Lihat ke Halaman Asli

Berantakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

13-06-2011 (10:38)

Du rindu rin

Rindu langit jingga, saksi

Rindu tanah cokelat, saksi

Rindu senyuman matahari

Rindu pelindung tembok china

Segala

Berubah begitu cepat

aku sadari saat menghela nafas

Nafas pertengahan malam

Hidup

Pola makan, terjadwal..

Pola cinta, tak terjadwal..

BERANTAKAN

Pola hidup tak karuan

Pola baju tak sesuai

Pola pola pola

Tanya hati

Darimana aku mengerti isi hatimu jika,

Semua tak pernah terucap hanya tersimpan terkunci

Ku dobrak pun percuma hanya membuang keringat!

Mesin ini tidak berjalan seperti biasa, Error

Hatiku kemana? Aku mencari? Kemana?

Ke laut atau ke sawah? Atau ke sungai? Kemana pergi?

Mendekat padaku mendekat pada hatiku..

Kem-ba-li

Apa perlu kunci?

Kunci cadangan telah hilang, mengikuti jejak kunci utama

Reparasi kunci tutup!

Darimana aku tau isinya?

Dari sudut langit yang entah dimana?

Lari lari lari……….

Gubrak! Jatuh bangun lagi..

Mencari yang hilang tak kembali

Memanggil tak ada yang menjawab

Jawab aku jawab aku

Sepasang mata bola, menatapku heran

Aku aneh mencarimu? Mencarinya? Mencari cinta?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline