Lihat ke Halaman Asli

Michael Demario Purba

Mahasiswa Universitas Airlangga

Kontroversi Penggunaan Sejarah "Rekayasa" di Dunia Gim

Diperbarui: 14 Mei 2023   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok cdn.akamai.steamstatic.com

Penggunaan sejarah di sebuah gim dapat menimbulkan pencemaran nama baik dan ketidakakuratan dalam penyampaian sejarah. Terdapat skenario dimana sejarah akan ditulis kembali dengan alur rekayasa. 

Sejarah biasanya digunakan untuk melatarbelakangi cerita di dalam gim atau juga bisa digunakan sebagai latar. Gim sering menggunakan cerita yang mengacu pada peristiwa-peristiwa penting di dalam sejarah, contohnya Perang Dunia II. Namun penggunaan sejarah dapat menimbulkan berbagai macam reaksi terhadap media jika tidak digunakan dengan benar. 

Ada sebuah pengkritikan terhadap gim yang dirilis pada tahun 2014 oleh perusahaan videogame Prancis bernama Ubisoft yang berjudul Assassin's Creed: Unity yang memicu kontroversi besar di Prancis. Kritikus menuduh desainer gim tersebut karena tidak akurat secara historis. Gim ini menceritakan bahwa kota Paris telah dijelajahi dengan Animus (teknologi fiksi yang memberikan akses ke masa lalu) yang menunjukan rekonstruksi yang sebenarnya. Gim ini mencoba untuk menyampaikan sejarah dengan latar tempat dan rekonstruksi yang rekayasa namun tetap berdasarkan kejadian sejarah sebenarnya. Selain itu, pada bulan November 2014, perilisan Assassin's Creed: Unity mendeskripsikan Revolusi Perancis dengan "gambarannya sendiri". Hal ini menyebabkan kehebohan nasional dan perhatian publik yang memuncak di bulan perilisan gim tersebut.

Penggunaan sejarah di dunia gim juga memberikan wawasan dan pembelajaran terhadap pemain. Menurut penelitian berdasarkan gim bergenre FPS (First Person Shooter) yang berjudul Call of Duty, pemain telah memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan sejarah militer, senjata dan konteks. Pembelajaran sejarah dari gim dapat menambah wawasan sejarah, sehingga bisa dianggap sebagai pembelajaran subtitusi. Saya sendiri sebagai penggemar franchise Call of Duty merasakan hal yang sama dengan para pemain worldwide, yaitu mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai isu-isu politik, sejarah konflik peperangan, dan lain sebagainya. Secara pribadi, saya tidak tertekan oleh propaganda militer yang ada di beberapa gim bertema militer. Karena gim menurut saya hanyalah sebuah sarana penghibur untuk waktu luang.

Semua hal ini kembali kepada gim yang dimainkan dan karakteristik gim tertentu. Jika gim yang dimainkan menggunakan sejarah yang direkayasa, maka hal ini akan berakibat fatal. Dikarenakan terdapat skenario dimana pemain mempercayai atau dimanipulasi penyampaian alur sejarah yang direkayasa tentang sejarah yang "sebenarnya" padahal hal ini tidak akurat dan tidak menceritakan hal yang benar namun fiksi. Ini merupakan hal yang sering dijadikan bahan kontroversi di media massa. Jika gim yang dimainkan memiliki keakuratan historis yang tinggi, maka hal ini dapat mengembangkan pemikiran pemain.

Dok cdn.akamai.steamstatic.com

Pada tahun 2010, penerbit videogame Amerika bernama Activision merilis gim yang berjudul Call of Duty: Black Ops. Gim ini menggunakan latar sejarah Perang Dingin di tahun 1960-an, gim ini menggunakan beberapa tokoh sejarah untuk menceritakan alur cerita, salah satunya adalah Fidel Castro. Fidel Castro adalah diktator Kuba yang menentang 11 pemerintahan presiden AS. Fidel Castro sering digambarkan sebagai penjahat dalam budaya populer Amerika. Call of Duty: Black Ops membuat negara Kuba geram dikarenakan salah satu misi yang kontroversial di gim tersebut. Di dalam sejarah, Fidel Castro sering dijadikan target percobaan pembunuhan oleh AS. Percobaan pembunuhan ini adalah misi pertama dalam gim, sehingga hal ini segera diperhatikan di arus utama. Sehari setelah peluncuran gim tersebut, Cubadebate yang dikelola pemerintah Kuba menyebutnya sebagai bagian dari propaganda Amerika yang "sesat". Hal ini merupakan pencemaran nama baik bagi negara Kuba. Cubadebate tidak setuju dalam alur sejarah yang sengaja direkayasa dijadikan hal yang mungkin secara virtual. Cubadebate juga menyatakan bahwa mereka tidak menyukai gim Call of Duty: Black Ops dikarenakan hal ini merangsang sikap sosiopat terhadap anak-anak dan remaja Amerika Utara. Meskipun terdapat kontroversi yang besar, Call of Duty: Black Ops tetap menjadi gim dengan peminat yang banyak dan menjadi simbol kepahlawanan militer Amerika yang dibanggakan.

Agar menghindari adanya kontroversi mengenai alur cerita di gim, maka sebaiknya menggunakan referensi yang dipercaya dan tidak merekayasa berlebihan. Alur yang diceritakan juga harus berstruktur yang sama. Permainan gim diperlukannya konteks di permulaan gim atau di intro untuk mengetahui awal mula cerita atau berdasarkan pada sejarah apa. Penokohan, rekonstruksi, alur, dan banyak lagi mempunyai peran masing-masing di dalam sejarah. Jika peran-peran tersebut tidak dieksekusi dengan baik, maka akan hilangnya impact dari orisinalitasnya. Dengan itu, media akan menyorot ke publik bahwa adanya ketidakbenaran.

Penyampaian cerita di dalam gim sangat dibutuhkan revisi ulang sebelum gim dirilis ke publik agar tidak terjadi kesalahpahaman. Keakuratan dalam gim yang menggunakan latar historis memerlukan revisi, hal ini wajib diperhatikan agar tidak terjadi pandangan yang berbeda dan tidak memulai ideologi yang merugikan. Tidak ada salahnya menggunakan alur yang direkayasa, justru hal ini bisa menjadi salah satu karakteristik keunikan di bagian penceritaan gim. Penceritaan ulang sejarah seharusnya tetap setia pada orisinalitasnya agar pemahaman publik tidak berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline