Lihat ke Halaman Asli

Mendukung atau Menjatuhkan?

Diperbarui: 10 Oktober 2018   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa yang tidak kenal nama Anthony Ginting? Namanya mulai terkenal karena beliau menjadi salah satu atlet perwakilan Indonesia dalam bidang bulutangkis.

Netizen mulai geram saat ia berhasil dikalahkan oleh pemain putra tunggal asal Jepang, Kento Momota. Beliau menjadi tunggal pertama yang menghadapi China dalam final bulutangkis beregu putra. Sayangnya, saat pertandingan, beliau mengalami kram kaki yang cukup serius yang kemudian menyebabkannya harus berhenti bermain setelah mengerahkan seluruh tenaganya. Disamping itu, lawan bermainnya, Shi Yuqi, tetap memuji Anthony lantaran serangan dan pertahanannya yang bagus.

Dari kejadian tersebut, banyak netizen yang memberikan komentar di media sosial. Ada yang memberikan komentar positif dan berterima kasih kepada Anthony Ginting karena sudah berusaha membanggakan Indonesia, tetapi ada juga yang menjatuhkan dengan komentar negatif.

Pertanyaannya adalah mengapa sebagian dari kita harus menjatuhkan beliau? Bukankah akan lebih baik jika kita memutuskan untuk mendukungnya? Mungkin kalian hanya memerlukan beberapa saat untuk mempublikasikan ujaran kebencian. 

Tetapi, pernahkah kalian berpikir bahwa luka yang kalian tanamkan kepada orang tersebut dapat membekas selama bertahun-tahun? Untung saja, Ginting tidak memperdulikan komentar-komentar negatif di media sosialnya. Hal ini dibuktikannya dengan memenangkan turnamen bulutangkis di China Open 2018.

Tentu saja hal ini bukan hanya berlaku pada kasus Anthony Ginting. Setiap orang harus dapat mendukung orang lain, dimulai dari orang-orang disekitarnya. Kalau bukan dimulai dari kita, maka siapa lagi?

Menghargai dan mendukung orang lain merupakan salah satu hal positif yang harus dibiasakan sejak dini, kita tidak dapat meminta untuk dihargai jika kita sendiri tidak menghargai orang lain. Maka dari itu, berikut ini adalah beberapa cara untuk menghargai dan mendukung orang lain:

  1. Tidak ada manusia yang sempurna, semua orang pasti memiliki kelebihan maupun kekurangan, sama halnya dengan diri kita sendiri. Kiranya kita menghargai kekurangan orang lain agar kita juga dapat dihargai. Kita juga harus memakai kelebihan kita untuk membantu orang lain memperbaiki kekurangan mereka.
  2. Jangan mengejek ataupun merendahkan orang lain. Mungkin memberi komentar negatif di sosial media membutuhkan waktu yang sangat singkat, tetapi komentar negatif tersebut dapat saja membekas dalam pikiran korban sepanjang hidupnya.
  3. Hormati usaha orang lain, dengan menjatuhkan orang lain tidak dapat membuat derajat kita menjadi lebih tinggi. Coba pikirkan kembali bagaimana jika anda yang ada di posisinya?
  4. Anda juga dapat memberikan dukungan agar orang yang melakukan hal baik tersebut merasa dihargai dan tidak bersedih.
  5. Jangan fokus hanya pada kesalahan orang lain, masih banyak hal positif dari orang tersebut yang dapat dibanggakan, tetapi mengapa kita hanya fokus pada satu kesalahan daripada ratusan kebaikan?  
  6. Ingat! Hidup ini hanya sementara dan merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, perbanyaklah berbuat baik kepada sesama kita.

Tanpa kalian sadari, ternyata berpikir positif akan mendatangkan dampak positif bagi diri kalian sendiri, loh.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa meluangkan waktu untuk mempelajari keterampilan untuk menghasilkan emosi positif secara mandiri dapat membantu kita menjadi lebih sehat, lebih berjiwa sosial, pendeknya versi yang lebih tangguh dari diri kita sendiri," tutur Dr. Fredrickson dalam artikel di buletin National Institutes of Health pada tahun 2015.

Jadi, yuk, biasakan diri kita masing-masing untuk mendukung dan menghargai orang lain. Marilah menjadi pribadi yang lebih baik demi kedamaian dan ketentraman dunia ini. Alangkah baiknya jika kita dapat hidup dengan saling menghargai sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline