]
Teologi orang Farisi didasarkan pada seluruh hukum dalam Perjanjian Lama, yang meliputi hukum Musa (atau Taurat), Kitab para nabi, dan tulisan para imam.[8] Mereka menjunjung tinggi hukum lisan atau adat istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya.[9] Hal ini lah yang membuat banyak terjadinya gesekan antara orang Farisi dengan pengikut Yesus, murid-murid Yesus bahkan Yesus sendiri. Kebiasaan orang Farisi terhadap hukum-hukum pada Perjanjian Lama membuat orang Farisi tidak mampu menerima hukum Yesus dan cara berpikir Yesus.
- Kaum Zelot
"Zelot berarti fanatik. Orang Zelot adalah suatu partai nasional Yahudi yang radikal. Maksud utamanya ialah membela Hukum Taurat terhadap pengaruh kuasa pemerintahan jajahan."[10] Di dalam Alkitab, kaum Zelot tidak menonjol, tidak ada pembahasan mengenai kaum Zelot yang dapat memberi penggambaran mengenai keberadaan kaum Zelot. Tetapi Alkitab dengan jelas mencatat bahwa Simon merupakan orang Zelot.
Kaum Zelot berpendirian untuk mengusir orang Roma dengan kekerasan, juga mengira bahwa membunuh orang Roma di Bait Allah adalah suatu kebajikan yang membanggakan.[11] Tidak ada alasan bagi kaum Zelot untuk memberikan penghormatan kepada kaisar Romawi karena kepercayaan kaum Zelot bahwa Allah adalah satu-satunya.[12]