Lihat ke Halaman Asli

Mia Surya

Mahasiswa

Korelasi Antara Kematangan Emosi dan Kemampuan Akademik Siswa

Diperbarui: 6 Januari 2025   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Mia Surya Fatzila
 

Kesuksesan akademik siswa sering kali dikaitkan dengan kecerdasan intelektual semata, namun pada kenyataannya, kemampuan intelektual bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan siswa di bidang akademik. Salah satu aspek yang tak kalah penting adalah kematangan emosi.


Kematangan emosi mencerminkan kemampuan individu untuk memahami, mengelola dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat dan efektif. Dalam konteks pendidikan, siswa yang memiliki kematangan emosi cenderung lebih mampu menghadapi tekanan akademik, mengelola konflik interpersonal, serta mempertahankan fokus dan motivasi belajar.

Sebaliknya, kurangnya kematangan emosi dapat menyebabkan siswa kesulitan mengatasi stres, kehilangan semangat belajar, hingga menurunnya prestasi akademik. Hal ini menunjukkan bahwa kematangan emosi tidak hanya berpengaruh pada kesejahteraan psikologis siswa, tetapi juga memiliki korelasi yang signifikan dengan kemampuan akademik mereka.

Apa Itu Kematangan Emosi?

Kematangan emosi adalah kemampuan untuk memahami, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat dan konstruktif. Menurut Murray (1997: 1) kematangan emosi adalah suatu kondisi mencapai perkembangan pada diri individu dimana individu mampu mengarahkan dan mengendalikan emosi yang kuat agar dapat diterima oleh diri sendiri maupun orang lain. Individu yang matang secara emosional lebih mampu mengontrol implus, memunjukan  empati dan mengelola setres dengan baik.

Dalam konteks siswa, kematangan emosi mencakup kemampuan untuk menghadapi tekanan belajar, mengatasi kegagalan, dan menjaga hubungan sosial yang sehat di lingkungan sekolah.

kematangan emosi memiliki korelasi positif yang signifikan dengan kemampuan akademik siswa. Siswa dengan kematangan emosi tinggi cenderung memiliki kemampuan akademik  lebih karena mampu mengelola setres dan tekanan belajar.

Siswa sering menghadapi tekanan belajar, seperti ujian, tugas yang menumpuk, atau ekspektasi tinggi dari lingkungan. Siswa dengan kematangan emosi yang baik lebih mampu mengelola stres ini sehingga tidak memengaruhi fokus belajar mereka. Sebaliknya, siswa yang kurang matang secara emosional cenderung mudah merasa cemas atau frustrasi, yang dapat menghambat kinerja akademik.

Siswa yang matang secara emosional juga memiliki motivasi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan akademik. Mereka mampu menghadapi kegagalan sebagai pelajaran, bukan hambatan. Sikap ini membuat mereka lebih tangguh dan terus berusaha meningkatkan kemampuan akademik mereka meskipun menghadapi tantangan.

Dalam dunia pendidikan, kemampuan bekerja dalam tim sangat penting. Siswa yang matang secara emosional cenderung lebih mudah bekerja sama dengan teman sekelas dan membangun hubungan baik dengan guru. Hal ini berdampak positif pada proses pembelajaran, terutama dalam kegiatan diskusi kelompok atau proyek kolaboratif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline