Lihat ke Halaman Asli

CIPADI: Ciburial Pasar Mandiri

Diperbarui: 23 Oktober 2021   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ARTIKEL

CIPADI: Ciburial Pasar Mandiri

Strategi Pengembangan Potensi Pertanian Berbasis Pentahelix Melalui Digital Marketing Di Desa Ciburial, Kabupaten Bandung

Desa Ciburial merupakan salah satu desa di Kecamatan Cimenyan, yang terletak di paling utara kabupaten bandung, yang memiliki luas wilayah 599,612 HA. Secara topografi Desa Ciburial ini pum termasuk kedalam golongan dataran tinggi karena berada pada ketinggian antara 750-1.250 medet (dpl) dengan suhu rata-rata 25°C.

Pada mulanya secara administratif Desa Ciburial termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Cicadas Kabupaten Bandung, namun seiring terjadinya pemekaran wilayah (PP No. 16 Tahun 1987) akhirnya Desa Ciburial menjadi bagian integral dari Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.

Sebagian besar warga Bandung mengetahui Desa Ciburial sebagai salah satu wilayah yang penuh oleh objek wisata alamnya yang mempesona, sebab Wilayah Desa Ciburial ini pun berada di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Dago Pakar) yang merupakan hutan konservasi dan memiliki tempat wisata alam yang menarik seperti Air Terjun Curug Omas, Curug Lalay, Curug Dago, Patahan Lembang, Gua Jepang, Gua Belanda dan Tebing Keraton. Sehingga pada tahun 2011 melalui keputusan Bupati Bandung Desa Ciburial ditetapkan sebagai Desa Wisata.

Luas wilayah Desa Ciburial sebagian besar dipenuhi oleh lahan pertanian dengan luas wilayah sekitar 26.013 Ha yang merupakan salah satu potensi dari Desa Ciburial itu sendiri. Desa Ciburial ini pun memiliki jumlah penduduk secara keseluruh sebanyak 13.043 dengan tingkat pendidikan yang paling tinggi ialah tamat SD/MI/Sederajat sehingga tingkat pendidikan masih tergolong rendah, masyarakatnya pun memiliki mata pencaharian yang bervariatif namun juga di dominasi oleh pegawai swasta, buruh tani dan juga petani kebun.

Dilihat dari infrastruktur desa, jalan yang menjadi akses hubung dari satu kampung ke kampung lainnya sudah beraspal namun belum merata secara keseluruhan, terutama di kampung-kampung atas Desa Ciburial masih ada beberapa bagian jalan yang masih berupa tanah merah. Begitu pula dengan pengadaan sinyal, walaupun hampir seluruh warga desa tidak asing dengan penggunaan handphone namun saat ini belum seluruh kampung dapat mengakses internet dengan mudah. 

Desa Ciburial memiliki kekayaan sumber daya alam dengan potensi yang cukup melimpah, dikarenakan letak desa yang berada di di dataran tinggi, salah satu sumber daya alamnya lebih didominasi dengan sumber daya alam hayati yaitu jenis sayuran hasil pertanian yang unggul. Dengan lahan pertanian yang diperkirakan luasnya sekitar 26.013 Ha dan tanah yang subur menjadikan mayoritas penduduk Desa Ciburial ini bekerja sebagai petani. Meskipun didominasi dengan pertanian namun di Desa Ciburial ini juga memiliki sumber daya alam lainnya yaitu Tebing Keraton yang saat ini sudah menjadi objek wisata alam yang cukup terkenal di kawasan Kabupaten Bandung, selain itu terdapat tempat wisata alam seperti Taman Hutan Raya Juanda, Curug Dago.

Potensi sumber daya alam hayati yang dimiliki Desa Ciburial ini dalam bidang sayuran yang beraneka ragam. Selain pertanian Desa Ciburial juga memiliki potensi dalam beternak

Walaupun ditinjau dari segi potensi Desa Ciburial memiliki sektor pertanian yang cukup menjanjikan, namun kenyataannya masih banyak kekurangan dalam proses pengelolaan sektor pertanian di Desa Ciburial sehingga potensi tersebut tidak termanfaatkan dengan maksimal.

Kurangnya pengelolaan pada sektor pertanian di Desa Ciburial disebabkan oleh beberapa sebab, yang pertama adalah kurang meratanya pendidikan di sana, masih banyak beberapa kampung yang penduduknya tidak sadar akan pentingnya pendidikan sehingga hal ini menyebabkan kualitas SDM di beberapa kampung tidak mumpuni dalam memanfaatkan potensi yang ada terutama pada pengetahuan dan keterampilan dalam memasarkan hasil pertanian.

Lalu faktor kedua adalah sinyal yang belum bisa menembus beberapa kampung, walaupun Desa Ciburial terletak tidak jauh dari pusat kota Bandung namun kondisi penyebaran sinyal di sana masih kurang merata, bahkan ada satu kampung yang tidak bisa mendapatkan sinyal sedikitpun, sehingga masyarakat kurang memahami mengenai penggunaan internet. Hal ini sangat disayangkan, karena jika pengadaan sinyal segera diadakan di kampung tersebut tentunya akan sangat memberi pengaruh positif dalam proses pemasaran hasil pertanian.

Kurangnya kualitas SDM dan juga tidak meratanya pengadaan internet di Desa Ciburial menyebabkan proses penjualan hasil sektor pertanian sangat terbatas, yakni hanya melalui tengkulak yang menyebabkan harga jual tidak stabil, bahkan jika harga di pasar sedang rendah maka petani harus menjual dengan harga yang sangat rendah bahkan tanpa mengambil.

Selain dari faktor kualitas SDM dan juga sulitnya sinyal internet, permasalahan yang terdapat di Desa Ciburial juga meliputi pengaruh kondisi geografis beberapa kampung yang terletak diatas bukit sehingga sulit untuk memiliki pengairan yang baik bagi sektor pertanian, karena hal tersebut selama ini petani hanya memanfaatkan musim hujan saja untuk memenuhi kebutuhan air guna pengairan pertanian.

Selain itu, masalah infrastruktur yang belum merata menyebabkan sulitnya akses untuk memasuki beberapa kampung di Desa Ciburial. Sulitnya akses jalan tersebut menyebabkan pergerakan atau mobilisasi terhambat, yang mana secara tidak langsung hal ini juga menyebabkan sulitnya proses perkembangan desa untuk menerima pengaruh dari luar terutama dalam bidang pendidikan dan ekonomi.

Melihat fakta potensi di Desa Ciburial dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan para masyarakat, kami mahasiswa-mahasiswi program studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, berencana mengusung sebuah program “CIPADI: Ciburial Pasar Mandiri”, yaitu strategi pengembangan potensi pertanian berbasis pentahelix melalui digital marketing di Desa Ciburial, Kabupaten Bandung. Program CIPADI bertujuan untuk memaksimalkan pemasaran hasil pertanian berbasis online baik melalui website maupun platform media sosial lainnya yang akan dikelola langsung oleh masyarakat Desa Ciburial, sehingga melalui program ini, dapat mendorong kemandirian pada masyarakat Desa Ciburial dalam mengelola dan menciptakan brand hasil pertaniannya sendiri.

Melihat beberapa keinginan, kebutuhan dan potensi lapangan, penggagas melalui Program CIPADI akan memberikan satu treatment berupa pelatihan administrasi dan digital marketing yang kami namakan dengan pojok digital desa. Dalam pelatihan ini, masyarakat akan diberikan mengenai cara-cara pengelolaan administrasi, membuat sosial media, branding, cara memasarkan produk secara online melalui media sosial, e-commerce dan pelatihan dasar pengoperasian teknologi digital (Laptop) untuk pemasaran. Sebelum melakukan kegiatan program, kami akan terlebih dulu melakukan sosialisasi dan diseminasi kepada pihak desa, BUMDES, dan kelompok tani.

Program CIPADI akan dimulai dengan membagi masyarakat ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok digital marketing berisi masyarakat muda yang akan memaksimalkan pemasaran produk dan kegiatan branding serta kelompok tani yang berisi masyarakat petani yang fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Memaksimalkan kinerja dua kelompok ini adalah kunci keberhasilan program “CIPADI” karena mereka akan menjadi pelaku dari program yang akan diusung. Upaya peningkatan kelembagaan keuangan mikro berbasis kelembagaan koperasi dilakukan dengan pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di desa Ciburial. BUMDES berperan dalam mendorong program terutama dalam pembiayaan, membuka ruang lebih luas bagi masyarakat untuk menggunakan potensi usaha dan peningkatan perekonomian program.

Program ini juga direncanakan akan mendapatkan pendampingan program kepada beberapa pihak, diantaranya; Konsultasi dan pendampingan air oleh PERHUTANI kepada masyarakat desa; Konsultasi dan pendampingan fasilitas sinyal oleh DISKOMINFO; Konsultasi dan pendampingan fasilitas pupuk organik oleh Eco Camp; serta, Konsultasi dan pendampingan pengelolaan potensi ekonomi dan pembiayaan yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Kegiatan program CIPADI akan ditutup dengan pelaksanaan monitoring dan evaluasi selama program CIPADI berjalan. Pelaksanaan ini rencananya akan dilakukan dalam waktu 2 minggu sekali untuk memeriksa perkembangan program secara berkala. Kemudian, monitoring dan evaluasi akan dilakukan dalam 3 bulan sekali untuk menindaklanjuti permasalahan yang ada di Desa, dan terakhir, pelaksanaan monitoring dan evaluasi diharapkan dapat dilakukan secara simultan untuk menghindari perkembangan yang tidak diinginkan. Tindak lanjut dan pengembangan kegiatan ini akan dilakukan dengan memperluas kerjasama target pemasaran hasil pertanian dan menciptakan pasar yang lebih luas agar perekonomian masyarakat dapat berkembang.

Dengan diadakannya program CIPADI tersebut kami mengharapkan sektor pertanian yang ada di Desa Ciburial dapat memberikan kemudahan dalam menjual hasil pertanian dan para petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Dengan demikian petani-petani yang berada di Desa Ciburial akan lebih sejahtera, dapat berkembang serta lebih maju dalam sektor pertanian dan ekonomi mandiri desa.

Artikel disusun dalam rangka tugas mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kota Universitas Pendidikan Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Cik Suabuana., M.Pd dan Mirna Nur Alia Abdullah., S.Sos., M.Si.

Penulis: Deasy Gita Amelia, Fida Fathinah Atifah, Haikal Ismail, Michelle Avrellia Magdalena, M Fauzan Anshori, Resha Delliani, Tiara Zahwa Ayunandira




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline