Di dalam tubuh kita mengalir darah. Di dalam darah kita terdapat beberapa komponen yang menyusun darah di tubuh kita. Komponen-komponen tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Pada topik kali ini, saya akan membahas lebih mengenai leukosit atau biasa kita sebut sel darah putih. Leukosit adalah sel darah yang berperan dalam pertahanan tubuh kita.
Fungsi utama mereka adalah untuk mengatasi infeksi dan partikel asing penyebab penyakit dan organisme patogen yang menyerang tubuh kita. Leukosit dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan ada tidaknya granula (granula menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah butiran. Anda dapat melihat granula ini pada gambar di atas) yaitu leukosit granular dan leukosit agranular.
Granulosit atau sel darah putih granular adalah sel darah putih yang memiliki granula spesifik (bila dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan memiliki banyak variasi bentuk. Sedangkan agranulosit adalah sel darah putih yang memiliki sitoplasma yang tampak homogen dan inti dari sel darah putih ini berbentuk bulat atau ginjal.
Berdasarkan sifatnya, leukosit granular dibedakan menjadi 3 yaitu: Neutrofil, Basofil, dan Eosinofil. Sedangkan leukosit agranular dibedakan menjadi 2 yaitu: monosit dan Limfosit. Monosit adalah leukosit fagositosis dan memiliki inti yang berbentuk seperti ginjal sedangkan Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi.
Leukosit granular memiliki kemampuan yang disebut diapedesis. Pasti anda sudah kerap kali mendengar kata ini, lalu apa arti dari diapedesis? Diapedesis adalah kemampuan leukosit meninggalkan pembuluh kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus ke dalam jaringan.
Apakah pernah terlintas dalam pikiran anda bahwa apakah hanya leukosit granular yang hanya dapat melakukan diapedesis? Bagaimana dengan leukosit agranular? Apakah kedua-duanya dapat melakukan diapedesis atau hanya leukosit granular saja?
Yang sering kita ketahui dan yang kebanyakan guru-guru biologi ajarkan bahwa leukosit granular lah yang dapat melakukan diapedesis. Namun apakah anda pernah bertanya-tanya mengapa hanya granular saja yang dapat melakukan diapedesis? Mari kita lihat lagi fungsi dari leukosit atau sel darah putih secara keseluruhan. Sel darah putih di dalam darah manusia memiliki fungsi untuk pertahanan tubuh.
Sel darah putih bertugas untuk "memakan" sel-sel patogen seperti bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sel-sel patogen ini masuk melalui celah luka yang terjadi pada kulit manusia. Agar tidak sel-sel patogen yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak merusak tubuh manusia, maka leukosit akan langsung menyerang dan memakan sel-sel patogen tersebut.
Lalu kita akan membahas satu persatu fungsi dari masing-masing jenis leukosit. Neutrofil adalah termasuk leukosit granular yang memiliki komposisi paling banyak yaitu sebanyak 60%. Berfungsi sebagai fagositois kuat. Seperti yang kita tahu bahwa fagositosis adalah suatu proses atau mekanisme di mana sel fagosit menelan atau menggulung sel-sel asing baik yang bersifat patogen ataupun sel-sel tubuh yang telah mati atau sekarat.
Karena memiliki fungsi tersebut, dapat dikatakan bahwa Neutrofil dapat melakukan diapedesis untuk memakan sel-sel patogen dan sel-sel yang sudah mati. Sel-sel patogen atau bakteri juga tidak hanya terdapat pada pembuluh darah saja tetapi juga bisa ditemukan pada jaringan makan butuh kemampuan diapedesis untuk menghilangkan sel patogen tersebut. Lalu sama dengan neusinofil, Eosinofil juga bersifat fagositosis namun Eosinofil memiliki kemampuan fagositosis yang lemah.
Menurut sumber yang saya baca bahwa Eosinofil bertanggung jawab dalam memberi respon alergi dan bertugas melawan organisme parasit yang lebih besar dalam tubuh. Berdasarkan fungsi tersebut, Eosinofil juga dapat dikatakan dapat melakukan diapedesis dalam melawan parasit dalam tubuh. Lalu ada Basofil yang berfungsi melepaskan histamin dan heparin. Saat histamin bekerja tubuh kita akan memberi respon sebagai alergi. Saat kulit atau bagian dari tubuh kita terluka, tubuh akan mengeluarkan senyawa yang disebut sitokin.