Michel Aprilia, Boyolali-Tanggal 2 Mei menjadi hari yang bersejarah bagi pendidikan di Indonesia. Hari tersebut ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Hari itu menjadi waktu yang tepat untuk meninjau kualitas pendidikan saat ini.
Tidak hanya sebagai momentum sejarah yang harus diingat, namun Hardiknas juga sebagai waktu untuk melakukan perbaikan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dalam surat edaran Kemendikbud Dikti Nomor 28254/MPK/TU.02.03/2022, tema hardiknas tahun ini "Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar".
Apa itu merdeka belajar? Merdeka belajar merupakan salah satu program yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Dikti yang bertujuan untuk menghasilkan output pendidikan yang lebih baik, yang tidak hanya jago menghafal namun juga jago menganalisis, serta dapat melakukan penalaran dan pemahaman yang komprehensif dalam belajar untuk mengembangkan diri (Harian Birawa, 2020). Tema tersebut sangat cocok untuk kondisi saat ini, dimana setelah pandemi covid-19, suatu negara perlu melakukan pemulihan salah satunya melalui pendidikan.
Seperti yang diketahui, pandemi covid-19 banyak menghambat kegiatan dari berbagai sektor karena masyarakat diminta untuk tetap dirumah saja dan berbagai peraturan yang ditetapkan. Merdeka belajar dipilih sebagai solusi yang tepat untuk melakukan pemulihan dalam dunia pendidikan. Dimana dalam merdeka belajar terdapat berbagai program yang tersedia untuk pelajar, mahasiswa, guru, hingga dosen.
Pendidikan sebagai salah satu faktor penting dalam kemajuan sebuah negara. Suatu negara dapat dilihat kemajuannya melalui kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang baik, akan menghasilkan para penerus bangsa yang baik juga. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik perlu konstribusi seluruh sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Berbicara mengenai permasalahan di dunia pendidikan, hal tersebut sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, mulai dari masalah banyaknya anak yang ingin melanjutkan pendidikan hingga minimnya sumber daya dan dana. Tidak hanya itu, belum tercapainya pendidikan merata di Indonesia juga menjadi masalah penting yang harus segera diatasi.
Menurut P.H. Combs (1968) ada lima masalah pokok pendidikan, yaitu :
Pertama, banjir murid. Banjir murid yaitu bertambahnya jumlah anak yang memerlukan pendidikan baik diseluruh dunia maupun di negara berkembang karena para pengelola pendidikan tidak mampu menyediakan tempat belajar, guru, dan sarana pendidikan, serta sulit untuk meningkatkan mutu pendidikannya.
Kedua, langkanya sumber daya dan dana. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan diperlukan sumber daya dan dana yang mencukupi guna memenuhi kebutuhan pendidikan, seperti penyediaan guru, gedung, buku dan sarana penganjar, beasiswa, serta biaya lainnya.
Meskipun sumber daya dan dana sudah berlipat ganda, namun akibat dari banjir murid, kebutuhan pendidikan semakin meningkat akibatnya kemampuan sumber daya dan dana semakin menipis. Ketiga, biaya pendidikan yang semakin mahal.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, dapat dimulai dari perbaikan mutu guru, gaji guru, jumlah dan mutu buku, serta alat bantu pengajaran. Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut tentu dibutuhkan juga peningkatan biaya pendidikan bagi setiap murid.