Benarkah Adam Manusia Pertama?
M. Rizky Yanuar Aufar
.Manusia sebagaimana umumnya yang kita ketahui adalah makhluk ciptaan tuhan yang debekali suatu pembeda dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainnya yakni akal. Dimana akal ini sesungguhnya bukanlah berupa otak yang bisa berfikir saja, karena menurut saya hewanpun juga memiliki akal, namun berupa insting. Dan manusia sebagai khalifah di muka bumi diberi akal dalam artian “mencari kebenaran”.
Mengenai asal usul manusia, pada dasarnya sebagaimana pengetahuan awal yang selama ini kita pelajari mulai dari pendidikan yang paling dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi, bahwasanya adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh ALLAH SWT yang berasal dari tanah. Untuk menemani kesepian adam di surga maka diciptakanlah hawa sebagai pendamping hidupnya yang menurut beberapa pendapat bahwasanya dalam kitab perjanjian baru dinyatakan bahwa hawa diciptakan dari tulang rusuk adam. Sebagian ulama juga menafsirkan al quraan sama dengan hal tsb, sebagian pula yang menafsirkan hawa tercipta dari sisa tanah penciptaan adam. Wallahu a’lam yang pasti bahwa dalam al qur’an tidak dijelaskan secara rinci melainkan semua itu menurut saya hanyalah penafsiran para ulama.
Pertanyaan saya adalah ‘’mengapa al Qur’an tidak menjelaskan secara rinci tentang hal tersebut?’’ menurut saya pribadi karena ini bukanlah pokok dalam ajaran islam dan pendapat saya al qur’an bukanlah kitab/buku ilmu pengetahuan pada umumnya melainkan kitab yang berisi tentang sangat sangat banyak tanda tentang ilmu pengetahuan, di mana kesempurnaan pengetahuan terletak pada akal manusia. Karena menurut saya sesungguhnya islam hanya milik orang-orang yang berakal. Maka tidak masuk akal ketika sebagian golongan menganggap kafir orang-orang yang menggunakan akalnya. Buat saya manusia tidak memiliki hak untuk menyatakan seseorang lainnya kafir atau tidak, buat saya itu adalah hak preogatif Tuhan.
Apakah adam manusia pertama?
Pertanyaan mendasar dalam pembahasan ini adalah “ Apakah Adam ( nabi adam )manusia yang paling pertama atau bukan? yang kedua “ apakah sebelum nabi adam( adam yang kita pahami sebelumnya) terdapatmanusia lain atau adam-adam lain?’’
Mari kita coba menjawab pertanyaan apakah sebelum adam didahului oleh makhluk lain?. Hal ini diterangkan dalam al qur’an bahwasanya sebelum penciptaan adam telah diciptkan makhluk lain berupa jin dan malaikat. Semua ulama dalam hal ini sepakat kalau tidak ada perbedaan .
Kemudian selanjutnya ‘’apakah adam adalah manusia pertama?”, dalam al qur’an surat al baqarah ayat 30‘’ ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi’’, mereka berkata ’’mengapa engkau hendak menjadikan khalifah dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau?’’ Tuhan berfirman,’’sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui’’.
Timbuldalam benak saya, dari mana malaikat ini tahu bahwa manusia itu senantiasa berbuat kerusakan dan pertumpahan darah?. Ada 3 kemungkinan jawaban untuk menjawab persoalan ini yakni:
- Bahwa malaikat mempunyai kemampuan mengetahui apa saja yang akan terjadi kedepan?
- Bahwa pengetahuan malaikat diberitahu langsung oleh tuhan?
- Bahwa pengetahuan malaikat tersebut berawal dari pengalaman bahwasanya sebelum diangkatnya adam menjadi khalifah telah ada adam-adam yang lain?
Dalam pembahasan ini, yang saya ketahui bahwa sifat malaikat dalam hal pengetahuan, mereka tidak mengetahui sesuatu melainkan pengetahuan yang diberikan oleh ALLAH SWT. Sebagaimana surah al baqarah:32 ‘’mereka menjawab, ‘’maha suci engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya engkaulah yang maha mengetahui lagi maha bijak’’. Dari ayat ini menjadi sinyal dalam menggugurkan point 1 bahwasanya malaikat tidaklah mungkin mempunyai pengetahuan sesuatu yang akan terjadi ke depan. Tetapi apakah pengetahuan malaikat tsb diberi secara langsung oleh tuhan pada saat itu juga? Yang pasti bahwa tidak ada dalil dan ayat yang memastikan hal tersebut serta kalimat terakhr dari ayat tersebut menjadi premis balik dalam menggugurkan point ke dua ini (sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui). Sehingga kemungkinan besar yang mendekati kebenaran yang sesungguhnya adalah point ke 3 bahwa malaikat punya pengetahuan sebelumnya tentang sifat dari manusia yang selalu berbuat kerusakan dan pertumpahan darah artinya adam yang kita pahami sekarang bukanlah adam atau manusia yang paling pertama melainkan masih ada adam-adam sebelumnya.
Jika kita membahas mengenai keberadaan berbagai ras hari ini secara antropologi dan ilmu genetika menjadi tanda-tanda adanya adam-adam lain secara bersuku-suku/ras yang berbeda, karena ketika kita memahami bahwa manusia yang paling pertama adalah adam ( adam yang sebelumnya kita pahami) dan hawa sebagai istrinya, pertanyaan yang muncul kalau sejarah populasi hidup manusia berasal dari satu pasang induk, kenapa bisa muncul perbedaan seperti ras yang begitu bervariasi sampai hari ini? Kenapa kita tidak satu ras saja sebab kita berasal dari satu gen yang sama yakni adam dan hawa?. Inilah salah satu argumen yang mendukung ada kemungkinan besar adam diciptakan secara bersuku-suku/ ber ras-ras/berbangsa-bangsa dalam satu pasang yang berbeda, perkawinan silang yang muncul dari ras yang berbeda inilah yang melahirkan keanekaragaman sampai hari ini. Sebagaimana dalam alqur’an bahwa sesungguhnya manusia itu diciptakan berpasang-pasangan dari laki-laki perempuan, bersuku-suku dan berbangsa supaya mereka sling kenal mengenal. Jadi perkawinan yang terjadi adalah perkawinan silang antara suku/bangsa yang berbeda. Sebab kalau kita merujuk pada kisah keberadaan manusia yang dianggap pertama adalah adam dan hawa, dimana dari keberadaan 2 orang ini lah yang melahirkan keturunan hingga sampai kurang lebih 3 milyar penduduk dunia sekarang, argument ini sangatlah lemah secara akal sehat sebab manusia pada hakekatnya secara fisik mempunyai keterbatasan dalam menghasilkan keturunan.
Kemudian yang menjadi perhatian saya juga adalah kisah habil – qabil yang menikah secara silang dengan saudaranya sendiri dapat menjadi pembenaran atas perkawinan antar saudara, padahal ALLAH SWT sendiri yang melarang dan mengharamkan perbuatan tersebut. Perlu kita ketahui bahwasanya hukum tuhan adalah konsisten dan tidak berubah-ubah.
Kembali ke surat al baqarah ayat 30 tadi, ketika tuhan berkata,” aku hendak menjadikan khalifah tull fill ardy ( pengganti/pemimpin di dunia) ini berarti seorang pengganti secara logika hal ini meniscayakan adanya yang diganti, seorang pemimpin berarti meniscayakan adanya yang dipimpin?.berarti sebelum diangkatnya adam sebagai pemimpin itu artinya telah ada ummat sebelumnya yang diciptakan untuk dipimpin oleh adam. Hal ini sejalan dengan teori kenabian bahwasanya semua nabi yang diutus oleh tuhan tiada lain adalah pembawa petunjuk/risalah tuhan sebagai pedoman hidup manusia dari kejahiliaan dan kebodohan. Sehingga adam layak dan disebut sebagai nabi ( nabi adam ), dimana diangkatnya sebagai pemimpin karena adanya masa dimana kejahiliaan juga merajalela, sebagaimana informasi dari surah al baqarah ayat 30 tadi dimana manusia senantiasa berbuat kerusakan dan pertumpahan darah.
Lalu kalau kita lihat surat Ali Imran ayat 33 ‘’sesungguhnya ALLAH telah memilih Adam,nuh,keluarga Ibrahim, dan imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Ini pertanda secara prinsip logika, ALLAH telah memilih keluarga Ibrahim melebihi ummat pada masanya berarti ada keluarga selain dari keluarga Ibrahim pada masanya yang tidak terpilih, begitupun dengan keluarga nuh dan keluarga imran serta keluarga adam yang mengindikasikan bahwa ada ummat/keluarga pada masa adam yang tidak terpilih oleh ALLAH SWT.
Tetapi ditengah penafsiran itu, pertanyaan yang paling mendasar adalah apa sesungguhnya maknawi adam dalam al qur’an? Sebenarnya, menurut saya pribadi dalam al qur’an ada dua pemaknaan tentang adam yaitu adam sebagaimana adalah manusia yang paling pertama dan yang kedua inilah yang kita pahami sebelumnya bahwa adam sebenarnya adalah manusia pertama yang rasional(berakal), dari sinilah munculnya peradaban sebab kecerdasan yang dimiliki oleh adam ini merupakan kecerdasan yang diberikan secara langsung oleh tuhannya lewat perantaraan kalam Nya.’’dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman: ‘’sebutkanlah kepadaku nama-nama benda itu juka kamu memang orang-orang yang benar’’.(QS 2:31).
‘’Allah berfirman :’’hai adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini’’, maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu. Allah berfirman : ‘’bukankah sudah ku katakan kepadamu, bahwasanya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?’’.(QS 2:32). Nah kecerdasan adam inilah yang membuat malaikat bersujud kepada adam atas perintah Tuhan.
Untuk membuktikan dalam ilmu pengetahuan tentang konsep ini, ada beberapa bukti yang isa kita bahas. dalam ilmu purbakala sejarah, penemuan fosil-fosil manusia yang hidup berjuta-juta tahun yang lalu, menjadi titik terang kebenaran konsep ini. Meskipun penemuan fosil yang disebut dengan manusia purba tersebut bukanlah manusia purba yang terbentuk dari evolusi kera sebagaiamana yang dikatakan oleh Darwin melainkan manusia purba yaitu manusia yang hidup sebelum keberadaan nabi adam as.
Ya, terus terang sampai saat ini saya masih meyakini, kalau Adam ( nabi adam ) bukanlah mutlak manusia yang paling pertama, namun sebagai manusia rasioanal ( berakal ) yang ada pertama,sebagai khalifah ( wakil Tuhan di muka bumi) untuk memimpin “manusia-manusia” sebelumnya yang belum beradab. Dan sejak terciptanya Nabi Adam, barulah dimulai peradaban manusia berakal.
Namun semua pembahasan dan kesimpulan saya ini hanyalah benak dan pikiran saya selaku manusia berakal yang menjadi tempatnya salah, tidak ada yang pasti, yang ada hanyalah kemungkinan, mungkin benar dan mungkin salah. Karena saya adalah bagian dari kalian, makhluk yang memiliki sifat sangat terbatas. Ditambah ilmu saya yang masih sangat rendah. Tapi yang pasti kebenaran mutlak punya hanya Dzat yang diluar dimensi kita, Dzat yang memiliki sifat tak terbatas namun esensi kuantitas terbatas.Dzat yang mampu menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Azza wa jalla
Billahi Taufik Wal Hidayah
Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wabarakah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H