Lihat ke Halaman Asli

Michele Nadia

A student at Jember University.

NAFTA dan Dampaknya

Diperbarui: 22 Maret 2024   02:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Liberalisasi perdagangan, juga dikenal sebagai trade liberalization, adalah kebijakan yang bertujuan untuk mempromosikan perdagangan barang dan jasa secara bebas antara negara-negara. Hal ini dicapai dengan menghapus atau mengurangi pembatasan perdagangan seperti tarif, termasuk bea masuk dan biaya tambahan, serta hambatan nontarif seperti peraturan perizinan dan kuota. 

Di sisi lain, proteksionisme, yang bertentangan dengan liberalisasi perdagangan, ditandai oleh penggunaan hambatan perdagangan yang ketat dan regulasi pasar yang lebih ketat. Liberalisasi perdagangan mengarah pada integrasi ekonomi antara negara-negara, yang dikenal sebagai globalisasi.

NAFTA (North American Free Trade Agreement) adalah kesepakatan perdagangan bebas antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko yang dirancang untuk meningkatkan perdagangan di antara ketiga negara tersebut. Kesepakatan ini, yang mulai berlaku pada 1 Januari 1994, menghapus sebagian besar tarif perdagangan antara ketiga negara.

NAFTA, yang dibentuk pada tanggal 1 Januari 1994, dianggap sebagai perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia saat itu, melibatkan Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko. Ini merupakan perjanjian perdagangan pertama yang melibatkan dua negara berkembang yang menandatangani kesepakatan dengan negara pasar berkembang. Melalui NAFTA, ketiga negara tersebut sepakat untuk menghapuskan hambatan perdagangan di antara mereka, termasuk penghapusan tarif, yang meningkatkan peluang investasi.

Kontroversi seputar liberalisasi perdagangan melalui NAFTA (North American Free Trade Agreement) telah berlangsung sejak perjanjian ini diberlakukan pada tahun 1994. NAFTA, sebuah perjanjian perdagangan bebas antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan aliran barang dan jasa antara ketiga negara tersebut. 

Meskipun diharapkan dapat memajukan pertumbuhan ekonomi dan investasi, NAFTA juga dipertanyakan karena dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

Salah satu sengketa utama adalah dampak NAFTA terhadap lapangan pekerjaan di Amerika Serikat. Beberapa penelitian menunjukkan penurunan lapangan pekerjaan di sektor manufaktur AS, di mana pekerjaan tersebut digantikan dengan pekerjaan yang lebih murah dan kurang aman. Kritikus menyalahkan NAFTA atas pengalihan pekerjaan ke negara dengan biaya tenaga kerja lebih rendah, seperti Meksiko, yang menyebabkan penurunan lapangan kerja di AS.

Kontroversi lain berkaitan dengan dampak NAFTA pada lingkungan. Sejumlah kelompok lingkungan menyoroti dampak negatif perjanjian ini terhadap lingkungan di negara-negara terlibat, termasuk kerusakan alam dan peningkatan polusi. Meskipun NAFTA sendiri tidak secara langsung menyebabkan kerusakan lingkungan, perubahan dalam perdagangan dan produksi akibat perjanjian ini dapat memengaruhi cara negara-negara mengelola sumber daya alam dan lingkungan mereka.

Kritik terhadap kebijakan perdagangan juga menjadi sengketa utama. NAFTA dikritik karena mengatur kebijakan perdagangan dan lingkungan antara negara-negara terlibat dengan memberikan kekuasaan kepada perusahaan multinasional untuk menuntut negara-negara tersebut melalui sistem arbitrase. Hal ini berpotensi mengurangi kemampuan negara-negara tersebut untuk mengatur kebijakan mereka sesuai dengan kepentingan publik.

Namun, NAFTA juga dipermasalahkan karena dampaknya terhadap ekonomi Amerika Serikat, termasuk meningkatnya defisit perdagangan, penutupan pabrik, dan penurunan lapangan kerja. Kritikus menyoroti bahwa NAFTA bertanggung jawab atas penurunan lapangan kerja manufaktur di Amerika Serikat, karena kesepakatan ini menyebabkan banyaknya lapangan kerja manufaktur di negara tersebut hilang, dengan pekerjaan yang berubah menjadi posisi dengan gaji lebih rendah dan kurang stabil.

Pada akhirnya, NAFTA digantikan oleh United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA) pada tahun 2020, yang mengalami sejumlah perubahan dari perjanjian sebelumnya. USMCA, yang mulai berlaku pada 1 Juli 2020, berusaha untuk memperbaiki beberapa kekurangan NAFTA dan menyesuaikan perjanjian dengan perubahan kondisi ekonomi dan sosial sejak penerapan NAFTA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline