Lihat ke Halaman Asli

Makan Banyak Tapi Tetap Kurus? Atau Makan Sedikit Tapi Punya Badan Gemuk?

Diperbarui: 2 September 2022   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap makhluk hidup di bumi ini pasti membutuhkan asupan gizi atau nutrisi untuk menjalani kesehariannya. Asupan-asupan seperti ini bisa didapatkan dari mengonsumsi makanan. Menurut KBBI, makanan adalah sesuatu yang dapat dikonsumsi, seperti bahan pangan maupun lauk-pauk. Semua bahan yang telah kita konsumsi tadi akan membentuk jaringan tubuh, memberikan sumber tenaga dan mengatur semua proses di dalam tubuh. (Rada, 2022).

Lalu, apakah kalian pernah melihat seseorang yang hobinya makan banyak tetapi tetap kurus? Ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai metabolisme yang cukup cepat. 

Metabolisme sendiri merupakan proses kecepatan tubuh dalam mencerna, menyerap, dan mengasimilasi makanan untuk diubah menjadi energi. Semakin cepat metabolismenya, maka juga akan semakin cepat proses pembakaran kalorinya (Mutmainnah, Suhartina, Angraeni, & Mauliah, 2022). Lebih jelasnya, metabolisme mengarah pada proses penyerapan semua zat gizi dari makanan yang sudah diubah menjadi bagian yang lebih kecil dari proses sebelumnya. 

Dari penyerapan ini, zat gizi akan langsung dibagikan ke berbagai bagian tubuh dan digunakan untuk bahan energi. Adapun ciri-ciri orang yang metabolismenya cepat biasanya kesulitan untuk menambah berat badan, sering berkeringkat, nafsu makan besar, peningkatan detak jantung dan pernapasan, serta memiliki persentase lemak tubuh yang lebih rendah (Utari & Indah, 2021).

Lantas, apa yang menyebabkan cepatnya laju metabolisme pada tubuh seseorang? Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, antara lain usia, jenis kelamin, dan genetik (Puji & Setiawan, n.d.). Tetapi secara umum, orang-orang biasanya memperoleh laju metabolisme yang cepat dari orang tua atau dengan kata lain mendapatkannya secara genetika. 

Selain 3 faktor yang disebutkan tadi, ternyata massa otot dan aktivitas fisik juga bisa mempengaruhi cepat lambatnya laju metabolisme. Mengapa demikian? Massa otot yang lebih besar menandakan sel otot membutuhkan lebih banyak energi untuk menopang sel lemak. Karena itu, rata-rata orang yang membangun ototnya mungkin memiliki metabolisme yang lebih cepat daripada sebagian besar orang normal.

Berbanding terbalik dengan orang yang makannya sedikit tetapi memiliki badan yang gemuk, apakah mungkin mereka memiliki metabolisme yang lambat? Tentu kedua hal ini saling berhubungan satu sama lain. Keduanya menghubungkan proses metabolisme dalam perubahan berat badan.

Mereka dengan metabolisme yang lambat cenderung memiliki tubuh yang gemuk, dikarenakan kalori yang mereka terima dari sumber makanan itu diolah atau diserap secara lambat dan tidak dibarengi dengan olahraga. 

Salah satu penyebab metabolisme menjadi lambat adalah kurangnya asupan karbohidrat. Ketika tubuh berada di kondisi ini, otomatis ia akan langsung menghemat energi dikarenakan sumber karbohidrat menjadi sangat terbatas. 

Proses penghematan energi itulah yang dapat membuat laju metabolisme menjadi lambat (Puji & Goentoro, 8 Penyebab Metabolisme Lambat dan Efeknya pada Berat Badan, n.d.). 

Diet keto adalah salah satu contoh penerapan penghematan energi atau diet rendah karbohidrat. Bisa dikatakan bahwa diet keto memiliki pola makan yang dilakukan dengan makan makanan rendah karbo, akan tetapi tinggi akan lemak. Diet ini dianggap dapat menurunkan berat badan dengan cepat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline