Lihat ke Halaman Asli

Kau, Luar Biasa Bagiku

Diperbarui: 6 Januari 2016   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

googling

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="googling"][/caption] Tuhan...

Nay tak bisa teruskan doanya. Hanya isak tangis yang menyesak. Ia percaya Tuhannya tau yang akan ia ucapkan. Ia berusaha redakan tangisnya. Segumpal sesah di dadanya sungguh menyiksa.

Apa artinya ini Tuhan...

Terbayang percakapan di kotak kompinya siang hingga sore tadi. Apa katanya tadi? Teriak Nay dalam hati. Kini aku hanya bisa bercakap dengan-Mu. Aku tak sanggup bercakap dengannya, jerit Nay dalam tangisnya. Kata-katanya. Kata yang ditulisnya. Oh...tak sanggup aku untuk mengingatnya. Bisa-bisanya aku tak penting baginya, mengingatnya sedikit saja kata itu, membuat Nay makin lemas.

Hari ketiga tanpa kontak dengannya, Tuhan...

Cairkan hatinya yang beku, Nay meneruskan permohonannya. Berharap ada pesan darinya siang ini.

----

Sebelum hari itu. Malam merambat, mendekap lelakinya dalam hangat. Mereka diam dalam bisu. Merasakan kehangatan bersama. Air matanya mulai menetes bahu lelakinya. Bahagia akan cinta yang ia rasakan. Ia tak ingin lepaskan. Tangannya digenggam oleh lelakinya. Tanda pengusir rindu. Pelukannya pun makin erat. Motor melaju pelan. Lalu lalang kendaraan melibas menyisakan kepulan beracun. Mereka bercengkerama tak peduli. Dalam hening masing-masing. Tubuh mereka makin melekat. Ia menarik nafas. Sebentar lagi akan sampai dan ia akan turun. Pulang. Diiringi angin malam yang makin dingin. Namun cintanya tak akan pernah tersapu sang bayu.

---

Hai..boleh aku sms?

Sedang apa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline