Bukan asing lagi bagi murid Sekolah Dian Harapan Cikarang atas pergantian ketua dan wakil ketua OSIS SMP dan SMA setiap tahunnya. Pergantian kepemimpinan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau yang sering disebut OSIS ditujukan agar adanya kesempatan bagi orang lain yang ingin menjabat sebagai ketua dan wakil ketua OSIS yang baru. Setiap pasangan kandidat ketua dan wakil ketua OSIS akan bersaing secara sehat untuk merebut hati murid Dian Harapan Cikarang melalui beraneka ragam kampanye yang dilakukan. Ketiga pasangan ketua dan wakil ketua OSIS Sekolah Dian Harapan menunjukkan sikap sportivitas dengan bersaing secara bersih yang berarti tanpa adanya kecurangan.
Pemilihan ketua dan wakil ketua OSIS dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2016 lalu di Sekolah Dian Harapan Cikarang. 3 calon kandidat ketua dan wakil ketua OSIS, yaitu Rino-Axel, Felissa-Stasya, dan Felia-Olivia. Setiap calon kandidat ketua dan wakil ketua OSIS memiliki visi dan misi yang berbeda. Ketiga pasangan ketua dan wakil ketua OSIS melakukan blusukan atau terjun langsung untuk menampung harapan siswa terhadap program OSIS. Kampanye juga dilakukan melalui poster, video, dan media sosial selama 2 minggu.
Seluruh murid Sekolah Dian Harapan Cikarang melakukan pemilihan pasangan ketua dan wakil ketua OSIS dengan cara mencontreng gambar pasangan yang dipilih. Dengan demikian, hasil dari kertas suara menentukkan satu pasangan yang akan terpilih menjadi ketua dan wakil ketua OSIS tahun ajaran 2016/2017. Tahap selanjutnya, seluruh murid Sekolah Dian Harapan Cikarang menunggu hasil perhitungan kertas suara terbanyak untuk menjadi pemimpin OSIS yang baru. Seluruh murid berharap agar ketua dan wakil ketua OSIS yang baru dapat melakukan tugasnya sesuai visi dan misi yang disampaikannya.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat memiliki sikap yang baik di dalam maupun di luar sekolah, sehingga menjadi contoh bagi murid yang lain. Salah satu sikap yang perlu dimiliki seorang pemimpin adalah sikap bersaing secara sehat. Terkadang setiap orang dalam bersaing akan cenderung melakukan kecurangan untuk mencapai kemenangan. Sehingga tujuan dari persaingan itu terabaikan, karena persaingan bertujuan untuk meningkatkan semangat seseorang. Perlu diingat bahwa pemimpin yang mencapai kemenangannya melalui kecurangan tidak akan merasakan bahagia atas kemenangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H