Lihat ke Halaman Asli

Ketika Sekolah Katolik Pergi ke Pesantren, Belajar Kesederhanaan di Pesantren Al-Marjan

Diperbarui: 22 November 2024   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Kanisian di Pesantren Al Marjan (Dokumentasi Pribadi)

Terkadang, kita sebagai orang kota tidak menyadari betapa enaknya hidup kita. Bahkan sebagian dari kita tidak memikirkan hal-hal sepele seperti air dan makanan, pokoknya pasti ada dan mudah didapatkan. Lagi laper? Pesan saja melalui handphone. Bosan? Buka saja medsos di handphone kita. 

Tetapi perjalanan saya dan teman teman saya ke Pesantren Al Marjan di Lebak, Banten, menjadi momen refleksi yang mengubah caraku melihat hidup.

Pada akhir Oktober 2024, aku bersama teman-temanku dari Kolese Kanisius memulai ekskursi yang merupakan kegiatan wajib. Kami dengan gaya hidup kelas menengah ke atas, untuk beberapa hari hidup sederhana bersama para santri di pesantren Al Marjan di Lebak, Banten. 

Saya merasa antusias karena saya bisa mempelajari dan mendalami budaya baru. Walaupun sebelumnya saya sudah pernah ada acara retret atau live in, yang ini terasa berbeda karena di sebuah pesantren.

Para Kanisian di Aula Al-Marjan (Dokumentasi Pribadi)

Tidur Sederhana, Kebersamaan yang Luar Biasa

Setibanya di pesantren, kami ditempatkan di sebuah kamar sederhana yang harus kami tempati ber-20 orang. Tidak ada kasur atau AC, hanya lantai keras dan karpet tipis yang menjadi alas tidur kami. Jujur saja, saya sebagai anak kota yang selalu tidur di matras tidak terbiasa dengan rasa ini, tetapi saya tetap merasa nyaman dan senang karena dapat tidur ber-20 bersama teman-teman saya. 

Apa yang awalnya terasa seperti tantangan, justru menjadi pengalaman yang mempererat kebersamaan. Di sana, kami melakukan obrolan santai, bercanda, dan cerita sebelum tidur sehingga, membuat suasana kamar menjadi riang, meski tanpa fasilitas mewah. Pengalaman ini unik bagi saya karena untuk pertama kalinya, saya tidur di lantai, dan yang lebih aneh adalah saya bisa tidur pulas walaupun saya tidak pernah tidur di lantai yang keras.

Makan Bersama, Merajut Keakraban

Di pesantren, kami diajak makan bersama dengan para santri menggunakan tampah rotan besar sebagai wadah makanan. Tradisi ini mengajarkan kebersamaan yang erat di antara para santri dan sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka. Para santri-santri di situ bahkan sudah terbiasa makan sambil jongkok. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline