Lihat ke Halaman Asli

Dear Pemudik yang Menggunakan Kendaraan Pribadi... Tolong Sempatkan Membaca ini Ya...

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik bukan hanya menjadi tradisi tahunan di Indonesia atau Negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Kegiatan ini pun menjadi tradisi tahunan bagi Negara-negara seperti: China, India dsb.

Bagi para pemudik sudah lazim dan selayaknya melakukan hal-hal apa saja baik sebelum, saat dan sesudah melakukan perjalanan jauh ini. Tulisan saya di sini lebih menitikberatkan bagaimana sebaiknya kendali perilaku diri (attitude) pemudik pada saat (sedang) melakukan perjalanan jauh (silaturrahim, mudik-balik) tersebut. Karena sudah banyak sekali tulisan yang mengupas hal-hal (sisi teknis) apa saja sebelum (pra) maupun sesudah (pasca) acara mudik.

Berdo’a memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa adalah kelaziman bagi kita sebagai makhluk yang mengakui adanya Tuhan. Kita berpasrah, berserah diri kepada Tuhan adalah wajib. Menyiapkan kendaraan untuk bagian rem, gas, lampu, kopling, persnelling dsb adalah juga keharusan.

Namun yang sering membuat diri kita lengah adalah kelemahan kita dalam memahami kestabilan mental pada saat (sedang) berkendara jarak jauh (mudik, silaturrahim dll). Dari pemahaman kestabilan mental ini, diharapkan kita dapat mengambil keputusan bijak yang simple (sederhana) namun sangat bermanfaat demi kelancaran perjalanan kita tersebut.

Yang dimaksud memahami kestabilan mental pada saat (sedang) berkendara diantaranya adalah:


  1. Di saat kita merasa bahwa kendaraan kita (motor atau mobil) begitu fit / nyaman / tarikannya enteng, dsb maka waspadalah..! Sebab boleh jadi ternyata diri kitalah (yang mengemudikan kendaraan) justru yang sebenarnya tidak dalam keadaan fit, misalnya: mengantuk, lelah, kecapean dsb. Maka segeralah beristirahat di tempat yang ditentukan (aman-nyaman), misalnya: di Posko Mudik, Pos Polisi, Rest Area dsb. Ingat: diri kita sendirilah yang paling paham bahwa kita ini lelah, mengantuk, letih atau kecapean. Jangan bohongi diri, jujur pada diri sendiri sangatlah penting…


  1. Sebaliknya pada saat diri kita (yang mengemudikan kendaraan) merasa sangat fit, segar, dan sangat terampil berkendara, maka harus tetap waspadalah..! Sebab boleh jadi kendaraan (motor atau mobil) kita yang justru tidak dalam kondisi fit / prima. Kita belum sempat (kurang maksimal) melakukan perbaikan di bengkel resmi (dealer), sehingga tidak mendukung kelancaran perjalanan jarak jauh. Ingat: kita juga lah yang paling mengetahui kenyataan apakah mobil/motor kita sudah dilakukan persiapan (perbaikan) maksimal di bengkel resmi. Maka bila ada yang dirasakan kurang beres pada bagian kendaraan kita, maka segeralah melakukan perbaikan ke bengkel (resmi) terdekat di sepanjang jalur mudik. Para produsen kendaraan ataupun ATPM menyediakan bengkel resmi mereka di sepanjang jalur mudik.


  1. Jika kendaraan (mobil/motor) dan diri kita (pengendara) dua-duanya dirasa sangat fit/prima, segar dan mendukung, maka HARUS TETAP waspadalah…! Sebab boleh jadi kita “dipanas-panasi” oleh kendaraan yang menyalip kita dengan tidak sopan (kasar). Bisa juga bahwa saat diri kita merasa jago / sangat terampil berkendara, ternyata orang lain (dan kendaraannya) yang berada di belakang; samping; maupun di depan kita ternyata LEBIH jago bahkan berani GILA dalam mengemudikan kendaraannya. Pahami secara benar spesifikasi dan daya jelajah kendaraan kita. Kalau motor kita Supra, ya jangan panas saat disalip oleh CBR. Bila mobil kita Espass, ya jangan panas (emosi) saat disalip oleh CR-V. Ingat: mengalah bukan berarti kalah. Dan itu lebih baik…!

Oleh karena itu, persiapkan diri dan kendaraan kita agar dalam kondisi fit / prima. Jangan lupa perbekalan (dana cash sewajarnya, konsumsi untuk berbuka puasa dan selama perjalanan, obat-obatan/P3K), alat komunikasi juga Peta Mudik yang dikeluarkan oleh POLRI, dsb. Berdo’a memohon perlindungan – keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, taatilah rambu-rambu dan peraturan lalu-lintas, konsentrasi, waspada dan pandai-pandailah mengukur “kemampuan” diri serta kendaraan kita.

Semoga bermanfaat dan acara Silaturrahim kita berjalan lancar.

Berangkat dan Kembali dengan Selamat…

Tetap Semangat dan Senyum Selalu..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline