Lihat ke Halaman Asli

Star Trek Into Darknes (bukan perang bintang)

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tiba - tiba kapten kirk berlari keluar dari sebuah kuil dan diikuti oleh segerombolan masyarakat suku di planet nibiru, sambil berlari membawa gulungan yang ternyata dewa masyarakat planet nibiru tiba - tiba ada seekor hewan besar yang menghalanginya. Di lain tempat di pesawat angkut kecil ada spock beserta uhura dan sulu sedang berusaha untuk menghentikan letusan gunung berapi yang akan menghacurkan kehidupan di planet nibiru.

Itulah sepenggal kisah pembuka di awal film Star trek into darknes. Di mulai dari penyelamatan planet nibiru yang hampir mengorbankan spock serta penampakan pesawat U.S.S Enterprise yang merubah kepercayaan masyarakat suku nibiru yang menganggap U.S.S Enterprise adalah dewa dan disembah.

Seperti film star terk yang sebelumnya selalu saja ada konflik antara kapten kirk dan spock, perbedaan pendapat yang disebabkan karena kapten kirk menggunakan naluri sedangkan spock terlalu menggunakan logika dan keadaan bahwa orang vulcan tidak dapat berbohong.

Pengejaran terhadap seorang buronan yang ternyata seorang prajurit dari masa lalu yang dihidupkan kembali oleh laksamana Marcus. Sehingga membuat sebuah pertaruhan nyawa bagi seluruh awak di U.S.S Enterprise karena harus mengejar buronan sampai ke Planet Klington.

Pertarungan yang tidak seimbang di planet klington. Kedatangan tiba - tiba seorang buronan yang datang membantu kelompok kapten kirk lalu menyatakan diri untuk menyerah.

Banyak sekali twist di film ini. Dan sebuah pesan tentang persabatan dan keluarga. Bagaimana rasa kehilangan itu. Bagaimana rasa takut itu datang ketika ajal menjemput. Rasa kesepian ketika semua hal yang kita cintai telah pergi. Siapa keluarga kita, dia adalah sahabat kita orang yang selalu berada diantara kita.

Salam ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline