Lihat ke Halaman Asli

Anekdot, Teks Berisi Lelucon Namun Sangatlah Pedas

Diperbarui: 19 Mei 2023   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Teks tersebut berbicara mengenai sosok pemimpin yang humoris yang telah meninggal. Humor merupakan salah satu cara untuk menyampaikan sesuatu sebagai hiburan dengan memberi makna untuk menghindari memprovokasi dan mencela. Teks tersebut berbicara mengenai seorang presiden di Indonesia yang memiliki sosok pemimpin humoris. Gus Dur menyampaikan hal-hal kritis yang dengan menggunakan humor dari cerita-ceritanya. Hal tersebut menghindari konflik yang dapat tertimbul oleh hal yang dikritisi Gus Dur. Oleh karena itu, teks tersebut berbicara mengenai sosok pemimpin yang humoris.

Seperti pada artikel, Gus Dur menggunakan sarana teks anekdot untuk menyampaikan informasinya. Teks anekdot itu sendiri, merupakan cerita singkat bersifat humoris yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu hal secara tidak langsung. Teks anekdot dapat berupa fiksi atau non-fiksi. Hal penting dari teks anekdot adalah kemampuannya untuk menceritakan sesuatu humoris, namun masih membuat pembacanya berpikir.

Salah satu contoh dari anekdot Gus Dur adalah cerita 3 Jenis Setan di Dunia. Cerita tersebut menceritakan 3 jenis setan. Kedua pertama lari bila dibacakan ayat kursi, tetapi setan terakhir berbeda. Setan terakhir, yang Gus Dur sebut Setan Senayan, tidak takut dibacakan ayat kursi, namun hobinya merebut kursi. Cerita pendek dan sederhana ini bersifat humoris, tetapi memiliki makna tersirat yang menyindir DPR berebut kekuasaan.

Fungsi dominan dari teks anekdot adalah untuk memberikan cerita yang dapat menghibur bagi pembaca, sekaligus memberikan makna  yang tersirat. Teks anekdot dapat digunakan untuk meredakan informasi yang dapat menciptakan kekacauan. Dalam pemerintahan, humor dapat membantu mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dirasakan oleh masyarakat. Dalam situasi yang sulit, banyak orang cenderung merasa tegang dan khawatir. Dengan adanya pemimpin yang humoris, suasana dapat menjadi lebih ringan dan membuat orang merasa lebih nyaman. Hal ini juga dapat membantu masyarakat menjadi lebih produktif dan fokus dalam bekerja atau beraktivitas.

Pada masa kini, informasi dapat diakses dengan mudah. Karena itu, menanggapi informasi dan mennyampaikan pendapat sangat mudah. Dengan banyaknya netizen Indonesia yang sensitif dan pemerintah yang sering dikritis, penggunaan humor akan berguna bagi pemerintah. Dari banyak orang yang menggunakan humor pada masa kini, banyak darinya menggunakan humor dalam menyampaikan informasi. 

Secara keseluruhan, saya setuju dengan pandangan yang disampaikan di artikel tersebut. Sosok pemimpin yang humoris dapat membawa banyak manfaat bagi masyarakat, dan dengan kondisi netizen Indonesia yang semakin sensitif, tidak heran bahwa sosok pemimpin yang humoris dibutuhkan untuk menghindari kontroversi. Sosok pemimpin humoris dapat terlihat sebagai manusia daripada sosok tinggi oleh masyarakat. Dengan humor, pemimpin dapat menjaga ketenangan dengan meredakan menggunakan cara penyampaian yang tidak langsung.

MASS/22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline